Kajian Empiris KAJIAN PUSTAKA

4. Guru mengatur tempat duduk menjadi huruf U dengan kelompok pertama dan kedua saling berhadapan. 5. Ketika masing-masing kelompok sudah berada di posisi yang sudah ditentukan, guru meniup peluit tanda setiap siswa mulai bergerak mencari pasangan pertanyaan dan jawaban yang cocok. 6. Guru memberi kesempatan kpada siswa untuk berdiskusi. 7. Pasangan yang sudah bertemu menunjukkan kartu pertanyaan dan kartu jawabannya kepada kelompok penilai. 8. Kelompok penilai membacakan sepasang kartu yang sudah dikumpulka. 9. Guru mengkonfirmasi jawaban. 10. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan.

2.2 Kajian Empiris

Beberapa hasil penelitian yang relevan tentang model pembelajaran Make A Match yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya, dkk 2014 volume 2 no.1 tahun 2014, yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Di Gugus III Kecamatan Rendang” menunjukkan bahwa model pembelajaran make a match berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 24,36 sedangkan rata-rata yang diperoleh kelas kontrol yaitu 21,06. 2. Suatnaya, dkk 2015 dalam “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match Berbantuan Media Benda Asli Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV” volume 3 no.1tahun 2015. Menunjukka bahwa t hitung t tabel yaitu 23,47 20,21. Dari data tersebut dapat dibuktikan bahwa model pembelajaran make a match berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran lebih bersifat student centered dan juga dalam aktivitas siswa selama pembelajaran Kooperatif Make A Match benar- benar memberdayakan potensi siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya. 3. Makmur Sirait dan Putri Adilah Noer 2013 dalam penelitian eksperimen dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa” volume 1 no.3 tahun 2013, menunjukkan data rata-rata kelas ekperimen adalah 70,17 sedangakn rata-rata untuk kelas kontrol adalah 62. Juga aktivitas siswayang mulanya 72,84 cukup setelah menggunakan model make a matchmenjadi 82,98 baik. hal ini menunjukkan bahwa model make a match berpengaruh terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa. Hal ini dikarenakan pada model pembelajaran kooperatif tipe make a match memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling memberikan pendapat atau ide yang mereka miliki. 4. Fuzy, dkk 2013 dalam “Penerapan Model Pembelajaran Tipe Make A Match pada Mata Pelajaran Matematika untuk Meningkatkan Hasil Belajar” volume 5. No.1 tahun 2013.terbukti daapt meningkatkan hasil belajar matematika kelas II SDN Harjasari. 5. Dalam penelitian ekperimen olehSuparta, dkk 2015 dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match terhadap Motivasi dan Hasil Belajar” volume 5 tahun 2015. Dari hasil penelitian terbukti model make a match dapat mempengaruhi hasil belajar dan juga motivasi belajar dibuktikan dengan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan juga kelas control. Hal ini disebabkan karena suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat. 6. Penelitian oleh Ghada vol 1 no 1 tahun 2011 dalam Jurnal Internasional Department of Education, Lebanese American University, Lebanon “A Match or a Mismatch between Student and Teacher Learning Style Preferences”. Hasil penelitian menunjukkan siswa Lebanon memiliki preferensi untuk beberapa gaya belajar, salah satunya menggunakan model yang berbeda-beda dalam setiap pengajarannya. Salah satu model yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu model pembelajaran kooperatif. 7. Penelitian yang dilakukan oleh Maonde, dkk 2015 dengan judul The Discrepancy of Students’ Mathematic Achievement through Cooperative Learning Model, and the ability in mastering Languages and Science”. Hasil menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah dilakukan pembelajaran menggunakan beberapa macam pembelajaran kooperatif. 8. Penelitian yang dilakukan oleh Sugar, dkk tahun 2010 yang berjudul “Examining the Anatomy Of a Screencast : Uncovering Common Elements and Instructi onal Strategies”, menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2.3 Kerangka Berpikir