pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada peserta didik sehingga peserta didik hanya menerima informasi yang sudah jadi dari guru.
4.2.2 Aktivitas Belajar
Dari hasil analisis regresi antara aktivitas belajar dan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada kelas yang menggunakan model
pembelajaran Problem Based learning dengan penilaian serupa PISA menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara aktivitas belajar terhadap kemampuan
pemecahan masalah peserta didik. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat keaktifan peserta didik akan diikuti dengan pencapaian kemampuan kemampuan pemecahan
masalah yang tinggi pula. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Anni 2006: 102 bahwa keaktifan memiliki pengaruh yang besar pada perilaku sehingga dapat
mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah, sehingga guru hendaknya selalu berusaha menerapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa.
Model pembelajaran Problem Based Learning dengan penilaian serupa PISA memiliki tahap-tahap yang membuat peserta didik lebih aktif dan lebih
mampu memahami materi. Peserta didik diajak untuk bekerja secara berkelompok sehingga akan meningkatkan partisipasi aktif dari masing-masing anggota
kelompok. Peserta didik yang semula tidak bisa menjadi bisa karena masalah yang diberikan dibahas dan diselesaikan bersama dengan anggota kelompok. Suasana
kelas menjadi lebih hidup karena partisipasi peserta didik meningkat dan pada akhirnya kemampuan pemecahan masalah peserta didik meningkat. Hal ini sesuai
dengan pendapat Martinis Yamin 2011: 146 pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning
merupakan salah satu model pembelajaran inovatif
yang memberi kondisi belajar aktif dari peserta didik dalam kondisi dunia nyata.
4.2.3 Kualitas Pembelajaran
Persentase kualitas pembelajaran pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan penilaian serupa PISA lebih baik
daripada kelas yang menggunakan model pembelajaran ekspositori sehingga mempengaruhi nilai kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Hal ini bisa
dilihat dari data hasil penelitian yang menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase kualitas pembelajaran maka akan semakin tinggi rata-rata nilai
kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Uno 2011: 153 bahwa membicarakan kualitas pembelajaran
artinya mempersoalkan bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini berjalan dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula. Serta diperkuat
oleh hasil penelitian Lestari 2008: 152, bahwa model pembelajaran cooperative learning
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dilihat dari tingkat partisipasi, interaksi pembelajaran, hasil kuis dan tes, serta hasil tugas kelompok.
Penelitian yang mendukung terkait mengenai model pembelajaran Problem Based Learning
sudah banyak dilakukan, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Muslihudin 2011 menyatakan bahwa model PBL efektif
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi segitiga. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Wibowo 2012 menyatakan
bahwa pembelajaran matematika dengan metode Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan penyelesaian soal cerita dalam matematika.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Problem Based Learning dengan penilaian serupa PISA efektif terhadap
kemampuan pemecahan masalah materi segiempat kelas VII SMP Negeri 1 Brati karena memenuhi kriteria keefektifan sebagai berikut: 1 rata-rata nilai tes
kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan penilaian serupa PISA
mencapai KKM individual; 2 rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dengan penilaian serupa PISA lebih baik daripada rata-rata nilai tes
kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada kelas yang menggunakan pembelajaran ekspositori; 3 proporsi peserta didik pada kelas yang
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan penilaian serupa PISA mencapai KKM klasikal; 4 proporsi peserta didik pada kelas yang
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan penilaian serupa PISA yang mencapai KKM lebih baik daripada proporsi peserta didik yang
mencapai KKM pada kelas yang menggunakan pembelajaran ekspositori; 5 terdapat pengaruh positif antara aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran
yang menggunakan model Problem Based Learning dengan penilaian serupa PISA terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik; dan 6 kualitas
pembelajaran yang menggunakan model Problem Based Learning dengan penilaian serupa PISA minimal memiliki kategori baik.
Kendala dalam penelitian ini adalah pada pengelolaan kelas dan pengaturan waktu. Pada saat pembagian kelompok di kelas yang menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning dengan penilaian serupa PISA
peneliti kurang bisa menguasai kelas sehingga menimbulkan kegaduhan di kelas. Hal ini terjadi dikarenakan peserta didik jarang diminta berdiskusi secara
berkelompok. Namun peneliti berusaha untuk mengatasi kendala yang menjadi hambatan tersebut dengan memonitor peserta didik pada saat pembagian
kelompok supaya peserta didik tetap fokus dengan tugas mereka. Selain itu guru juga harus dapat mengatur waktu secara efektif agar dapat mencapai sasaran yang
diinginkan pada saat pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning dengan penilaian serupa PISA, terutama pada saat pembagian kelompok dan
waktu berdiskusi sehingga tidak mengurangi waktu untuk membahas hasil diskusi kelompok. Selain itu dari keempat langkah-langkah pemecahan masalah Polya,
dalam penelitian ini peserta didik masih mengalami kesulitan pada tahap merencanakan pemecahan masalah. Hal ini dikarenakan peserta didik tidak
terbiasa mengerjakan soal pemecahan masalah. Guru dapat mengatasi kesulitan tersebut dengan cara meminta peserta didik membuat model matematika dari
informasi yang diketahui dan menanyakan teori mana yang dapat digunakan dalam masalah tersebut.
99
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai keefektifan Problem Based Learning
dengan penilaian serupa PISA terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas VII SMP materi segiempat, diperoleh simpulan bahwa model
pembelajaran Problem Based Learning dengan penilaian serupa PISA efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 1
Brati pada materi segiempat. Keefektifan dalam penelitian ini dapat dilihat dari indikator sebagai berikut.
1. Rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan
penilaian serupa PISA mencapai nilai minimal 65. 2. Rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada kelas
yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan penilaian serupa PISA lebih baik daripada rata-rata nilai tes kemampuan
pemecahan masalah peserta didik pada kelas yang menggunakan pembelajaran ekspositori.
3. Proporsi peserta didik pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
dengan penilaian serupa PISA mencapai ketuntasan