Tingkat Penggunaan Faktor Produksi

maka umur panen lebih dini dibanding pemupukan dengan kombinasi berimbang. Cabai merah dipanen dengan cara dipetik beserta tangkai buahnya. Cara tersebut dilakukan agar cabai yang dipanen tidak mudah busuk ketika disimpan dan bobotnya tidak banyak susut.

6.2. Tingkat Penggunaan Faktor Produksi

Faktor produksi yang digunakan yaitu lahan, benih, tenaga kerja, kapur, pupuk urea, SP 36, KCL, pupuk kandang dan obat-obatan. Tingkat penggunaan faktor-faktor produksi tersebut perlu diuraikan, sehingga dapat ditelusuri apakah sudah sesuai dengan dengan standar budidaya cabai merah. Benih yang digunakan petani adalah varietas cabai merah hibrida TM-999 Hybrid TM-999 . Varietas tersebut mempunyai pertumbuhan sangat kuat dan dapat terus berbunga, sehingga dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. Hasil per tanaman sekitar 0,8-1,2 kilogram 1 , produksi cabai merah di lokasi penelitian relatif lebih rendah. Hasil panen sebesar 1926,70 kilogram diperoleh dari luas lahan 2.080 meter persegi. Populasi tanaman 2 pada luasan tersebut sekitar 4.333 tanaman, sehingga perkiraan hasil per tanaman dapat diketahui sebesar 0,44 kilogram. Hasil per tanaman tersebut relatif lebih rendah, seperti telah diuraikan sebelumnya. Kombinasi pupuk kimia yang dianjurkan lebih dominan pada unsur P dan K. Unsur P diperlukan tanaman untuk pertumbuhan generatif sehingga pembungaan dan pemasakan buah lebih cepat. Unsur K diperlukan untuk meningkatkan kualitas buah dan mengeraskan bagian batang dan cabang 1 Ir. Final Prajnanta. 2002. Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta. 2 persegi meter Tanam Jarak persegi meter Lahan Luas Populasi = tanaman. Dosis pupuk yang sudah sesuai dengan yang dianjurkan adalah pupuk kandang. Pupuk kandang yang digunakan berasal dari kotoran ayam. Pupuk kandang diperlukan untuk memperbaiki struktur tanah, sehingga diperoleh tanah yang remah. Pupuk kandang sangat baik untuk tanaman cabai merah, akan tetapi tingkat kematangan pupuk perlu diperhatikan. Pupuk kandang yang belum matang akan mengeluarkan gas, gas tersebut berbahaya bagi tanaman. Pupuk kandang yang telah masak ditandai dengan wujud fisik seperti tanah berwarna hitam. Ciri yang lain yaitu jika tangan dimasukkan dalam gundukan pupuk, maka tidak akan terasa panas. Pupuk yang digunakan dilokasi penelitian adalah pupuk kandang dan pupuk kimia Urea, KCL dan SP 36. Jumlah yang digunakan disajikan dalam Tabel 13 sebagai berikut. Tabel 13. Perbandingan Dosis Pupuk di Lokasi Penelitian dengan Dosis Standar. Jenis Pupuk Dosis per Hektar Kg Aktual 3 Standar 4 Pupuk Kandang 24.910,30 18.000 – 27.000 Urea 207,47 250 SP 36 147,66 500 KCl 133,62 400 Informasi yang dapat diambil dari Tabel 15 tersebut adalah dosis pupuk relatif lebih rendah dibandingkan dosis yang seharusnya standar. Kombinasi pupuk yang digunakan lebih dominan pada unsur N, sehingga pertumbuhan generatif tanaman kurang. Unsur N lebih berperan pada pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu memperkuat struktur tanaman cabai merah. Kombinasi tersebut kemungkinan merupakan penyebab produktivitas tanaman cabai merah relatif rendah. 