KCl Ln X Faktor Determinan Produksi pada Cabang Usahatani Cabai merah di Lokasi Penelitian.

Elastisitas produksi parsial pupuk SP 36 yaitu 0,46323. Elastisitas bernilai positif b 6 0 berarti pupuk SP 36 mempunyai hubungan searah dengan produksi cabai merah. Peningkatan jumlah pupuk SP 36 sebesar 1 persen ceteris paribus , maka akan diikuti oleh peningkatan produksi cabai merah sebesar 0,46323 persen. Kondisi sebaliknya yaitu terjadi penurunan produksi sebesar 0,46323 persen jika jumlah pupuk SP 36 dikurangi 1 persen. Pupuk SP 36 dapat dikatakan mempunyai pengaruh yang paling besar dibanding peubah pupuk kimia yang lain. Hal ini ditunjukkan dengan nilai elastisitas produksi parsial yang paling besar dibanding faktor produksi yang lain. Hubungan kuat antara peubah tersebut dengan produksi cabai merah karena kandungan pupuk SP 36 sangat diperlukan untuk pertumbuhan generatif. Pertumbuhan tersebut dapat dipercepat dengan pemberian pupuk SP 36, sehingga panen dapat dilakukan lebih awal dan dalam jangka waktu yang lebih panjang. Faktor produksi pupuk SP 36 sudah digunakan secara rasional jika dilihat dari nilai elastisitas produksi parsial sebesar 0,46323. Hukum pengembalian semakin berkurang diminishing return berlaku pada setiap unit faktor produksi pupuk SP 36 yang digunakan. Diminishing return dapat diinterpretasikan bahwa produksi yang diperoleh selalu lebih kecil dari unit pupuk SP 36 yang digunakan. Kondisi skala pengembalian tersebut merupakan indikasi bahwa efisiensi teknis syarat keharusan sudah dicapai. Syarat kecukupan yaitu efisiensi harga pada tingkat penggunaan pupuk Sp 36 dapat diketahui dari analisis efisiensi harga.

5. KCl Ln X

6 Pupuk KCl mempunyai kandungan unsur kalium yang diperlukan tanaman. Unsur tersebut diperlukan dalam penyusunan protein dan karbohidrat. Pengerasan bagian tanaman yang berkayu batang dan cabang, peningkatan kualitas buah, peningkatan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan serangan hama penyakit. Tiga hal tersebut merupakan tujuan pupuk KCl diberikan pada tanaman. Hipotesis awal yang diuji yaitu faktor produksi pupuk KCl tidak mempunyai pengaruh pada produksi cabai merah ketika semua faktor produksi yang lain dipertahankan konstan. Hipotesis tersebut diuji dengan pendekatan uji beda nyata satu arah terhadap elastisitas produksi parsial pada taraf nyata 5 persen dan derajat bebas 21. Nilai t hitung yang diperoleh lebih besar dari nilai t tabel, sehingga hipotesis awal yang diuji dapat ditolak pada taraf nyata 5 persen. Interpretasi dari kesimpulan tersebut yaitu pupuk KCl mempunyai pengaruh yang nyata pada taraf nyata 5 persen. Pupuk KCl mempunyai pengaruh positif terhadap produksi cabai merah yang nyata pada taraf nyata 5 persen. Pengaruh pupuk KCl ditunjukkan dengan elastisitas produksi parsial sebesar 0,12576. Elastisitas tersebut dapat diinterpretasikan bahwa perubahan sebesar 1 persen pada jumlah pupuk KCl ketika semua faktor produksi yang lain dipertahankan konstan, maka produksi cabai merah akan mengalami perubahan sebesar 0,12576 persen dengan arah yang sama. Peningkatan pada jumlah pupuk KCl yang digunakan akan diikuti dengan produksi yang mengalami peningkatan. Tanaman cabai merah mempunyai buah dan daun yang lebat, sehingga diperlukan batang yang kuat sebagai penopang beban tersebut. Unsur kalium diperlukan untuk memperkeras bagian tanaman yang berkayu. Kebutuhan unsur tersebut dipenuhi dari pupuk KCl. Pengaruh pupuk KCl terhadap produksi cabai merah lebih rendah dibanding pupuk SP 36. Perbedaan tersebut disebabkan karena pupuk KCl lebih dominan diperlukan untuk memperkuat batang tanaman, sedangkan pupuk SP 36 lebih dominan pada pembentukkan dan pemasakan buah. Tingkat pengembalian yang semakin berkurang berlaku pada setiap unit pupuk KCL yang digunakan. Produksi yang diperoleh selalu lebih kecil dibanding unit pupuk KCL yang digunakan. Pupuk KCl sudah digunakan pada daerah produksi rasional. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan nilai elastisitas produksi parsial bernilai positif tetapi lebih kecil dari satu.

6. Pupuk Kandang Ln X