Validitas Reliabilitas Daya Pembeda

salah satu pernyataan yang dianggap paling sesuai. Dalam penelitian ini yang menjadi observer adalah guru matematika SMP Negeri 1 Brati.

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Instrumen Penelitian

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah yang berbentuk uraian. Instrumen tersebut harus dimantapkan kualitasnya melalui suatu langkah yang disebut uji coba. Sebelum diberikan kepada peserta didik pada saat penelitian, soal-soal tersebut diuji cobakan terlebih dahulu kepada peserta didik SMP yang telah memperoleh materi segiempat. Dari data hasil uji coba perangkat tes dipilih butir soal yang memenuhi validitas, reliabilitas, validitas dan tingkat kesukaran yang menggunakan rumus sebagai berikut.

3.7.1.1 Validitas

Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Jadi untuk dikatakan valid tes harus mengukur sesuatu dan melakukannya dengan cermat. Rumus yang digunakan: -. 0 -.1 0 - 0 . 23 0 - 4 1 0 - 4 53 0 . 4 1 0 . 4 5 Keterangan : XY r : koefisien korelasi tiap item N : banyaknya subjek uji coba 0 6 : jumlah skor item Arikunto, 2005: 81 0 7 : jumlah skor total 0 6 : jumlah kuadrat skor item 0 7 : jumlah kuadrat skor total 0 6 7 : jumlah perkalian skor item dan skor total Setelah diperoleh harga -. kemudian dibandingkan dengan 89:; dengan taraf signifikan = ,. Jika -. 89:; maka soal dikatakan valid dan sebaliknya. Hasil perhitungan analisis validitas diperoleh bahwa butir soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 dikatakan valid sedangkan butir soal nomor 2 tidak valid. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 134.

3.7.1.2 Reliabilitas

Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes bentuk uraian digunakan rumus Alpha α, sebagai berikut: ?? A B C A 0 D E D 8 F Keterangan : ?? : koefisien reliabilitas 0 D E : jumlah varians skor butir soal D 8 : varians skor total n : banyaknya butir soal Rumus untuk mencari varians adalah adalah sebagai berikut. D 0 6 A 0 6 G G Hasil perhitungan ?? kemudian dikonsultasikan dengan 89:; Product Moment dengan taraf signifikan H ,. Jika ?? 89:; maka item tes yang diuji cobakan dapat dikatakan reliabel Arikunto, 2005:109. Berdasarkan perhitungan reliabilitas soal uraian dengan N = 39 dan taraf signifikan H , diperoleh ?? = 0,815 dan 89:; = 0,316. Karena ?? 89:; sehingga soal dikatakan reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 137.

3.7.1.3 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dan peserta didik yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung signifikansi daya pembeda soal untuk tes yang berbentuk uraian menggunakan rumus sebagai berikut. IE8JKL 6M ? A 6M NO0 6 ? 0 6 A P Keterangan: 6M ? : rata-rata dari kelompok atas 6M : rata-rata dari kelompok bawah 0 6 ? : jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas 0 6 : jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah : 27 x N baik untuk kelompok atas maupun kelompok bawah N : banyaknya peserta tes Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan 89:; dimana dk = n-1 + n-1 dan taraf signifikan = , Jika IE8JKL 89:; maka daya beda soal tersebut signifikan Arifin, 2012: 355-357. Sedangkan untuk menentukan kriteria daya pembeda butir soal menggunakan rumus sebagai berikut. Q R A RS Keterangan: DP : daya pembeda WL : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah WH : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas n : 27 x N Kriteria: 0,40 : sangat baik 0,30 - 0,39 : baik 0,20 - 0,29 : cukup, soal perlu perbaikan 0,19 : kurang baik, soal harus dibuang Berdasarkan perhitungan daya pembeda dengan dk = 20 dan taraf signifikan H , diperoleh bahwa butir soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 dikatakan signifikan sedangkan butir soal nomor 2 tidak signifikan. Setelah dibandingkan dengan kriteria diperoleh bahwa butir soal nomor 1 dan 2 memiliki kategori kurang baik dan soal harus dibuang, butir soal nomor 3, 4 dan 6 memiliki kategori cukup dan soal diperbaiki, butir soal nomor 8 dan 9 memiliki kategori baik serta butir soal nomor 5, 7 dan 10 mempunyai kategori sangat baik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 138.

3.7.1.4 Taraf Kesukaran

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERNUANSA ETNOMATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PESERTA DIDIK

3 24 356

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PESERTA DIDIK SMP KELAS VII

5 32 384

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN METODE IMPROVE DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

2 14 285

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA BERNUANSA ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA MATERI SEGIEMPAT

0 46 479

KEEFEKTIFAN PROJECT BASED LEARNING PADA PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS X SMK MATERI PROGRAM LINEAR

5 31 328

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBASIS GALLERY WALK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT SISWA KELAS VII

2 77 435

KEEFEKTIFAN MODELRESOURCE BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA MATERI LINGKARAN

6 26 297

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII

0 23 409

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI POKOK SEGIEMPAT PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 12 MAGELANG.

0 0 1

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP KELAS VII.

0 0 476