Latar Belakang Pendidikan KEMAJUAN UMAT ISLAM DIMASA BANI ABBASIYAH STUDI KASUS: KEMAJUAN DI BIDANG KEILMUAN DIMASA HARUN AL-RASYID

dengan ajaran Islam. Dalam bukunya Al-Kharaj yang dipersembahkan kepada khalifah. Abu Yusuf memberi pesan dalam kata pengantarnya. Tegakkanlah kebenaran, jauhkan diri anda dari memutuskan segala bentuk perkara dengan hawa nafsu dan kemarahan. Pandanglah setiap manusia itu sama, yang dekat ataupun jauh. Saya menasehati Anda ya Amrul Mukminin agar menjaga apa yang diperintahkan Allah dan memelihara amanah-Nya. 18 Demikian perhatiannya khalifah Harun Al-rasyid fiqih dan fuqaha telah dicatat sejarah sebagai salah satu faktor membantu mengantarkan fiqih menuju puncak kecermelangan. Harun Al-rasyid, seorang khalifah yang taat beragama, shalih, dermawan, hampir bisa disamakan dengan Khalifah Umar bin Abdul Azis dari Bani Umayyah. Jabatan khalifah tidak membuatnya terhalang untuk turun ke jalan- jalan pada malam hari, tujuannya untuk melihat keadaan rakyat yang sebenarnya. Ia ingin melihat apa yang terjadi dan menimpa kaum lemah dengan mata kepalanya sendiri untuk kemudian memberikan bantuan. 19 Di antara sifat-sifat khalifah Harun ar-Rasyid yang amat menonjol ialah beliau kadang-kadang diumpamakan sebagai angin ribut yang kencang dan kadang pula sebagai angin yang bertiup sepoi-sepoi basah, beliau lebih mengutamakan akal daripada emosi, kalau marah beliau begitu garang dan menggeletar seluruh tubuh dan kalau memberi nasihat beliau menangis terseduh- seduh. 20 18 Ibid., h. 62 19 Fandi Firmansyah, Harun Ar-Rasyid Sang Khalifah Abbasiyah, http:fandifirmansyah. blogspot.co.id201304harun-ar-rasyid-sang-khalifah-abbasiyah.html , diakses pada tanggal 20 agustus 2015, h. 2. 20 Kasmiati, Harun Ar-Rasyid, h. 94.

