Pengujian Autokorelasi METODE PENELITIAN

Tabel 4.24. Uji Heteroskedastisitas Model Regresi Linier Berganda Retail Modern Sumber : Data diolah, Kuesioner 2013 Hasil perhitungan Tabel 4.24 tersebut menunjukkan tidak ada gangguan heteroskedastisitas yang terjadi dalam proses estimasi parameter model penduga, dimana tidak ada nilai thitung yang signifikan atau nilai signifikan sig lebih dari 0,05 p0,05. Jadi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas.

4.8 Pengujian Autokorelasi

Uji Auto korelasi bertujuan menguji pakah dalam model regresi linier ada korelasi atara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada autokkorelasi. Autokorelsi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu time series karena gangguan pada seseorang individual cenderung mempengaruhi gangguan pada kelompok yang sama pada Universitas Sumatera Utara periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah model yang terbebas dari autokorelasi dan cara yang digunakan adalah Uji durbin Watson DW test. UJi durbin Watson hany digunakan untuk korelasi tingkat satu first order autocorrelation yang mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi yang tidak ada variabel lag diantara variabel independent ghozali 2001. Hipotesis yang akan diuji adalah yang terlihat dibawah ini : Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan metode Uji Durbin-Watson Uji DW, dengan rumus : ∑ ∑ − − = 2 2 1 1 t t d µ µ µ Dimana nilai DW statistik adalah terletak antara 0-4, dengan membandingkan nilai DW statistik terhadap DW tabel. • 0 DW statistik L d ; tolak H artinya tidak ada autokorelasi. • L d DW statistik U d ; tidak ada autokorelasi positif inconclusive. • 4 - L d DW statistik 4; tolak H artinya tidak ada autokorelasi. • 4 - u d DW statistik 4 - L d ; tidak ada autokorelasi negatif. Uji autokorelasi digunakan metode Uji Durbin-Watson Uji DW pada model regresi retail tradisonal, dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.25. Uji Autokorelasi Tradisional Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .838 a .702 .635 .64605 2.342 a. Predictors: Constant, x9tpendapatan, x5tlokasi, x6tpromosi, x8tprestige, x1tharga, x7ttrend, x4tsuasanadanlayanan, x3tlayout, x2tkelengkapan b. Dependent Variable: ytpergeserankonsumen Sumber : Data diolah, Kuesioner 2013 Pada retail tradisional Nilai DW sebesar 2.342, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikan 1, jumlah sampel 50 n dan jumlah variabel independent 4 k=9 maka di tabel terlihat nilai DW tabel adalah 2.157 oleh karena nilai DW 2.342 lebih besar dai batas atas du1.986 dan kurang dari 9-1.986 9-Du maka dapat disimpulkan bahwa kita tidak menolah h0 yang menyatakan bahwatidak ada autokorelasi positif atau negatif. Sehingga dapat disimpulkan tidak adanya autokorelasi. Tabel 4.26 Uji Autokorelasi Modern Pada retail modern Nilai DW sebesar 2.096, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikan 5, jumlah sampel 50 n dan jumlah variabel independent 4 k=9 maka di tabel terlihat nilai DW tabel adalah 1.986 oleh karena nilai DW 2.096 lebh besar dai batas atas du 1.986 dan kurang dari 9 - 1.986 9-Du maka dapat disimpulkan bahwa kita tidak menolah Universitas Sumatera Utara h0 yang menyatakan bahwatidak ada autokorelasi positif atau negatif. Sehingga dapat disimpulkan tidak adanya autokorelasi. Keterangan : H = Tidak ada autokorelasi positif H = Tidak ada autokorelasi negatif Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi terhadap hasil estimasi model penelitian pertumbuhan jumlah uang beredar di Indonesia bahwa model penelitian tersebut tidak mengalami autokorelasi karena nilai DW = 2.342 dan 2.096 berada pada daerah hipotesis keragu-raguan.

4.9 Pengujian Normalitas Tabel 4.27 Uji Normalisasi