Jenis dan sumber data Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian Pengujian Multikolinearitas

Retail modern adalah: � = 478 1+4780,12 n = 49,91................dibulatkan menjadi 50 sample. 3.4.Teknik Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dalam pengumpulan data peneliti menggunakan Data primer primary data adalah data yang dikumpulkan langsung melalui obyeknya sumber pertama melalui daftar pernyataan atau kuesioner. Daftar pernyataan dibuat sedemikian rupa sehingga obyektivitasnya atau tujuannya menjadi jelas bagi pihak responden.

3.5. Jenis dan sumber data

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang di butuhkan dalam penyelesaian, penelitian ini di perikan langsung kepada responden yaitu konsumen retail tradosional dan retail modern berupa dokumentasi dengan pengumpulan bahan buku , catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip.

3.6. Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah memberikan pengertian terhadap suatu variabel dengan menspesifikasi kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur memanipulasinya. Sularso, 2003:50. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Variabel bebas Independen Persepsi a , dan memiliki 9 indikator yaitu harga x1, kelengkapan x2, layout x3, Universitas Sumatera Utara suasana dan pelayanan x4, lokasi x5, promosi x6, trend x7, prestage x8, pendapatan konsumen x9 Variabel terikat Dependen Prilaku konsumen y dengan indikator yaitu berpindah y1, coba-coba y 2 , cari alternatif y3, Tabel 3.1. Definisi Operasional No Variabel penelitian Definisi Operasional Parameter Skala 1 Variabel bebas Independen Persepsi x Interpretasi beberapa stimulus yang mempengaruhi perubahan minat belanja konsumen dari retail tradisional ke retail modern di kecamatam Medan Marelan, kota Medan harga, kelengkapan barang, layout, suasana dan layanan, lokasi strategis, dan promosi,trend, prestage, pendapatan konsumen Likert 2 Variabel terikat Dependen Perilaku Belanja Konsumen y Tingkat perubahan perilaku belanja konsumen dari retail tradisional ke retail modern 1. Pindah 2. Cari alternative 3. Coba- coba Likert

3.7. Teknik Analisa Data

3.7.1. Uji Validitas

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrument dalam mengukur apa yang ingin diukur. Dalam pengujian instrument pengumpulan data, validitas bias dibedakan menjadi validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor antara faktor satu dengan yang lain ada kesamaan. Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara skor faktor penjumlahan item dalam satu faktor dengan skor total faktor total Universitas Sumatera Utara keseluruhan faktor, sedangkan pengukuran validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item.

3.7.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji untuk memastikan apakah kuesioner penelitian yang akan dipergunakan untuk mengumpulkan data variabel penelitian reliabel atau tidak. Kuesioner dikatakan reliabel jika kuesioner tersebut dilakukan pengukuran berulang, akan medapatkan hasil yang sama. 3.8. Uji Asumsi Klasik 3.8.1. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. 3. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, variance inflation factor VIF. Ghozali, 2005. Universitas Sumatera Utara

3.8.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena dataini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang dan besar Ghozali, 2005.

3.8.3. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ghozali, 2005.

3.8.4. Uji Linieritas

Tujuan uji linieritas adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk hubungan antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat. Adapun ringkasan hasil uji linearitas dan keberartian regresi linieritas yang dilakukan menggunakan alat bantu program SPSS versi 19.0

3.8.5. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t -1sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya . Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari observasi ke Universitas Sumatera Utara observasi lainnya. Hal ini sering ditentukan pada data runtut waktu timeseries karena gangguan pada seorang kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada kelompok yang sama pada periode berikutnya 3.9. Metode Analisa 3.9.1. Analisis Logistic Regression Pengujian untuk masalah pertama yaitu Pada Tingkat Pendapatan berapa pergeseran konsumen berbelanja dari retail tradisional ke retail modern di Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan. Diuji dengan menggunakan metode analisa Logistic regression, dimana analisa Logistic regression sebetulnya mirip dengan analisis diskriminan yaitu untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel continue metric dan kategorial non metric . Dalam hal ini dapat dianalisis dengan logistic regression karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya. Jadi Logistic regression umumnya dipakai jika asumsi multivariate normal distribution tidak terpenuhi. Ghozali 2001

3.9.2. Analisis Mann – Whitney U – Test

Untuk menjawab hipotesis masalah kedua yaitu Apakah ada perbedaan persepsi pergeseran konsumen dari retail tradisional ke retail modern di Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan. Menggunakan Analisis Mann – Whitney U- Test, dimana pengujian ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independent bila datanya berbentuk ordinal test . Universitas Sumatera Utara Bila dalam suatu pengamatan data berbentuk interval. Maka perlu dirubah dulu ke dalam data interval. Sebenarnya dapat menggunakan t test untuk pengujiannya. Tetapi bila asumsi t – test tidak dipenuhi Misalnya data harus normall maka tes ini tidak dapat digunakan. Sugiyono 2003.

3.9.3. Analisis Uji Beda

Analisis Uji Beda ini juga digunakan untuk menjawab hipotesis kedua yaitu Apakah ada perbedaan persepsi pergeseran konsumen dari retail tradisional ke retail modern di Kecamatan Medan Marelan, dimana metode analalsis Uji Beda t test ini untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua populasi kelompok data yang independen. Tujuan penggunaan metode analisis adalah untuk mengetahui adanya perbedaan persepsi konsumen terhadap retail tradisional dengan persepsi konsumen terhadap retail modern. Rumus matematis dari t test yang digunakan dalam penelitian ini adalah: � = �� � − �� � ��� � 2 � � � + �� � 2 � � � dimana : X a = rata-rata kelompok persepsi konsumen terhadap retail tradisional X b = rata-rata kelompok persepsi konsumen terhadap retail modern S a = standar deviasi kelompok persepsi konsumen terhadap retail tradisional S b = standar deviasi kelompok persepsi konsumen terhadap retail modern n a = jumlah sampel kelompok persepsi konsumen terhadap retail tradisional n b = jumlah sampel persepsi konsumen terhadap retail modern Universitas Sumatera Utara