D. Kekhalifahan Harun Al-rasyid

Sebelum menjadi khalifah, ia pernah memegang jabatan gubernur selama dua kali, di as-Saifah pada tahun 163 H \779 M dan di Magribi pada tahun 780 M. Setelah sempat dua kali menjadi gubernur, pada tahun 166 H782 M Khalifah Al- Mahdi mengukuhkannya menjadi putra Mahkota untuk menjadi khalifah sesudah saudaranya, Al-Hadi, dan setelah pengukuhannya empat tahun kemudian yakni tepatnya pada tanggal 14 September 786 M Harun ar-Rasyid memproklamirkan diri menjadi khalifah, untuk menggantikan saudaranya yang telah wafat. 21 Pada masa pemerintahan Harun Al-rasyid, pemerintahannya merupakan pemerintahan yang paling baik dan terhormat, bersih dan penuh kebijakan serta paling luas daerah pemerintahannya. Khalifah Harun Al-rasyid adalah khalifah paling diminati oleh para alim ulama, para penyair, ahli-ahli fiqih, pembaca- pembaca al-Quran, juri-juri, penulis-penulis dan teman-teman. Harun Al-rasyid mempunyai hubungan yang rapat dengan setiap orang dari mereka dan menyanjung mereka dengan setinggi-tingginya. 22 Harun Al-rasyid memperhatikan keamanan dan kesejahteraan rakyat, untuk itu Harun Al-rasyid sangat teguh menghadapi pemberontakan yang muncul di berbagai wilayah, tidak menyia-nyiakan rakyat yang berbuat baik, tidak melambatkan pembayaran upah dan dikenal amat pemurah. 23 Pada masa pemerintahan khalifah Harun Al-rasyid, kekuasaannya sangat luas, yang terbentang dari daerah-daerah Laut Tengah di sebelah barat sampai India disebelah timur. 21 Kasmiati, Harun Ar-Rasyid, h. 93. 22 Syalaby, op.cit., h. 110. 23 Saefuddin, Zaman, op.cit., h. 40. Pada tahun 800 M 184 H Baghdad telah menjadi kota metropolitan dan kota utama bagi dunia Islam, yakni sebagai pusat pendidikan, ilmu pengetahuan, pemikiran, dan peradaban Islam, serta pusat perdagangan, ekonomi, dan politik. 24 Di masa pemerintahannya, Harun Al-rasyid mampu: 1. Mewujudkan keamanan, kedamaian serta kesejahteraan rakyat. 2. Membangun kota Baghdad dengan bangunan-bangunan megah. 3. Membangun tempat-tempat peribadatan. 4. Membangun sarana pendidikan, kesehatan, dan perdagangan. 5. Mendirikan Baitul Hikmah, sebagai lembaga penerjemah yang berfungsi sebagai perguruan tinggi, perpustakaan, dan penelitian. 6. Membangun majelis Al-Muzakarah, yakni lembaga pengkajian masalah-masalah keagamaan yang diselenggarakan di rumah-rumah, masjid-masjid, dan istana. E. Wafatnya Khalifah Harun Al-rasyid Pada perjalanan untuk menumpas kaum pemberontak di Khurasan, Harun Al-rasyid tertimpa penyakit dan terpaksa berhenti bersama rombongan di desa Sanabat di dekat Tus, dan di tempat ini pula beliau meninggal dunia, tepatnya pada tanggal 4 Jumaditsani, 193 H 809 M. 25 Kejayaannya memimpin Dinasti Abbasiyah selama 23 tahun 6 bulan menyebabkan Amer Ali memberi penghormatan terhadap Pemerintah ar-Rasyid yang cemerlang tersebut dengan kata- kata berikut: “Nilailah dia seperti yang Anda sukai dalam ukuran kritik sejarah“ Harun ar-Rasyid senantiasa akan disejajarkan dengan raja dan penguasa terbesar di dunia. 26 24 Ibid, h. 41. 25 Kasmiati, Harun ar-Rasyid, h. 98. 26 Ibid., h. 98-99. BAB III KEBIJAKAN HARUN AL-RASYID DALAM PENDIDIKAN

A. Memberikan Beasiswa dan Memajukan Perpustakaan

Pada masa Dinasti Abbasiyah, pada khalifah Harun Al-rasyid, sekolah dasar Kuttab berkurikulum utamanya yaitu dipusatkan pada al-Quran sebagai bacaan utama para siswa, dan diajari keterampilan baca-tulis dengan rujukan dari puisi- puisi Arab tempo dulu. Keterampilan menulis bukan dengan rujukan al-Quran karena diyakini bahwa tindakan menghapus lafad Allah berarti menghina dan merendahkan-Nya. Hampir dalam seluruh kurikulum yang diterapkan pada masa itu adalah metode menghafal yang sangat dipentingkan. Murid-murid terbaik di sekolah dasar biasanya akan mendapat kehormatan atau biasa disebut pada zaman ini yaitu beasiswa, beasiswa yang diberikan kepada siswa yang berhasil menghafal salah satu juz al-Quran yaitu memberi murid dengan liburan sekolah. 27 Sedangkan, kebijakan Harun Al-rasyid dalam memajukan perpustakaan pada masa itu karena perpustakaan merupakan sarana paling penting dalam menyebarkan pengetahuan sepanjang masa, dan untuk mengembangkan pengetahuan bagi masyarakat pada masa itu yang menggemari dalam hal menggali ilmu pengetahuan dengan membaca. Peradaban Islam di era kekhalifahan tak hanya memiliki perpustakaan yang banyak. Masyarakat Muslim di masa keemasan juga memperkenalkan konsep perpustakaan modern. Bagi masyarakat Islam, perpustakaan bukan hanya tempat 27 Hitti, op.cit., h. 513.