Tenaga kerja X Benih Ln X

produksi. Faktor produksi yang dibahas lebih lanjut adalah faktor-faktor produksi yang berbeda nyata pada taraf nyata 5 persen. Pengaruh faktor produksi terhadap produksi cabang usahatani cabai merah dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tenaga kerja X

2 Tenaga kerja merupakan sumber biaya terbesar pada cabang usahatani cabai merah di Desa Sukagalih. Hipotesis awal dalam uji t dinyatakan bahwa ketika semua faktor produksi yang lain dipertahankan tetap konstan, maka tenaga kerja tidak mempunyai pengaruh linier terhadap produksi cabang usahatani cabai merah. Hipotesis tersebut diuji pada taraf nyata 5 persen dengan uji beda nyata satu arah. Nilai t hitung yang diperoleh lebih besar dari nilai t tabel pada taraf nyata 5 persen, sehingga hipotesis awal dapat ditolak. Faktor produksi tenaga kerja mempunyai pengaruh positif yang nyata, hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,631 Lampiran 23. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting pada cabang usahatani cabai merah di lokasi penelitian. Hal ini ditunjukkan dengan oleh proporsi biaya tenaga kerja yang mencapai 56,17 persen dari total biaya. Pengaruh tenaga kerja terhadap produksi cabai merah cukup besar. Pengaruh tersebut ditunjukkan oleh elastisitas produksi parsial sebesar 0,12849. Elastisitas tersebut relatif lebih rendah dibanding nilai elastisitas pupuk kimia maupun pupuk kandang. Produksi tanaman merupakan proses biologis yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh tenaga kerja, tetapi dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara yang diperlukan tanaman. Hal ini yang diduga menjadi penyebab tenaga kerja mempunyai pengaruh relatif lebih kecil terhadap produksi cabai merah, jika dibandingkan dengan pupuk kimia urea, KCl dan SP 36 dan pupuk kandang. Elastisitas produksi parsial sebesar 0,12849, berarti jika jumlah tenaga kerja ditingkatkan sebesar 1 persen sementara semua faktor produksi dipertahankan konstan, maka produksi akan mengalami peningkatan sebesar 0,12849 persen. Elastisitas produksi parsial tersebut sesuai dengan hukum pengembalian yang berkurang law of diminishing return , dan menurut teori produksi maka tenaga kerja sudah digunakan secara rasional.

2. Benih Ln X

3 Hasil uji beda nyata diketahui bahwa nilai t hitung yang diperoleh adalah 1,95 yang berada diluar area penerimaan hipotesis awal H . Benih mempunyai pengaruh nyata terhadap produksi cabai merah pada taraf nyata 5 persen. Kesimpulan yang diperoleh dari uji beda nyata pada taraf nyata 5 persen adalah benih mempunyai pengaruh positif yang nyata secara statistik. Benih mempunyai elastisitas produksi parsial sebesar 0,08494 dan secara statistik siknifikan pada taraf nyata 5 persen. Elastisitas tersebut dapat diinterpretasikan bahwa jika jumlah benih ditingkatkan sebesar 1 persen, sementara faktor–faktor produksi yang lain dipertahankan tetap konstan, maka akan diperoleh peningkatan produksi sebesar 0,08494 persen. Benih merupakan faktor produksi yang mempunyai pengaruh paling kecil terhadap produksi cabai merah, ditunjukkan dengan elastisitas produksi parsial tersebut. Benih cabai merah yang digunakan di lokasi penelitian adalah cabai merah Hibrida TM-999. Varietas tersebut mempunyai pertumbuhan yang sangat kuat, dan dapat dipanen dalam jangka waktu yang panjang. Varietas tersebut sebenarnya mampu berproduksi hingga 0,8-1,2 kilogram per tanaman, namun dilokasi penelitian hanya mencapai 0,44 kilogram per tanaman. Kondisi tersebut diduga disebabkan oleh kombinasi pupuk yang lebih dominan pada unsur N, sehingga pertumbuhan generatif tanaman kurang baik. Elastisitas produksi parsial yang bernilai positif tetapi lebih kecil dari satu 0Ep1 berarti benih telah digunakan secara rasional. Faktor–faktor produksi yang bersifat tidak tetap menurut Dillon, 1972 harus digunakan pada area rasional yaitu ketika berlaku hukum pengembalian yang berkurang 0Ep1. Tingkat penggunaan benih sudah sesuai syarat keharusan 0 b 3 1 sehingga efisiensi teknis sudah dicapai.

3. Urea Ln X