3.9.4. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi menguji hipotesa ketiga dan keempat yaitu Apakah ada pengaruh persepsi konsumen terhadap perilaku berbelanja di retail tradisional di Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan dan Apakah ada pengaruh persepsi konsumen terhadap perilaku berbelanja retail modern di Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan. Analisa regresi linier berganda ini dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel berupa hubungan kausal atau fungsional. Analisis regresi digunakan apabila ingin mengetahui bagaimana variabel dependenkriteria dapat diprediksikan melalui variabel independen atau prediktor, secara individual.Penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda yang berguna untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel dependen kriterium, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi dinaik turunkan nilainya. Jadi, analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua Sugiyono, 1999. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen atau bebas yaitu harga X 1 , kelengkapan produk X 2 , layout X 3 , suasana dan layanan X 4 , lokasi X 5 , promosi X 6 , trend X 7 , prestige X 8 dan pendapatan konsumen X 9 terhadap perilaku berbelanja dari retail tradisional ke retail modern di Kecamatan Medan Merelan Y. Fungsi matematis Y= f x1,x2,x3,x4,x5,x6,x7,x8,x9 Fungsi ini ditransfer kedalam model : Rumus matematis dari regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Universitas Sumatera Utara Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + b 7 X 7 + b 8 X 8 + b 9 X 9 + e Keterangan: Y = Perilaku berbelanja retail tradisional a = constanta b 1 = Koefisien regresi antara harga dengan perpindahan berbelanja dari retail tradisional ke retail modern di Kecamatan Medan Merelan b 2 = Koefisien regresi antara kelengkapan produk dengan perilaku berbelanja dari retail tradisional ke retail modern di Kecamatan Medan Merelan b 3 = Koefisien regresi antara layout dengan perilaku berbelanja dari retail tradisional ke retail modern di Kecamatan Medan Merelan b 4 = Koefisien regresi antara suasana dan layanan dengan perilaku berbelanja dari retail tradisional ke retail modern di Kecamatan Medan Merelan b 5 = Koefisien regresi antara lokasi strategis dengan perilaku berbelanja dari retail tradisional ke retail modern di Kecamatan Medan Merelan b 6 = Koefisien regresi antara promosi dengan perilaku berbelanja dari retail tradisional ke retail modern di Kecamatan Medan Merelan b 7 = Koefisien regresi antara trend dengan perilaku berbelanja dari retail tradisional ke retail modern di Kecamatan Medan Merelan b 8 = Koefisien regresi antara prestige konsumen dengan perilaku berbelanja dari retail tradisional ke retail modern di Kecamatan Medan Merelan b 8 = Koefisien regresi antara pendapatan konsumen dengan perilaku berbelanja dari retail tradisional ke retail modern di Kecamatan Medan Merelan X 1 = Harga Universitas Sumatera Utara X 2 = Kelengkapan produk X 3 = Layout X 4 = Suasana dan layanan X 5 = Lokasi X 6 = Promosi X 7 = Trend X 8 = Prestige X 9 = Indikator pendapatan konsumen e = error disturbances

3.9.5. Uji Parsial Uji t

Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas secara parsial atau individual terhadap variabel terikat. 1. Merumuskan hipotetis statistik a. H0 : βi = 0 Variabel independen secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap variabel dependen. b. H1 : βi 0 Variabel independen secara parsial berpengaruh positif terhadap variabel dependen. 2. Mengukur taraf signifikansi a. Probabilitas 0,05 = H0 ditolak dan H1 diterima b. Probabilitas 0,05 = H0 diterima dan H1 ditolak Universitas Sumatera Utara

3.9.6. Uji Simultan Uji F

Uji F yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel bebas, yaitu secara simultan terhadap variabel terikat, yaitu Perilaku Berbelanja Y. Tahapan pengujian hipotesis secara simultan dapat dilihat, sebagai berikut : harga x1, kelengkapan x2, layout x3, suasana dan pelayanan x4, lokasi x5, promosi x6, trend x7, prestage x8, pendapatan konsumen x9. 1. Merumuskan hipotesis statistik a. H0 : β1 = β2 = β3= 0 Variabel independen yaitu harga x1, kelengkapan x2, layout x3, suasana dan pelayanan x4, lokasi x5, promosi x6, trend x7, prestage x8, pendpatan konsumen x9secara simultan tidak berpengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu perilaku berbelanja. b. H1 : β1, β2, β3 0 Variabel independen yaitu harga x1, kelengkapan x2, layout x3, suasana dan pelayanan x4, lokasi x5, promosi x6, trend x7, prestage x8, pendpatan konsumen x9 secara simultan berpengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu perilaku berbelanja. 2. Mengukur taraf signifikansi Pada tahap ini mempunyai kesamaan pada pengujian hipotesis secara simultan yaitu dengan menggunakan probabilitas sebesar 0,05 5 dengan kriteria sebagai berikut : a. Probabilitas 0,05 = H0 ditolak dan H1 diterima b. Probabilitas 0,05 = H0 diterima dan H1 ditolak. Universitas Sumatera Utara

3.9.7. Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi R 2 persamaan regresi berguna untuk mengetahui besarnya persentase pengaruh semua variabel independen tehadap nilai variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi dari 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati nol besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi, maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen. Sebaliknya, semakin mendekat satu besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi, maka semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen Algifari, 2003. Nilai adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Dalam kenyataan nilai adjusted R 2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati 2003 jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R 2 negatif, maka nilai adjusted R 2 dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R 2 = 1, maka Adjusted R 2 = R 2 = 1 sedangkan jika nilai R 2 = 0, maka adjusted R 2 = 1 – kn – k. Jika k 1,maka adjusted R 2 akan bernilai negatif Ghozali, 2005. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Kecamatan Medan Marelan

