atau organisasi untuk kerjasama dan pengembangan ekonomi.
2.1.5.1 Tujuan PISA
Orientasi PISA merefleksikan perubahan dalam tujuan dan sasaran kurikulum, yang lebih memperhatikan apa yang dapat dilakukan peserta didik
daripada apa yang mereka pelajari di sekolah. Oleh karena itu, diharapkan peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk literasi literacy.
Menurut OECD 2010 PISA dirancang untuk mengumpulkan informasi melalui asesmen 3 tahunan secara bergilir untuk mengetahui literasi peserta didik
dalam membaca, matematika dan sains. PISA juga memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan skill dan sikap peserta didik baik
di rumah maupun di sekolah dan juga menilai bagaimana faktor-faktor ini berintegrasi sehingga mempengaruhi perkembangan kebijakan suatu negara.
2.1.5.2 Literasi Matematika
Untuk PISA 2012, literasi atau melek matematika didefinisikan sebagai kemampuan seorang individu merumuskan, menggunakan dan menafsirkan
matematika dalam berbagai konteks. Termasuk di dalamnya bernalar secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika dalam
menjelaskan serta memprediksi fenomena. Dengan demikian literasi matematika membantu seseorang untuk mengenal peran matematika dalam dunia dan membuat
pertimbangan maupun keputusan yang dibutuhkan sebagai warga negara. Dengan demikian kemampuan untuk mengaktifkan literasi matematika dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting.
2.1.5.3 Domain PISA untuk Matematika
OECD 2009 menjelaskan bahwa PISA meliputi komponen domain konten dan konteks.
1. Konten Content Sesuai dengan tujuan PISA untuk menilai kemampuan peserta didik
menyelesaikan masalah real student’ capacity to solve real problems, maka masalah pada PISA meliputi konten content matematika yang berkaitan dengan
fenomena. Dalam PISA fenomena ini dikenal dengan over-arching ideas. Karena domain matematika sangat banyak dan bervariasi, tidak mungkin untuk
mengidentifikasi secara lengkap. Oleh karena itu PISA hanya membatasi pada 4 over-arching ideas
yang utama, yaitu perubahan dan hubungan change and relationship
, ruang dan bentuk Space and Shape, kuantitas Quantity, dan ketidakpastian dan data Uncertainty and data. Tetapi dalam penelitian ini hanya
akan membahas konten ruang dan bentuk Space and Shape dan konten kuantitas Quantity
. OECD menguraikan masing-masing konten matematika seperti berikut. 1 Ruang dan bentuk Space and Shape, meliputi fenomena yang
berkaitan dengan dunia visual visual world yang melibatkan pola, sifat dari objek, posisi dan orientasi, representasi dari objek, pengkodean
informasi visual, navigasi dan interaksi dinamik yang berkaitan dengan bentuk yang riil. Kategori ini melebihi aspek konten geometri pada
matematika yang ada pada kurikulum. 2 Kuantitas Quantity, merupakan aspek matematis yang paling
menantang dan paling esensial dalam kehidupan. Kategori ini berkaitan
dengan hubungan bilangan dan pola bilangan, antara lain kemampuan untuk memahami ukuran, pola bilangan dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan bilangan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghitung dan mengukur benda tertentu. Termasuk ke dalam konten
kuantitas ini adalah kemampuan bernalar secara kuantitatif, mempresentasikan sesuatu dalam angka, memahami langkah-langkah
matematika, berhitung di luar kepala menthal calculation dan melakukan penaksiran estimation.
2. Konteks Context Soal untuk PISA melibatkan empat konteks, yaitu berkaitan dengan
situasikonteks pribadi personal, pekerjaan occupational, bermasyarakatumum societal
, dan ilmiah scientific dengan kategori konten. Tetapi dalam penelitian ini terbatas pada konteks pribadi dan konteks umum. Berikut uraian
masing-masing. 1 Konteks pribadi yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan
pribadi peserta didik sehari-hari. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tentu para peserta didik menghadapi berbagai persoalan
pribadi yang memerlukan pemecahan secepatnya. Matematika diharapkan dapat berperan dalam menginterpretasikan permasalahan
dan kemudian memecahkannya. 2 Konteks pekerjaan yang berkaitan dengan kehidupan di lingkungan
tempat bekerja. Pengetahuan siswa tentang konsep matematika
diharapkan dapat membantu untuk merumuskan, melakukan klasifikasi masalah dan memecahkan masalah pekerjaan pada umumnya.
