Ilmu Fiqih Kemajuan Dalam Bidang Ilmu Agama Islam

yang tanpa dikaji kembali. Dengan demikian, para sufi dituduh mengabaikan syariat dengan ungkapan-ungkapan yang menjurus syirik. Ajaran-ajaran tersebut yaitu Ajaran tasawuf yang dianut oleh Zunun al- Mishri w. 860 M yaitu al- Ma’rifah, yang dimaksudkan bahwa mengetahui Tuhan dari dekat sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan, ajaran tasawuf Abu Yazid al-Bustami w. 874 M yaitu al-Fana wa al-Baqa, yang dimaksudkan bahwa hancurnya perasaan atau kesadaran tentang adanya tubuh kasar manusia, dan ajaran tasawuf al-Hallaj w. 922 M yaitu al-Hulul, yang dimaksudkan bahwa Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat didalamnya, setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada dalam tubuh itu dilenyapkan. Menurut Didin Saefuddin, munculnya ajaran-ajaran tasawuf yang disebabkan oleh antiklimaks dari kecenderungan hidup masyarakat yang serba materialistis dan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan serta etika sosial. 115

D. Kemajuan Dalam Bidang Politik

Kemajuan politik dan kebudayaan yang pernah dicapai oleh pemerintahan Dinasti Abbasiyah, kemajuan yang tidak ada tandingannya di kala itu. Pada masa ini, kemajuan politik berjalan seiring dengan kemajuan peradaban dan kebudayaan, yang menyebabkan pada masa ini mencapai masa keemasan, kejayaan dan kegemilangan. Masa keemasan ini mencapai puncaknya terutama pada masa kekuasaan Dinati Abbasiyah periode pertama 132 H750 M-232 H847 M. 115 Ibid., h. 179. Dinasti Abbasiyah adalah pemerintahan yang berbasis militer. Menurut Marshal G.S. Hodgson karakter dari politik Dinasti Abbasiyah adalah absolutisme, yaitu pemerintahan yang mutlak di tangan khalifah dan bersifat tidak terbatas. 116 Salah satu simbol absolutisme itu adalah adanya pengeksekusi untuk menghukum mati orang-orang yang menolak perintah dan kemauan khalifah. Politik absolutisme ini berawal dari pemerintahan Dinasti Umayyah yang pada akhirnya dijalankan oleh Dinasti Abbasiyah untuk sistem pemerintahannya. Adapun salah satu perbedaan antara politik pada Dinasti Abbasiyah dan Dinasti Umayyah adalah derajat khalifah di masa Dinasti Abbasiyah lebih tinggi dari pada derajat khalifah di masa Dinasti Umayyah, karena khalifah-khalifah di masa Dinasti Abbasiyah menempatkan dirinya sebagai zhillullah fil ardh. 117 Karena menganggap kekuasaannya diperoleh atas kehendak Tuhan dan Tuhan pula yang memberikan kekuasaan kepadanya, maka kekuasaan pun bersifat absolut karena dianggapnya sebagai penjelmaan kekuasaan Tuhan sebagai penguasa tunggal alam semesta. 118 Ada beberapa sistem politik ini yang dijalankan oleh Daulah Abbasiyah, yaitu: 119 1. Para Khalifah tetap dari keturunan Arab murni, sedangkan pejabat lainnya diambil dari kaum mawalli. 2. Kota Bagdad dijadikan sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi, sosial dan ataupun kebudayaan serta terbuka untuk siapa saja, termasuk bangsa dan penganut agama lain. 116 Ibid., h. 55. Yang dikutip dari Marshal G.S. Hodgson, The Venture of Islam, Conscience and History in A World Civilization, Chicago: 1974, h. 281. 117 Zhillullah fil ardh adalah Bayang-bayang Allah di muka bumi. 118 Buchori, op.cit., h. 78. 119 http:syafieh.blogspot.com201401perkembangan-islam-pada-masa-abbasiyah.html Hari Kamis, tgl 01 Mei 2014 pukul 10.51 wib