Gambar 4.1. Peta Kecamatan Medan Marelan 4.1.1. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Medan Marelan Kecamatan Medan Marelan terletak di wilayah Utara Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut Sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Deli Serdang, Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kab. Deli Serdang, Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan Kecamatan Medan Marelan dengan luas wilayahnya 44,47 km2 Kecamatan Medan Marelan dengan penduduknya berjumlah 140.414 Jiwa 2011. Medan Marelan

4.1.2. Kependudukan wilayah Kecamatan Medan Marelan

Dilihat Dari Kependudukan Kecamatan Medan Marelan berjumlah 140.414 ribu jiwa.terdiri dari 5 kelurahan yaitu Tanah Enam Ratu dengan jumlah Universitas Sumatera Utara Penduduk 2.076 jiwa, Kelurahan Rengas Pulau dengan jumlah penduduk 3.722 Penduduk, selanjutnya Kelurahan Terjun dengan Jumlah Penduduk 1.208 Penduduk, selanjutnya adalah Kelurahan Paya pasir dengan jumlah penduduk 1.178 dan labuhan Deli dengan Jumlah penduduk 593 penduduk. Dilihat dari pendidikan SD terdiri 54 buah, SLTP terdiri dari 15 buah, dan SMA sebanyak 10 buah. Di Kecamatan Medan Marelan terdiri dari 2 buah Pasar Tradisional dan 15 buah Pasar grosir. Gambar 4.2. Gambaran Perkembangan Retail Tabel 4.1 Data Retail Modern di Kecamatan Medan Marelan No Nama retail modern Suzuya Indomaret Alfamart Mandiri Irian Cool mart Smart shop Irit Anugerah Jlh 1 7 1 1 1 1 1 1 1 Data : Kuisioner

4.2. Karakteristik Responden

Sebagai awal proses analisis dalam hasil penelitian ini, dilakukan analisis terhadap karakteristik responden yang dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan dan tingkat pendidikan.Jumlah responden yang menjadi objek Pergeseran Retail Tradisional Retail Modern Universitas Sumatera Utara penelitian adalah 100 responden yang terdiri dari 50 responden di retail tradisionil dan 50 responden di retail modern yang berada di kecamatan Medan Marelan, kota Medan terlampir

4.2.1. Jenis Kelamin

Berikut di bawah ini karakterik responden berdasarkan jenis kelamin yang diperoleh dari retail tradisional dan retail modern: Tabel 4.2.Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Retail Jenis Kelamin Pria Frekuensi Wanita Frekuensi Tradisional 22 44 28 56 Modern 13 26 37 74 Sumber : Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.2 di atas diperoleh data, dari 50 orang jumlah responden di Retail Tradisional terdapat berjenis kelamin pria sebanyak 44 atau 22 orang. Responden wanita sebanyak 56 atau 28 orang. Ini berarti dalam penelitian di Retail Tradisional terdapat responden wanita lebih banyak jumlahnya dari pada responden pria. Sedangkan dari 50 orang jumlah responden di Retail Modern terdapat responden berjenis kelamin pria sebanyak 26 atau 13 orang. Responden wanita sebanyak 74 atau 37 orang. Ini berarti dalam penelitian di Retail Moder terdapat responden wanita lebih banyak jumlahnya dari pada responden pria.

4.2.2 Jenis Pekerjaan

Berikut di bawah ini karakterik responden berdasarkan jenis pekerjaan yang diperoleh dari retail tradisional dan retail modern: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3. Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Retail Pekerjaan orang Belum Bekerja Buruh Ibu RT PNS Pegawai Swasta Wiraswasta Tradisional 1 7 14 2 9 17 Modern 2 5 20 1 14 8 Sumber : Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.3 di atas diperoleh data, dari 50 orang jumlah responden di Retail Tradisional terdapat responden yang terbesar berjenis pekerjaan wiraswasta sebanyak 34 atau 17 orang dan jenis pekerjaan yang terkecil belum bekerja sebanyak 2 atau 1 orang. Sedangkan dari 50 orang jumlah responden di Retail Modern terdapat responden yang terbesar berjenis pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 40 atau 20 orang dan jenis pekerjaan yang terkecil belum bekerja sebanyak 4 atau 2 orang.

4.2.3 Jenis Tingkat Pendidikan

Berikut di bawah ini karakterik responden berdasarkan jenis tingkat pendidikan yang diperoleh dari retail tradisional dan retail modern: Tabel 4.4. Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Tingkat Pendidikan Retail Tingkat Pendidikan orang SD SLTP SMU Diploma 3 Perguruan Tinggi Tradisional 9 8 28 3 2 Modern 2 4 33 7 4 Sumber : Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.4 di atas diperoleh data, dari 50 orang jumlah responden di Retail Tradisional terdapat responden yang terbesar tingkat pendidikan SMU sebanyak 56 atau 28 orang dan tingkat pendidikan terkecil terdapat pada perguruan tinggi sebanyak 2 atau 1 orang. Sedangkan dari 50 orang jumlah responden di Retail Modern terdapat responden yang terbesar Universitas Sumatera Utara tingkat pendidikan SMU sebanyak 66 atau 33 orang dan tingkat pendidikan terkecil terdapat pada pendidikan SD sebanyak 4 atau 2 orang. 4.3. Persepsi Hasil Jawaban Responden 4.3.1. Persepsi Variabel Harga X 1 Harga adalah jumlah uang yang di tagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah nilai yang di pertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Dalam penelitian ini, yang di maksud dengan harga, yaitu satuan nilai uang yang di tetapkan oleh pihak pengelola retail modern dan retail tradisional. Pengukuran jawaban pernyataan-pernyataan tersebut di atas menggunakan skala interval kesetujuan berjenjang nilai 5 menujukkan sangat murah, nilai 4 menunjukkan murah, nilai 3 menunjukkan cukup murah, nilai 2 menunjukkan mahal dan nilai 1 menunjukkan sangat mahal. Distribusi jawaban responden mengenai variabel harga pada retail tradisional dan retail modern dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.5. Persepsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Harga X 1 Retail Sagat Murah Murah Cukup Murah Mahal Sangat Mahal Total Jlh Jlh Jlh Jlh Jlh Jlh Tradisional 16 32 29 58 5 10 50 100 Modern 14 26 36 72 50 100 Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan Tabel 4.5 di atas di retail tradisional dari 50 orang jumlah responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan harga yang ditawarkan yaitu cukup murah sebesar 58 atau 29 orang, pada bagian harga yang ditawarkan murah yaitu 32 atau 16 orang, dan pada bagian harga yang ditawarkan mahal hanya sebesar 10 atau 5 orang. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 di atas juga menjelaskan di retail modern dari 50 orang jumlah responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan harga yang ditawarkan di retail modern yaitu cukup murah sebesar 72 atau 36 orang dan pada bagian harga yang ditawarkan murah yaitu 26 atau 14 orang. Pada retail tradisional dan modern bahwa mayoritas hasil jawaban responden adalah harga yang ditawarkan cukup murah.

