Elastisitas produksi parsial yang bernilai positif tetapi lebih kecil dari satu 0Ep1 berarti benih telah digunakan secara rasional. Faktor–faktor produksi
yang bersifat tidak tetap menurut Dillon, 1972 harus digunakan pada area rasional yaitu ketika berlaku hukum pengembalian yang berkurang 0Ep1.
Tingkat penggunaan benih sudah sesuai syarat keharusan 0 b
3
1 sehingga efisiensi teknis sudah dicapai.
3. Urea Ln X
5
Hipotesis awal yang diuji yaitu faktor produksi pupuk urea tidak mempunyai pengaruh pada produksi cabai merah, ketika faktor–faktor produksi
yang lain dipertahankan konstan. Hipotesis tersebut diuji dengan uji satu arah pada taraf nyata 5 persen pada derajat bebas 21. Hasil uji beda nyata diketahui
bahwa nilai t hitung yang diperoleh lebih besar dari t tabel, sehingga hipotesis awal dapat ditolak. Hasil uji tersebut dapat diinterpretasikan bahwa pupuk urea
mempunyai pengaruh yang nyata pada taraf nyata 5 persen. Pupuk urea mempunyai pengaruh positif terhadap produksi dan secara
statistik nyata pada taraf nyata 5 persen. Pupuk urea mempunyai elastisitas produksi parsial sebesar 0,21360. Elastisitas produksi tersebut dapat
diinterpretasikan bahwa jika jumlah pupuk urea ditingkatkan sebesar 1 persen, sementara semua faktor produksi yang lain dipertahankan konstan, maka akan
diperoleh peningkatan produksi sebesar 0,21360 persen. Pupuk urea mempunyai kandungan utama berupa unsur nitrogen. Unsur
tersebut diperlukan untuk penyusunan klorofil, protein dan lemak. Pertumbuhan vegetatif yaitu pembentukan daun dan tinggi tanaman, dapat dirangsang dengan
pupuk tersebut. Daun merupakan tempat terjadinya fotosintesis pada tanaman, proses tersebut berpengaruh terhadap pembentukkan cadangan makanan yang
disimpan dalam buah. Keterkaitan proses biologis dengan pertumbuhan vegetatif
tanaman tersebut, diduga menyebabkan pengaruh pupuk urea cukup besar terhadap produksi cabai merah.
Pupuk urea telah digunakan secara rasional, kondisi tersebut ditunjukkan dengan nilai elastisitas produksi parsial yang bernilai positif tetapi lebih kecil
dari satu. Tambahan produksi yang diperoleh lebih kecil dari tambahan pupuk urea yang digunakan, sehingga sesuai dengan hukum pengambalian yang
semakin berkurang. Efisiensi teknis pada penggunaan pupuk urea sudah dicapai, namun efisiensi harga
allocative efficiency
masih perlu diuji.
4. SP 36 Ln X
5
Pupuk SP 36 mempunyai kandungan fosfor yang diperlukan untuk memacu pertumbuhan akar, pertumbuhan generatif pembungaan dan
pemasakan buah. Pertumbuhan generatif tanaman ditunjukkan dengan pertumbuhan bunga yang kemudian akan menjadi buah. Karakteristik varietas
cabai merah Hibrida TM-999 yang mempunyai pertumbuhan generatif yang bagus, sehingga diperlukan ketersediaan unsur fosfor yang memadai.
Pengaruh pupuk SP 36 berdasarkan model penduga fungsi produksi didekati dengan koefisien regresinya. Hipotesis awal yang diuji yaitu pupuk SP
36 tidak mempunyai pengaruh pada produksi cabai merah, ketika faktor–faktor produksi yang lain dipertahankan konstan. Pendekatan yang digunakan adalah
uji beda nyata satu arah terhadap elastisitas produksi parsial pada taraf nyata 5 persen pada derajat bebas 21. Nilai t hitung yang diperoleh dari uji beda nyata
parameter penduga lebih besar dari nilai t tabel pada taraf nyata 5 persen dengan derajat bebas 21. Kesimpulan dari uji tersebut adalah hipotesis awal
dapat ditolak, berarti pupuk SP 36 mempunyai pengaruh nyata pada taraf nyata 5 persen terhadap produksi cabai merah.
Elastisitas produksi parsial pupuk SP 36 yaitu 0,46323. Elastisitas bernilai positif b
6
0 berarti pupuk SP 36 mempunyai hubungan searah dengan produksi cabai merah. Peningkatan jumlah pupuk SP 36 sebesar 1 persen
ceteris paribus ,
maka akan diikuti oleh peningkatan produksi cabai merah
sebesar 0,46323 persen. Kondisi sebaliknya yaitu terjadi penurunan produksi sebesar 0,46323 persen jika jumlah pupuk SP 36 dikurangi 1 persen.
Pupuk SP 36 dapat dikatakan mempunyai pengaruh yang paling besar dibanding peubah pupuk kimia yang lain. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
elastisitas produksi parsial yang paling besar dibanding faktor produksi yang lain. Hubungan kuat antara peubah tersebut dengan produksi cabai merah
karena kandungan pupuk SP 36 sangat diperlukan untuk pertumbuhan generatif. Pertumbuhan tersebut dapat dipercepat dengan pemberian pupuk SP 36,
sehingga panen dapat dilakukan lebih awal dan dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Faktor produksi pupuk SP 36 sudah digunakan secara rasional jika dilihat dari nilai elastisitas produksi parsial sebesar 0,46323. Hukum pengembalian
semakin berkurang
diminishing
return berlaku pada setiap unit faktor produksi pupuk SP 36 yang digunakan.
Diminishing return
dapat diinterpretasikan bahwa produksi yang diperoleh selalu lebih kecil dari unit pupuk SP 36 yang digunakan.
Kondisi skala pengembalian tersebut merupakan indikasi bahwa efisiensi teknis syarat keharusan sudah dicapai. Syarat kecukupan yaitu efisiensi harga pada
tingkat penggunaan pupuk Sp 36 dapat diketahui dari analisis efisiensi harga.
5. KCl Ln X