e.  Mengembangkan  kemampuan  peserta  didik  untuk  menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
f.  Memberikan  kesempatan  bagi  peserta  didik  untuk  mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
g.  Mengembangkan minat peserta didik untuk terus menerus belajar. h.  Memudahkan  peserta  didik  dalam  menguasai  konsep-konsep  yang
dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata. 2.  Kelemahan
a.  Memerlukan  waktu  yang  panjang  dibandingkan  dengan  model pembelajaran yang lain.
b.  Manakala  peserta  didik  tidak  memiliki  minat  atau  tidak  mempunyai kepercayaan  bahwa  masalah  yang  dipelajari  sulit  untuk  dipecahkan,
maka mereka akan merasa enggan untuk mencobanya.
2.1.2 Teori-teori Belajar yang Mendukung
Beberapa  teori  yang  melandasi  dilaksanakannya  penelitian  ini  adalah  sebagai berikut.
2.1.2.1 Teori Belajar Ausubel
D.P.  Ausubel  dalam  Hudojo  1988:  61  mengemukakan  bahwa  belajar dikatakan  menjadi  bermakna  meaningful  bila  informasi  yang  akan  dipelajari
peserta didik disusun sesuai dengan struktur kognitif  yang dimiliki peserta didik itu sehingga peserta didik itu dapat mengaitkan informasi barunya dengan struktur
kognitif yang dimilikinya. Belajar  seharusnya  merupakan  apa  yang  disebut  asimilasi  bermakna,
materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dipunyai sebelumnya. Untuk itu diperlukan dua persyaratan:
a  Materi  yang  secara  potensial  bermakna  dan  dipilih  oleh  guru  dan  harus sesuai  dengan  tingkat  perkembangan  dan  pengetahuan  masa  lalu  peserta
didik. b  Diberikan  dalam  situasi  belajar  yang  bermakna,  faktor  motivasional
memegang peranan penting dalam hal ini, sebab peserta didik tidak akan mengasimilasikan  materi  baru  tersebut  apabila  mereka  tidak  mempunyai
keinginan dan pengetahuan bagaimana melakukannya. Berdasarkan  uraian  di  atas  maka  belajar  bermakna  menurut  Ausubel
adalah suatu proses belajar di mana peserta didik dapat menghubungkan informasi baru  dengan  pengetahuan  yang  sudah  dimilikinya  dan  dalam  pembelajaran
bermakna  diperlukan  dua  hal  yaitu  pilihan  materi  yang  bermakna  sesuai  tingkat pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik dan situasi belajar yang
bermakna yang dipengaruhi oleh motivasi. Prinsip-prinsip belajar bermakna menurut D.P. Ausubel adalah sebagai berikut.
a  Subsumption,  yaitu  proses  penggabungan  ide  atau  pengalaman  terhadap pola-pola  ide  yang  telah  lalu  yang  telah  dimiliki.  Terdapat  dua  macam
subsumption yaitu:  Subsumption  Derivatif,  sejenis  substansi  yang
berlangsung ketika materi baru dapat diketahui, dan Corelatif Subsumption dimana sebuah tipe pembelajaran yang berlangsung ketika informasi baru
memerlukan penjelasan karena sebelumnya belum diketahui.
b  Organizer,  yaitu  usaha  mengintegrasikan  pengalaman  lalu  dengan pengalaman baru sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman.
c  Progressive  differentiation,  dimaksudkan  bahwa  di  dalam  belajar,  suatu keseluruhan secara utuh harus lebih dulu muncul sebelum sampai kepada
sesuatu yang lebih spesifik. d  Konsolidasi, dimaksudkan bahwa suatu pelajaran harus lebih dulu dikuasai
sebelum  sampai  kepada  pelajaran  berikutnya  bila  pelajaran  tersebut menjadi dasar untuk pelajaran selanjutnya.
e  Integrative  reconciliation,  yaitu  bahwa  ide  atau  pelajaran  baru  yang dipelajari itu harus dihubungkan dengan ide pelajaran yang telah dipelajari
lebih dulu. Dari  kelima  prinsip  belajar  bermakna  D.P.  Ausubel  tersebut  dapat
diketahui  bahwa  prinsip-prinsip  tersebut  mengarahkan  kepada  pengolahan informasi  dalam  struktur  kognitif  peserta  didik,  agar  peserta  didik  dapat
merelevansikan  pengetahuan  informasi  baru  dengan  pengetahuan  yang  telah dimiliki sebelumnya sehingga dapat dihasilkan belajar bermakna  yang kemudian
dapat diaplikasikan di dalam kehidupan peserta didik. Dengan demikian penelitian ini memiliki keterkaitan dengan teori Ausubel yaitu model pembelajaran Problem
Based Learning dengan penilaian serupa PISA yang menghadapkan peserta didik
pada  permasalahan-permasalahan  dalam  kehidupan  nyata  sehingga  peserta  didik dapat  mengaplikasikan  pengetahuan  yang  telah  diperoleh  sebelumnya  untuk
memecahkan masalah tersebut.
2.1.2.2 Teori Belajar Piaget