4.3.2. Persepsi Variabel Kelengkapan Produk X

2 Kelengkapan produk X 2 adalah menjual barang- barang dengan komplit. Dalam penelitian ini, yang di maksud dengan kelengkapan produk, yaitu: lengkap atau tidaknya jumlah ketersediaan produk yang di tawarkan oleh pihak pengelola retail. Pengukuran jawaban pernyataan- pernyataan tersebut di atas menggunakan skala interval kesetujuan berjenjang dengan nilai 5 menujukkan sangat lengkap, nilai 4 menunjukkan lengkap, nilai 3 menunjukkan cukup lengkap, nilai 2 menunjukkan kurang lengkap dan nilai 1 menunjukkan sangat kuranga lengkap. Distribusi jawaban responden mengenai variabel kelengkapan produk pada retail tradisional dan retail modern dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.6. Persepsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Kelengkapan Produk X 2 Retail Sangat Lengkap Lengkap Cukup Legkap Kurang Lengkap Sangat Kurang Lengkap Total Jlh Jlh Jlh Jlh Jlh Jlh Tradisional 2 4 2 4 31 62 14 28 1 2 50 100 Modern 16 32 14 28 10 20 10 20 50 100 Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan Tabel 4.6 di atas di retail tradisional dari 50 orang jumlah responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan kelengkapan produk yaitu cukup lengkap sebesar 62 atau 31 orang, pada bagian Universitas Sumatera Utara kurang lengkap yaitu 28 atau 14 orang, pada bagian sangat lengkap dan lengkap masing-masing yaitu 4 atau 2 orang dan pada bagian sangat kurang lengkap yang hanya sebesar 2 atau 1 orang. Berdasarkan Tabel 4.6 di atas di retail modern dari 50 orang jumlah responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan kelengkapan produk yang ada di retail modern yaitu sangat lengkap sebesar 32 atau 16 orang, pada bagian lengkap yaitu 28 atau 14 orang, pada bagian cukup lengkap dan kurang lengkap masing-masing yaitu 20 atau 10 orang dan pada bagian sangat sangat kurang lengkap yang hanya sebesar 2 atau 1 orang. Persepsi jawaban responden mengenai variabel kelengkapan produk pada retail tradisional bahwa mayoritas menyatakan cukup lengkap sedangkan di retail modern menyatakan bahwa mayoritas terdapat sangat lengkap.

4.3.3 Persepsi Variabel Layout X

3 Layout barang dagangan di retail modern diatur secara lebih menarik. Barang dagang diletakkan pada rak-rak yang terkategorisasi dan eye catching. Layout ini bisa memanjakan konsumen dalam berbelanja. Pada tingkat tertentu, layout ini dapat memunculkan keputusan belanja spontan tak terencana karena konsumen tertarik display barang dalam rak. Pengukuran jawaban pernyataan- pernyataan tersebut di atas menggunakan skala likert kesetujuan berjenjang dengan nilai 5 menujukkan sangat teratur, nilai 4 menunjukkan teratur, nilai 3 menunjukkan cukup teratur, nilai 2 menunjukkan kurang teratur dan nilai 1 menunjukkan sangat kurang teratur. Persepsi jawaban responden mengenai variabel layout pada retail tradisional dan retail modern dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7. Persepsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Layout X 3 Retail Sangat Teratur Teratur Cukup Teratur Kurang Teratur Sangat Kurang Teratur Total Jlh Jlh Jlh Jlh Jlh Jlh Tradisional 3 6 24 48 5 10 18 36 50 100 Modern 17 34 21 42 11 22 1 2 50 100 Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, pada retail tradisional dari 50 orang jumlah responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan layout yaitu cukup teratur sebesar 48 atau 24 orang, pada bagian sangat kurang teratur yaitu 36 atau 18 orang, pada bagian kurang teratur yaitu 10 atau 5 orang dan pada bagian teratur yaitu 6 atau 3 orang. Berdasarkan Tabel 4.7 di atas di retail modern dari 50 orang jumlah responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan layout yang teratur sebesar 42 atau 21 orang, pada bagian sangat teratur lengkap yaitu 34 atau 17 orang, pada bagian cukup teratur yaitu 22 atau 11 orang dan pada bagian kurang teratur yaitu 2 atau 1 orang. Persepsi jawaban responden mengenai variabel layout pada retail tradisional bahwa mayoritas menyatakan cukup teratur sedangkan dan retail modern bahwa mayoritas terdapat sangat teratur.

