Ilmu Tasawuf Kemajuan Dalam Bidang Ilmu Agama Islam

Dinasti Abbasiyah adalah pemerintahan yang berbasis militer. Menurut Marshal G.S. Hodgson karakter dari politik Dinasti Abbasiyah adalah absolutisme, yaitu pemerintahan yang mutlak di tangan khalifah dan bersifat tidak terbatas. 116 Salah satu simbol absolutisme itu adalah adanya pengeksekusi untuk menghukum mati orang-orang yang menolak perintah dan kemauan khalifah. Politik absolutisme ini berawal dari pemerintahan Dinasti Umayyah yang pada akhirnya dijalankan oleh Dinasti Abbasiyah untuk sistem pemerintahannya. Adapun salah satu perbedaan antara politik pada Dinasti Abbasiyah dan Dinasti Umayyah adalah derajat khalifah di masa Dinasti Abbasiyah lebih tinggi dari pada derajat khalifah di masa Dinasti Umayyah, karena khalifah-khalifah di masa Dinasti Abbasiyah menempatkan dirinya sebagai zhillullah fil ardh. 117 Karena menganggap kekuasaannya diperoleh atas kehendak Tuhan dan Tuhan pula yang memberikan kekuasaan kepadanya, maka kekuasaan pun bersifat absolut karena dianggapnya sebagai penjelmaan kekuasaan Tuhan sebagai penguasa tunggal alam semesta. 118 Ada beberapa sistem politik ini yang dijalankan oleh Daulah Abbasiyah, yaitu: 119 1. Para Khalifah tetap dari keturunan Arab murni, sedangkan pejabat lainnya diambil dari kaum mawalli. 2. Kota Bagdad dijadikan sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi, sosial dan ataupun kebudayaan serta terbuka untuk siapa saja, termasuk bangsa dan penganut agama lain. 116 Ibid., h. 55. Yang dikutip dari Marshal G.S. Hodgson, The Venture of Islam, Conscience and History in A World Civilization, Chicago: 1974, h. 281. 117 Zhillullah fil ardh adalah Bayang-bayang Allah di muka bumi. 118 Buchori, op.cit., h. 78. 119 http:syafieh.blogspot.com201401perkembangan-islam-pada-masa-abbasiyah.html Hari Kamis, tgl 01 Mei 2014 pukul 10.51 wib 3. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sesuatu yang mulia, yang penting dan sesuatu yang harus dikembangkan. 4. Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia. Masa Dinasti Abbasiyah pada khalifah Harun Al-rasyid dalam bidang politik, yang memegang teguh dengan karakter politiknya yaitu absolutisme yang menghasilkan kekokohan dalam kekuasaannya. Sebagaimana tidak ada lagi bahaya ancaman dari berbagai kelompok, tidak terjadi pertentangan lagi antara Bangsa Arab dan Bangsa Persia. 120

E. Kemajuan Dalam Bidang Ekonomi dan Sosial

Ekonomi imperium Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan. Sudah terdapat berbagai macam industri seperti, kain linen di Mesir, sutra dari Syiria dan Irak, kertas dari Samarkand, serta berbagai produk pertanian seperti gandum dari Mesir dan kurma dari Iraq. Hasil-hasil industri dan pertanian ini diperdagangkan ke berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyah dan Negara lain. Industralisasi yang muncul di perkotaan ini, urbanisasi tak dapat dibendung lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak. Emas yang ditambang dari Nubia dan Sudan Barat melambungkan perekonomian Abbasiyah. Perdagangan dengan wilayah-wilayah lain merupakan hal yang sangat penting. Secara bersamaan dengan kemajuan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang di Cina juga mengalami masa puncak kejayaan sehingga hubungan perdagangan antara keduanya menambah semaraknya kegiatan perdagangan dunia. 120 Yusuf Al-Isy, Dinasti Abbasiyah, trj., Arif Munandar dari judul asli Tarikh ‘Ashr Al- Khilafah Al- ‘Abbasiyyah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007, h. 52.