Geografi dan Sejarah Kemajuan Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan
“Kitab al-Manazir” mengenai ilmu cahaya diterjemahkan ke bahasa Latin di masa Gerard of Cremona dan disiarkan pada tahun 1572.
89
Alhazen dalam teorinya menemukan sebuah cekung bulat atau sebuah cembung bundar dan sebuah kaca yang berbentuk silinder atau sebuah cermin
tirus dapat dipergunakan untuk mencari di mana letak suatu benda. Dan Alhazen melalui percobaannya menemukan lensa pembesar, dan penemuannya itu timbul
dari teorinya tentang cahaya dan sinar. Selain itu, Alhazen menemukan kaca teleskop dan kaca mikroskop.
90
Adapun karangan-karangan Alhazen, sejarah mengatakan bahwa karangan- karangan Alhazen telah hancur, sehingga yang tersisa adalah judul-judul tulisan
itu saja. Sedangkan, ilmu kimia sudah ada sebelum bangsa Arab menemukannya,
akan tetapi ilmu kimia belum dikenal oleh kalangan orang banyak. Meskipun bangsa Yunani sudah mengenal zat-zat kimia namun bangsa Yunani belum
mengetahui subtansi unsur-unsur zat kimia, seperti alkohol, asam sulfur, acqua regia, dan asam nitrat. Dari unsur-unsur tersebut, bangsa Arablah yang
menemukan itu semua. Bersamaan dengan itu, bangsa Arab menemukan potasium, salam moniak, nitrat perak, sublimat korosif, dan preparasi mercuri.
Sejarah menceritakan tentang penemuan bangsa Arab terhadap ilmu kimia, yaitu cara penguapan, kristalisasi, pembekuan, sampai proses ekstraksi. Adapun
istilah-istilah kimia yang dikemukakan oleh bangsa Arab, yaitu alkohol, alembik, alkali, eliksir, dan kimia itu sendiri.
89
Sunanto, op.cit., h. 101.
90
Ibid., h. 102.
Jabir Ibn Hayyan adalah tokoh pertama dari ilmu pengetahuan dalam bidang kimia. Beliau hidup dari tahun 721-815 M 103-200 H. Karya utamanya adalah
Seratus Dua Belas Buku, Tujuh Puluh Buku yang sebagian besar diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, dan Buku Setimbangan yang membahas teori keseimbangan
yang mendasari seluruh teori kimia Jabir.
91
Para ahli kimia Muslim belakangan mengklaim bahwa Ibn Hayyan adalah guru mereka. Bahkan yang terbaik dari mereka sekalipun, misalnya seorang
penyiar negarawan Persia, al-Thughrai w. ± 1121, dan Abu al-Qasim al-Iraqi, yang hidup pada paruh kedua abad ke-13, hanya menambahkan sedikit perbaikan
terhadap metodenya.
92