4.3.4 Persepsi Variabel Suasana dan Layanan X

4 Suasana dan layanan ritel modern menawarkan suasana belanja yang nyaman. ritel modern mementingkan kebersihan ruangan, penerangan yang sangat cukup, fasilitas air conditioning, dan alunan musik. Tentunya, investasi yang tidak sedikit harus ditanamkan untuk menghadirkan suasana nyaman ini. Namun, penciptaan suasana nyaman ini akan mendorong konsumen untuk stay lebih dan Universitas Sumatera Utara berbelanja dengan tenang. Selain itu, suasana nyaman ini dapat membentuk brand image di benak konsumen sehingga mereka akan selalu memilih ritel modern untuk berbelanja. Setiap konsumen yang masuk dalam ritel modern seringkali disambut oleh salam khas oleh para penjaga outlet. Tidak peduli apakah salamnya dijawab atau tidak, begitu konsumen membuka pintu toko, penjaga otomatis mengucapkan salam itu. Selama konsumen di dalam ruangan toko, mereka siap siaga memberikan pelayanan, mulai dari menunjukkan rak di mana barang yang dicari berada sampai dengan mengambilkan barang belanjaan. Di akhir sesi, mereka mengucapkan salam lagi dan sembari mengingatkan untuk kembali berbelanja di lain waktu. Disadari atau tidak, keramahan ini merupakan wujud dari careness terhadap konsumen. Pengukuran jawaban pernyataan- pernyataan tersebut di atas menggunakan skala likert kesetujuan berjenjang dengan nilai 5 menujukkan sangat bagus, nilai 4 menunjukkan bagus, nilai 3 menunjukkan cukup bagus, nilai 2 menunjukkan kurang bagus dan nilai 1 menunjukkan sangat kurang bagus. Persepsi jawaban responden mengenai variabel suasana dan layanan pada retail tradisional dan retail modern dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.8. Persepsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Suasana dan Layanan X 4 Retail Sangat Bagus Bagus Cukup Bagus Kurang Bagus Sangat Kurang Bagus Total Jlh Jlh Jlh Jlh Jlh Jlh Tradisional 1 2 5 10 29 58 15 30 50 100 Modern 14 28 23 46 11 22 2 4 50 100 Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan Tabel 4.8 di atas di retail tradisional dari 50 orang jumlah responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan Universitas Sumatera Utara suasana dan layanan yaitu cukup bagus sebesar 58 atau 29 orang, pada bagian kurang bagus yaitu 30 atau 15 orang, pada bagian bagus yaitu 10 atau 5 orang dan pada sangat bagus yaitu 2 atau 1 orang. Berdasarkan Tabel 4.8 di atas di retail modern dari 50 orang jumlah responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan suasana dan layanan yang bagus sebesar 46 atau 23 orang, pada bagian sangat bagus yaitu 28 atau 14 orang, pada bagian cukup bagus yaitu 22 atau 11 orang dan pada bagian kurang bagus yaitu 4 atau 2 orang. Persepsi jawaban responden mengenai variabel suasana dan layangan pada retail tradisional bahwa mayoritas menyatakan cukup bagus sedangkan dan retail modern bahwa mayoritas terdapat suasana dan layananyang bagus.

4.3.5 Persepsi Variabel Lokasi X

5 Ritel modern dimanapun berdiri di lokasi yang strategis, dekat dengan keramaian dan memiliki space parkir kendaraan bermotor yang cukup. Setiap orang akan setuju kalau dinyatakan bahwa lokasi yang strategis adalah salah satu pendorong atau pemicu keunggulan bersaing. Pemilihan lokasi yang strategis ini menunjukkan bahwa retail modern tidak saja menjadikan masyarakat sekitar sebagai konsumen sasaran tetapi juga mereka yang berlalu-lintas di keramaian. Pengukuran jawaban pernyataan- pernyataan tersebut di atas menggunakan skala interval kesetujuan berjenjang dengan nilai 5 menujukkan lokasi sangat stategis, nilai 4 menunjukkan strategis, nilai 3 cukup strategis, nilai 2 menunjukkan kurang strategis dan nilai 1 menunjukkan sangat kurang strategis. Distribusi jawaban responden mengenai variabel lokasi pada retail tradisional dan retail modern dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9. Persepsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Lokasi X 5 Retail Sangat Stategis Strategis Cukup Strategis Kurang Strategis Sangat Kurang Strategis Total Jlh Jlh Jlh Jlh Jlh Jlh Tradisional 12 24 16 32 17 34 5 10 50 100 Modern 16 32 14 28 18 36 1 2 1 2 50 100 Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan Tabel 4.9 di atas di retail tradisional dari 50 orang jumlah responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan lokasi yaitu cukup strategis sebesar 34 atau 17 orang, pada bagian strategis yaitu 32 atau 16 orang, pada bagian sangat strategis bagus yaitu 24 atau 12 orang dan pada kurang strategis yaitu 10 atau 5 orang. Berdasarkan Tabel 4.9 di atas di retail modern dari 50 orang jumlah responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan lokasi yang yaitu cukup stategis sebesar 36 atau 18 orang, pada bagian sangat strategis yaitu 32 atau 16 orang, pada bagian strategis yaitu 28 atau 14 orang dan pada bagian kurang strategis dan sangat kurang strategis adalah masing- masing 2 atau 1 orang. Persepsi jawaban responden mengenai variabel lokasi pada retail tradisional dan retail modern bahwa mayoritas menyatakan cukup strategis lokasinya.