3 Lampiran 25 4 Ir. Final Prajnanta, op.cit., hal. 62 Obat-obatan yang biasa digunakan petani adalah Decis, Antracol dan Dithane. Penyemprotan pestisida dilakukan setelah ditemukan tanda-tanda serangan hama atau penyakit tanaman. Hama yang dominan adalah lalat buah Dacus dorsalis Hend., karena cabai merah dibudidayakan pada musim hujan. Buah yang diserang ditandai dengan luka berupa titik tusukan, dan jika dibelah terlihat biji buah berwarna hitam. Penyakit tanaman yang dominan adalah patek Antraknosa. Penyakit tersebut disebabkan oleh cendawan, dan dapat berkembang pesat pada kondisi kelembaban tinggi. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan Dithane M-45, dosis yang digunakan adalah 5 gram per liter. Dosis yang dianjurkan adalah 2-3 gram per liter, sehingga dosis yang digunakan petani relatif lebih tinggi. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi penting dalam cabang usahatani cabai merah. Kerja dalam ilmu diartikan sebagai daya manusia untuk melakukan usaha yang dilakukan untuk memproduksi benda- benda. Tingkat penggunaan tenaga kerja pada cabang usahatani sangat dipengaruhi oleh kebutuhan kerja pada satu musim. Kebutuhan tenaga kerja akan meningkat pada musim pembukaan lahan, pengolahan lahan dan pemanenan. Kebutuhan tenaga kerja pada musim tersebut melampui persediaan tenaga kerja keluarga. Kekurangan tenaga kerja tersebut kemudian dipenuhi dengan tenaga kerja dari luar keluarga. Kebutuhan tenaga kerja pada cabang usahatani cabai merah dilokasi penelitian disajikan dalam Tabel 14. Kebutuhan tenaga kerja terbesar terjadi pada kegiatan panen. Kondisi tersebut disebabkan karena panen hasus diselesaikan pada pagi hari, sehingga dapat segera dijual ke pasar maupun pedagang pengumpul. Cabai merah dipanen setiap minggu selama kurang lebih 3 bulan sejak panen pertama. Intensitas panen tersebut juga menyebabkan kebutuhan tenaga kerja menjadi lebih besar. Tenaga kerja wanita dari luar keluarga lebih dominan digunakan pada kegiatan tersebut. Tenaga kerja dari dalam keluarga petani secara total lebih besar dibanding dengan tenaga kerja luar keluarga. Kebutuhan tenaga kerja yang relatif besar diperlukan pada kegiatan pembukaan dan pengolahan lahan. Kondisi ini disebabkan oleh sebagian besar responden 17 orang baru membuka menggunakan lahan bekas PTPN VIII. Kondisi lahan dipenuhi rumput dan tumbuhan semak, sehingga diperlukan tenaga kerja cukup besar untuk membabat dan membersihkan lahan. Lahan tersebut pada umumnya belum pernah digunakan untuk budidaya. Kegiatan tersebut relatif lebih ringan, jika dilakukan pada lahan yang pernah digunakan sebagai lahan budidaya. Tabel 14. Rata-rata Kebutuhan Tenaga Kerja pada Cabang Usahatani Cabai Merah per 2.080 meter persegi di Desa Sukagalih, 2007. Kegiatan Hari Luar Keluarga Dalam Keluarga Jumlah HKP Jumlah HKP Pria Wanita Pria Wanita Pembukaan Lahan 2,25 2,733 0,053 6,27 1,000 0,000 2,25 Pengolahan Tanah 2,60 1,967 0,027 5,18 1,000 0,000 2,60 Pengapuran 0,70 0,633 0,000 0,45 1,000 0,000 0,70 Pemupukan I 0,83 1,000 0,053 0,88 1,000 0,000 0,83 Pemupukan II 0,70 0,467 0,000 0,33 1,000 0,027 0,72 Penyemaian 0,28 0,000 0,000 0,00 1,000 0,000 0,28 Pembibitan 13,23 0,000 0,000 0,00 1,000 0,000 13,23 Pembuatan Lubang Tanam 0,93 0,833 0,000 0,78 0,933 0,000 0,88 Penanaman 0,86 0,200 0,960 1,00 0,700 0,747 1,12 Penyulaman 0,52 0,000 0,720 0,37 0,467 0,773 0,65 Perampelan 2,57 0,100 0,640 1,90 0,733 0,747 3,64 Pemasangan Ajir 0,96 0,433 0,000 0,42 1,000 0,053 0,99 Pemupukan Susulan 2,65 0,167 0,160 0,87 0,967 0,240 3,17 Penyemprotan 4,08 0,100 0,000 0,41 1,000 0,000 4,08 Penyiangan 3,63 0,033 0,720 2,74 0,800 0,640 5,32 Pemanenan 15,37 0,367 1,013 21,21 0,967 0,747 26,53 Total 52,17 9,033 4,347 42,78 14,567 3,973 67,03

6.3. Biaya Cabang