3. Level Kemampuan Matematika dalam PISA Kemampuan matematika peserta didik dalam PISA dibagi menjadi enam
level tingkatan, level 6 sebagai tingkat pencapaian yang paling tinggi dan level 1 yang paling rendah. Setiap level tersebut menunjukkan tingkat kompetensi
matematika yang dicapai peserta didik. Dalam penelitian ini hanya akan membahas soal serupa PISA level 2, 3 dan 4. Secara lebih rinci level-level yang
dimaksud disajikan pada tabel berikut. Tabel 2.3 Enam Level Kemampuan Matematika dalam PISA
Level Kompetensi Matematika
6
Para peserta didik dapat melakukan konseptualisasi dan generalisasi dengan menggunakan informasi berdasarkan
modeling dan penelaahan dalam suatu situasi yang kompleks.
Mereka dapat menghubungkan sumber informasi berbeda dengan dengan fleksibel dan menerjemahkannya.
Para peserta didik pada tingkat ini telah mampu berpikir dan bernalar secara matematika. Mereka dapat menerapkan
pemahamannya secara mendalam disertai dengan penguasaan teknis operasi matematika, mengembangkan strategi dan
pendekatan baru untuk menghadapi situasi baru. Mereka dapat merumuskan dan mengkomunikasikan apa yang mereka
temukan. Mereka melakukan penafsiran dan berargumentasi secara dewasa.
5
Para peserta didik dapat bekerja dengan model untuk situasi yang kompleks, mengetahui kendala yang dihadapi, dan
melakukan dugaan-dugaan.
Mereka dapat
memilih, membandingkan dan mengevaluasi secara strategi untuk
memecahkan masalah yang rumit yang berhubungan dengan model ini.
Para peserta didik pada tingkatan ini dapat bekerja dengan menggunakan pemikiran dan penalaran yang luas, serta secara
Level Kompetensi Matematika
tepat menghubungkan pengetahuan dan keterampilan matematikanya dengan situasi yang dihadapi. Mereka dapat
melakukan refleksi dari apa yang mereka kerjakan dan mengkomunikasikannya.
4
Para peserta didik dapat bekerja secara efektif dengan model dalam situasi yang konkret tetapi kompleks. Mereka dapat
memilih dan mengintegrasikan representasi yang berbeda dan menghubungkannya dengan situasi nyata.
Para peserta didik pada tingkatan ini dapat menggunakan keterampilannya dengan baik dan mengemukakan alasan dan
pandangan yang fleksibel sesuai dengan konteks. Mereka dapat memberikan penjelasan dan mengkomunikasikannya
disertai argumentasi berdasar pada interpretasi dan tindakan mereka.
3
Para peserta didik dapat melaksanakan prosedur dengan baik, termasuk prosedur yang memerlukan keputusan secara
berurutan. Mereka dapat memilih dan menerapkan strategi memecahkan masalah yang sederhana.
Para
peserta didik
pada tingkatan
ini dapat
menginterpretasikan dan
menggunakan representasi
berdasarkan sumber
informasi yang
berbeda dan
mengemukakan alasannya. Mereka dapat mengkomunikasikan hasil interpretasi dan alasan mereka.
2
Para peserta didik dapat menginterpretasikan dan mengenali situasi dalam konteks yang memerlukan inferensi langsung.
Mereka dapat memilih informasi yang relevan dari sumber tunggal dan menggunakan cara representasi tunggal.
Para peserta didik pada tingkatan ini dapat mengerjakan algoritma dasar, menggunakan rumus, melaksanakan prosedur
atau konvensi sederhana. Mereka mampu memberikan alasan secara langsung dan melakukan penafsiran harfiah.
1
Para peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang konteksnya umum dan dikenal serta semua informasi yang
relevan tersedia dengan pertanyaan yang jelas. Mereka bisa mengidentifikasi informasi dan menyelesaikan prosedur rutin
menurut instruksi yang eksplisit. Mereka dapat melakukan tindakan sesuai dengan stimuli yang diberikan.
2.1.6 Kualitas Pembelajaran