4.3.6 Persepsi Variabel Promosi X

6 Ritel modern yang berjaringan secara nasional mampu menyelenggarakan promosi yang bersifat massal. Secara kolektif, ritel modern bisa mempromosikan diri secara kolektif untuk menumbuhkan minat belanja konsumen. Kegiatan promosi ini mulai dari iklan di televisi, lomba mewarnai, hadiah undian, sampai dengan souvenir belanja. Pengelolaan promosi yang teintegrasi semacam ini Universitas Sumatera Utara semakin memperkokoh branding dari retail modern pada benak konsumen dan masyarakat. Pengukuran jawaban pernyataan- pernyataan tersebut di atas menggunakan skala likert kesetujuan berjenjang dengan nilai 5 menujukkan promosi sangat menarik, nilai 4 menunjukkan menarik, nilai 3 cukup menarik, nilai 2 menunjukkan kurang menarik dan nilai 1 menunjukkan sangat kurang menarik. Persepsi jawaban responden mengenai variabel promosi pada retail tradisional dan retail modern dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.10. Persepsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Promosi X 6 Retail Sangat Menarik Menarik Cukup Menarik Kurang Menarik Sangat Kurang Menarik Total Jlh Jlh Jlh Jlh Jlh Jlh Tradisional 2 4 14 28 6 12 28 56 50 100 Modern 1 2 17 34 21 42 11 22 50 100 Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan Tabel 4.10 di atas di retail tradisional dari 50 orang jumlah responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan promosi yaitu sangat kurang menarik sebesar 56 atau 28 orang, pada bagian cukup menarik yaitu 28 atau 14 orang, pada bagian kurang menarik yaitu 12 atau 6 orang dan pada menarik yaitu 4 atau 2 orang. Berdasarkan Tabel 4.10 di atas di retail modern dari 50 orang jumlah responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan promosi yang yaitu cukup menarik sebesar 42 atau 21 orang, pada bagian menarik yaitu 34 atau 17 orang, pada bagian kurang menarik yaitu 22 atau 11 orang dan pada bagian sangat menarik adalah 2 atau 1 orang.Persepsi jawaban responden mengenai variabel lokasi pada retail tradisional bahwa mayoritas Universitas Sumatera Utara promosi menyatakan kurang menarik dan pada retail modern bahwa mayoritas menyatakan cukup menarik promosinya.

4.3.7 Persepsi Variabel Trend X

7 Trend dalam kehidupan sehari-sehari sering digunakan untuk mengungkapkan keadaan dimana suatu hal sedang digemari atau sedang menjadi perhatian kebanyakan orang. Pengukuran jawaban pernyataan- pernyataan tersebut di atas menggunakan skala likert kesetujuan berjenjang dengan nilai 5 menujukkan sangat trend, nilai 4 menunjukkan trend, nilai 3 cukup trend, nilai 2 menunjukkan kurang trend dan nilai 1 menunjukkan sangat kurang trend. Persepsi jawaban responden mengenai variabel trend pada retail tradisional dan retail modern dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.11. Persepsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Trend X 7 Retail Sangat Ternd Trend Cukup Trend Kurang Trend Sangat Kurang Trend Total Jlh Jlh Jlh Jlh Jlh Jlh Tradisional 0 1 2 6 12 24 48 19 38 50 100 Modern 11 22 17 34 20 40 2 4 50 100 Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan Tabel 4.11 di atas di retail tradisional dari 50 orang jumlah responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan trend yaitu kurang trend sebesar 48 atau 24 orang, pada bagian sangat kurang trend yaitu 38 atau 19 orang, pada bagian cukup trend yaitu 12 atau 6 orang dan pada trend yaitu 2 atau 1 orang. Berdasarkan Tabel 4.11 di atas di retail modern dari 50 orang jumlah responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan trend yang cukup trend sebesar 40 atau 20 orang, pada bagian trend yaitu 34 Universitas Sumatera Utara atau 17 orang, pada bagian sangat trend yaitu 22 atau 11 orang dan pada bagian sangat kurang trend adalah 4 atau 2 orang. Persepsi jawaban responden mengenai variabel trend pada retail tradisional bahwa mayoritas menyatakan kurang trend dan pada retail modern bahwa mayoritas menyatakan cukup trend.

4.3.8 Persepsi Variabel Prestige X

8 Prestige adalah suatu keadaan di mana seseorang merasa mempunyai kebanggan tersendiri, pada saat mengkonsumsi barang dan jasa tertentu yang di hasilkan oleh perusahaan. Dalam penelitian ini, yang di maksud dengan Prestige adalah: suatu keadaan di mana konsumen merasa mempunyai kebanggan tersendiri, pada saat berbelanja di retail modern. Pengukuran jawaban pernyataan- pernyataan tersebut di atas menggunakan skala likert kesetujuan berjenjang dengan nilai 5 menujukkan sangat prestige, nilai 4 menunjukkan prestige, nilai 3 cukup prestige, nilai 2 menunjukkan kurang prestige dan nilai 1 menunjukkan sangat kurang prestige Persepsi jawaban responden mengenai variabel prestige pada retail tradisional dan retail modern dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.12. Persepsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Presige X 6 Retail Sangat Presige Prestige Cukup Presige Kurang Prestige Sangat Kurang Presige Total Jlh Jlh Jlh Jlh Jlh Jlh Tradisional 1 2 7 14 8 16 34 68 50 100 Modern 1 2 16 32 30 60 1 2 2 4 50 100 Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan Tabel 4.12 di atas di retail tradisional dari 50 orang jumlah responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan presige yaitu sangat kurang prestige sebesar 68 atau 34 orang, pada bagian Universitas Sumatera Utara kurang presige yaitu 16 atau 8 orang, pada bagian cukup prestige yaitu 14 atau 7 orang dan pada prestige yaitu 2 atau 1 orang. Berdasarkan Tabel 4.12 di atas di retail modern dari 50 orang jumlah responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan prestige yaitu cukup prestige sebesar 60 atau 30 orang, pada bagian prestige yaitu 32 atau 16 orang, pada bagian sangat prestige dan kurang prestige masing- masing yaitu 2 atau 1 orang. Persepsi jawaban responden mengenai variabel prestige pada retail tradisional bahwa mayoritas menyatakan kurang prestige dan pada retail modern bahwa mayoritas menyatakan cukup prestige.

4.3.9 Persepsi Variabel Pendapatan Konsumen X

9 Faktor pendapatan konsumen adalah faktor persepsi masyarakat yang merubah pola pikir yang berbelanja di retail modern adalah konsumen kalangan menengah ke atas merasa nyaman dibandingkan dengan retail tradisional. Persepsi jawaban responden mengenai variabel pendapatan konsumen pada retail tradisional dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.13. Distribusi Pendapatan Responde Retail Tradisional perbulan No Skala Pendapatan Frekuensi 1. 650000 - 1299999 5 10,00 2. 1300000 - 2259999 24 48,00 3. 2260000 - 3219999 13 26,00 4. 3220000 - 4179999 6 12,00 5. 4180000 - 5139999 0,00 6. 5140000 - 6099999 1 2,00 7. 6100000 - 7059999 1 2,00 Total 50 100 Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan Tabel 4.13 menunjukkan hasil jawaban dari 50 responden di retail tradisional diperoleh mayoritas pendapatan konsumen yaitu pada skala Universitas Sumatera Utara likert Rp. 1.300.000,00 - Rp. 2.259.999,00 yaitu sebesar 48 atau 24 orang. Pendapatan konsumen terkecil yaitu sebesar Rp. 650.000 dan pendapatn terbesar yaitu Rp. 7.000.000,00 Persepsi jawaban responden mengenai variabel pendapatan konsumen pada retail modern dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.14. Distribusi Pendapatan Responden Retail Modern perbulan No Skala Pendapatan Frekuensi 1. 650000 - 1299999 10 20,00 2. 1300000 - 2259999 17 34,00 3. 2260000 - 3219999 16 32,00 4. 3220000 - 4179999 3 6,00 5. 4180000 - 5139999 0,00 6. 5140000 - 6099999 1 2,00 7. 6100000 - 7059999 3 6,00 Total 50 100 Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan Tabel 4.14 menunjukkan hasil jawaban dari 50 responden di retail modern diperoleh mayoritas pendapata konsumen yaitu pada skala Rp. 1.620.000,00 - Rp. 2.689.999,00 yaitu sebesar 34 atau 24 orang. Pendapatan keluarga konsumen terkecil yaitu sebesar Rp. 650.000 dan pendapatn terbesar yaitu Rp. 8.000.000,00

4.3.10 Persepsi Variabel Perilaku Belanja Konsumen Y

Tingkat perubahan perilaku belanja konsumen dari retail tradisional ke retail modern ada tiga yaitu pindah langganan, cari alternatif dan coba-coba. Persepsi jawaban responden mengenai variabel perilaku belanja konsumen pada retail tradisional dan retail modern dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.15. Persepsi Jawaban Responden Mengenai Perilaku Belanja Konsumen Y Retail Pindah Cari Alternatif Coba-Coba Total Jlh Jlh Jlh Jlh Tradisional 23 46 12 24 15 30 50 100 Modern 10 20 19 38 21 42 50 100 Sumber : Lampiran 4 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.15 di atas di retail tradisional dari 50 orang jumlah responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan perilaku belanja konsumen yaitu berlangganan sebesar 46 atau 23 orang, pada bagian cari alternatif yaitu 24 atau 12 orang, pada bagian coba-coba yaitu 30 atau 15 orang. Berdasarkan Tabel 4.15 di atas di retail modern dari 50 orang jumlah responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan perilaku belanja konsumen yaitu berlangganan sebesar 20 atau 10 orang, pada bagian cari alternatif yaitu 38 atau 19 orang, pada bagian coba-coba yaitu 42 atau 21 orang.

4.4 Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu data kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali, 2005. Menurut Kuncoro 2009, bila skala pengukuran tidak valid maka ia tidak bermanfaat bagi peneliti karena setelah mengukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Uji validitas penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner yang telah diedarkan dapat mengukur variable yang akan diukur. Apabila semakin tinggi tingkat validitasnya maka alat ukur tersebut semakin tepat untuk mengenal sasarannya, atau semakin baik untuk menunjukkan apa yang seharunya diukur. Untuk mengetahui validitas pertanyaan atau pernyataan dari setiap vaiabel menurut Ghozali 2005, maka digunakan dengan cara membandingkan nilai Correlated Item-Total Correlation r hitung 0,30 dan nilainya positif, maka butir pernyataan pada setiap variable Universitas Sumatera Utara penelitian dikatakan valid. Berikut criteria penilaian berdasarkan perbandingan dengan menggunakan perbandingan nilai Sig 2-Tailed : 1. Jika sig. 2-tailed 0,05 = Valid 2. Jika sig. 2-tailed 0,05 = Tidak Valid

