Kemajuan Dalam Bidang Kebudayaan atau Peradaban
Ketiga, peranan keluarga Barmak yang sengaja dipanggil oleh khalifah untuk mendidik keluarga istana dalam hal pengembangan keilmuan. Keluarga
Barmak adalah keluarga yang mempunyai kecerdasan dan berbudi luhur, secara turun-temurun keluarga ini banyak mencurahkan waktunya untuk mendidik atau
membantu mengembangkan intelektual keluarga istana Bani Abbas. Keempat, aktifitas penerjemahan literatur-literatur Yunani ke dalam bahasa
Arab demikian besar dan ini didukung oleh khalifah yang memberi imbalan yang besar terhadap para penerjemah. Imbalan yang diberikan kepada penerjemah
adalah berupa emas seberat buku yang diterjemahkan dan para penerjemah didatangkan dari kaum Muslim dan non-Muslim.
Kelima, relatif tidak adanya pembukaan daerah kekuasaan Islam dan pemberontakan-pemberontakan menyebabkan stabilitas negara terjamin sehingga
konsentrasi pemerintah untuk memajukan aspek sosial dan intelektual menemukan peluangnya.
Keenam, adanya peradaban dan kebudayaan yang heterogen di Baghdad menimbulkan proses interaksi antara satu kebudayaan dan kebudayaan lain.
Ketujuh, situasi sosial Baghdad yang kosmopolit di mana berbagai macam suku, ras, dan etnis serta masing-masing kulturnya yang berinteraksi satu sama lain,
mendorong adanya pemecahan masalah dari pendekatan intelektual. Menurut Philip K. Hitti bahwa pada periode Abbasiyah, yang disebut
sebagai sekolah dasar kuttab biasanya merupakan bagian yang terpadu dengan masjid, atau bahkan memfungsikan masjid sebagai sekolah. Kurikulum utamanya
dipusatkan pada Alquran sebagai bacaan utama para siswa dan para siswa diajari pula keterampilan baca-tulis. Hampir dalam seluruh kurikulum yang diajarkan,
metode menghafal sangat dipentingkan.
70
Anak-anak perempuan mendapat kesempatan yang sama dengan anak laki-laki untuk mengetahui ajaran-ajaran
agama pada tingkatan yang lebih rendah sesuai dengan kemampuan pikiran mereka untuk menerimanya.
71
Selain diajari keterampilan baca-tulis dan menghafal Alquran, Ilmu pengetahuan yang lainnya pun berkembang pesat. Ilmu pengetahuan umum yang
berkembang di masa Dinasti Abbasiyah pada saat itu yaitu ilmu astronomi, filsafat, kedokteran, matematika, geografi, fisika, kimia, sastra, sejarah, sosiologi
dan ilmu politik, arsitektur dan seni rupa, dan musik. Adapun pengembangan ilmu pengetahuan umum secara terperinci adalah
sebagai berikut: