Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

PL = KQ – KP + LQ = 13 – 4 + 4 = 13 – 8 = 5 Jadi panjang bagian B adalah 5 m. PS = QR = 9 m karena PQRS persegi luas bagian B = luas persegi panjang = PS x PL = 9 x 5 = 45 d. Memeriksa kembali Peserta didik dapat menginterpretasikan hasil perhitungan dengan apa yang ditanyakan pada soal. Jadi luas bagian yang ditanami tomat adalah 45 m 2 .

2.2 Kerangka Berpikir

Hasil ujian nasional mata pelajaran matematika SMP Negeri 1 Brati tahun pelajaran 20112012 menunjukkan bahwa persentase daya serap peserta didik untuk kemampuan yang diuji menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung luas bangun datar masih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik pada aspek pemecahan masalah masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah guru masih menggunakan pembelajaran ekspositori. Pada pembelajaran ekspositori kurangnya aktivitas mental peserta didik menyebabkan peserta didik cenderung pasif. Selain itu kegiatan pembelajaran lebih berorientasi pada guru sebagai pemberi informasi sehingga pengetahuan yang didapat peserta didik biasanya cepat hilang karena peserta didik kurang terlibat dalam pembelajaran. Materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi seperti fakta dan konsep tertentu yang harus dihafal peserta didik sehingga menyebabkan peserta didik tidak menguasai pelajaran. Dalam penyampaian materi, guru lebih banyak melalui ceramah sehingga sulit mengembangkan kemampuan peserta didik dalam hal sosialisasi dan kemampuan pemecahan masalah. Seorang guru harus dapat merencanakan dan melaksanakan suatu model pembelajaran yang tepat terhadap suatu materi, sehingga pada saat proses pembelajaran di kelas guru dapat berperan sebagai fasilitator dan pembimbing bagi peserta didik. Sementara itu peserta didik dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, bukan hanya sekedar menerima pelajaran dari guru. Model pembelajaran Problem Based Learning memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. Hal ini akan memudahkan peserta didik dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari karena masalah yang diberikan adalah masalah dunia nyata peserta didik. Model pembelajaran Problem Based Learning menekankan adanya aktivitas pembelajaran yang aktif dari peserta didik dalam bentuk kerjasama dalam kelompok dimana guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing. Dengan bekerja secara berkelompok akan membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Di samping itu dengan pembelajaran Problem Based Learning akan melatih peserta didik sebagai pemecah masalah yang bisa bekerja sama dengan sesama peserta didik, mendorong untuk mampu memahami masalah, merencanakan strategi pemecahan masalah, mampu melaksanakan strategi pemecahan masalah yang telah diperoleh dan memeriksa kembali solusi dari pemecahan masalah tersebut. Jadi dalam proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat mendorong peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran melalui kegiatan mengajak peserta didik untuk memecahkan suatu permasalahan. Melihat kenyataan bahwa kemampuan peserta didik Indonesia untuk kemampuan pemecahan masalah masih rendah terutama untuk soal tipe PISA, maka diperlukan suatu kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk melatih peserta didik memecahkan masalah serupa PISA. Untuk melatih kemampuan pemecahan masalah peserta didik dapat disajikan masalah yang dikaitkan dengan dunia nyata peserta didik terutama dengan soal-soal serupa PISA sehingga peserta didik akan lebih tertantang dalam memecahkan masalah tersebut. Soal-soal serupa PISA membantu peserta didik untuk menerapkan pengetahuan matematika untuk memecahkan masalah yang diatur dalam berbagai konteks dunia nyata. Untuk memecahkan masalah peserta didik harus mengaktifkan pengetahuan konten matematika yang telah mereka miliki. Pada pembelajaran Problem Based Learning dengan penilaian serupa PISA peserta didik dilatih memecahkan masalah untuk soal-soal serupa PISA yang akan membuat mereka tertantang untuk menyelesaikannya. Hal ini dapat mengembangkan minat peserta didik untuk terus menerus belajar karena soal-soal PISA sesuai dengan dunia nyata peserta didik. Sehingga dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dengan penilaian serupa PISA maka kemampuan pemecahan masalah peserta didik menjadi lebih baik dan dapat mencapai ketuntasan belajar klasikal. Bagan dari kerangka berpikir dalam penelitian ini ditunjukkan dalam gambar 2.5 sebagai berikut. Gambar 2.5 Bagan Kerangka Berpikir Pembelajaran Problem Based Learning menjadikan peserta didik aktif, cepat menguasai konsep, mengembangkan minat belajar dan memberikan kesempatan peserta didik mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. Kemampuan pemecahan masalah masih rendah, belum mencapai ketuntasan Pada pembelajaran ekspositori masih berorientasi pada guru, peserta didik cenderung pasif, pengetahuan yang didapat cepat hilang karena peserta didik kurang terlibat dalam pembelajaran dan kepadatan konsep menyebabkan peserta didik tidak menguasai pelajaran. Penilaian serupa PISA menjadikan peserta didik terbiasa memecahkan masalah yang diatur dalam konteks dunia nyata dan mampu mengaktifkan pengetahuan konten matematika untuk memecahkan masalah. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan penilaian serupa PISA terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas VII SMP materi segiempat. Diharapkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik lebih baik dan mencapai ketuntasan klasikal.

2.3 Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERNUANSA ETNOMATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PESERTA DIDIK

3 24 356

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PESERTA DIDIK SMP KELAS VII

5 32 384

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN METODE IMPROVE DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

2 14 285

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA BERNUANSA ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA MATERI SEGIEMPAT

0 46 479

KEEFEKTIFAN PROJECT BASED LEARNING PADA PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS X SMK MATERI PROGRAM LINEAR

5 31 328

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBASIS GALLERY WALK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT SISWA KELAS VII

2 77 435

KEEFEKTIFAN MODELRESOURCE BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA MATERI LINGKARAN

6 26 297

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII

0 23 409

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI POKOK SEGIEMPAT PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 12 MAGELANG.

0 0 1

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP KELAS VII.

0 0 476