4.4.1 Hasil Uji Validitas Instrument Variable Persepsi Konsumen Di Retail Tradisional

Tabel 4.15. Hasil Uji Validitas Instrument Variable Persepsi Konsumen Di Retail Tradisional No Pertanyaan Corrected item total correlation Sig 2 – tailed Keterangan 1 Apa alasan Anda tetap mengunjungi dan berbelanja di retail tradisional atau retail modern, ditinjau dari faktor harga 1.000 0.000 Valid 2 Apa alasan Anda tetap mengunjungi dan berbelanja di retail tradisional atau retail modern, ditinjau dari faktor kelengkapan barang 0.596 0.000 Valid 3 Apa alasan Anda tetap mengunjungi dan berbelanja di retail tradisional atau retail modern, ditinjau dari faktor lay out 0,622 0.000 Valid 4 Apa alasan Anda tetap mengunjungi dan berbelanja di retail tradisionalretail modern, ditinjau dari factor suasana layanan 0.584 0.000 Valid 5 Apa alasan Anda tetap mengunjungi dan berbelanja di retail tradisionalretail modern, ditinjau dari factor lokasi. 0.317 0.000 Valid 6 Apa alasan Anda tetap mengunjungi dan berbelanja di retail 0.555 0.000 Valid Universitas Sumatera Utara No Pertanyaan Corrected item total correlation Sig 2 – tailed Keterangan tradisionalretail modern, ditinjau dari factor Promosi 7 Apa alasan Anda tetap mengunjungi dan berbelanja di retail tradisionalretail modern, ditinjau dari factor Trend. 0.504 0.000 Valid 8 Apa alasan Anda tetap mengunjungi dan berbelanja di retail tradisionalretail modern, ditinjau dari factor prestige. 0.304 0.000 Valid 9 Apa alasan Anda tetap mengunjungi dan berbelanja di retail tradisionalretail modern, ditinjau dari factor pendapatan 0.396 0.000 Valid Sumber : Lampiran 6 Dari hasil pengujian validitas maka didapat Corrected Item Total Correlation secara keseluruhan memiliki nilai lebih besar dari 0.30 dan Sig.2 Tailed yang menunjukkan angka lebih kecil dari 0.05. Maka data Hasil Uji Validitas Instrument Variable Persepsi Konsumen Di Retail Tradisional tersebut tersebut dinyatakan valid.

4.4.2 Hasil Uji Validitas Instrument Variable Persepsi Konsumen Di Retail Modern

Tabel 4.16. Hasil Uji Validitas Instrument Variable Persepsi Konsumen Di Retail Modern No Pertanyaan Corrected item total correlation Sig 2 – tailed Keterangan 1 Apa alasan Anda tetap mengunjungi dan berbelanja di retail tradisional atau retail modern, ditinjau dari faktor harga 0.735 0.000 Valid 2 Apa alasan Anda tetap 0.334 0.000 Valid Universitas Sumatera Utara No Pertanyaan Corrected item total correlation Sig 2 – tailed Keterangan mengunjungi dan berbelanja di retail tradisional atau retail modern, ditinjau dari faktor kelengkapan barang 3 Apa alasan Anda tetap mengunjungi dan berbelanja di retail tradisional atau retail modern, ditinjau dari faktor lay out 0.311 0.000 Valid 4 Apa alasan Anda tetap mengunjungi dan berbelanja di retail tradisionalretail modern, ditinjau dari factor suasana layanan 0.589 0.000 Valid 5 Apa alasan Anda tetap mengunjungi dan berbelanja di retail tradisionalretail modern, ditinjau dari factor lokasi. 0.351 0.000 Valid 6 Apa alasan Anda tetap mengunjungi dan berbelanja di retail tradisionalretail modern, ditinjau dari factor Promosi 0.790 0.000 Valid 7 Apa alasan Anda tetap mengunjungi dan berbelanja di retail tradisionalretail modern, ditinjau dari factor Trend. 0.548 0.000 Valid 8 Apa alasan Anda tetap mengunjungi dan berbelanja di retail tradisionalretail modern, ditinjau dari factor prestige. 0.388 0.000 Valid 9 Apa alasan Anda tetap mengunjungi dan berbelanja di retail tradisionalretail modern, ditinjau dari factor pendapatan 0.317 0.000 Valid Sumber : Data diolah, Kuesioner 2013 Universitas Sumatera Utara Dari hasil pengujian validitas maka didapat Corrected Item Total Correlation secara keseluruhan memiliki nilai lebih besar dari 0.30 dan Sig.2 Tailed yang menunjukkan angka lebih kecil dari 0.05. Maka data pada Hasil Uji Validitas Instrument Variable Persepsi Konsumen Di Retail Modern tersebut dinyatakan valid.

4.5 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur handal atau tidaknya kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Untuk mendapatkan instrument yang reliabel, maka dilakukan uji reliabilitas. Menurut Arikunto 2007, reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu intrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. Metode yang digunakan untuk mengukur reliabilitas setiap variabel yaitu metode Cronbach Alpha. Suatu instrument penelitian dikatakan reliabilitas apabila nilai alpha 0,600 Nunnaly dalam Ghozali, 2006. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil dari sebuah jawaban tentang tanggapan responden. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach alpha, reliabilitas yang baik adalah yang mendekati satu. Universitas Sumatera Utara

4.5.1 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Tabel 4.17. Uji reliabilitas Instrument

No Variabel Cronbach’s Alpha N of Items Keterangan 1 Persepsi Pergeseran Prilaku Konsumen Terhadap Retail Tradisional 0. 719 9 Reliabilitas 2 Persepsi Pergeseran Prilaku Konsumen Terhadap Retail Modern 0.816. 9 Reliabilitas Sumber : Data diolah Dari hasil pengujian reliabilitas tersebut dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha dari keseluruhan variable yang diujikan nilainya sudah diatas 0.60 yaitu 0.719 untuk variable persepsi pergeseran perilaku konsumen terhadap retail tradisional dan 0.816 untuk variable persepsi pergeseran perilaku konsumen terhadap retail modern. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variable dalam penelitian ini lolos dalam uji reliabilitas dan dinyatakan reliable.

4.5.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Tabel 4.18. Uji reliabilitas Instrument

No Variabel Cronbach’s Alpha N of Items Keterangan 1 Persepsi 0.826 18 Reliabilitas 2 Perilaku 0.940 3 Reliabilitas Sumber : Data diolah Dari hasil pengujian reliabilitas tersebut dapat diketahui bahwa nilai Cronbach dari keseluruhan variable yang diujikan nilainya sudah diatas 0.60.Untuk variable persepsi dengan nilai 0.826 dan untuk untuk variable perilaku dengan nilai 0.940. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variable dalam penelitian ini lolos dalam uji reliabilitas dan dinyatakan reliable. Universitas Sumatera Utara

4.6 Pengujian Multikolinearitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen saling berhubungan secara linear dalam penggunaan regresi linear. Apabila hubungan antara semua atau beberapa variabel penjelas sangat erat berarti terjadi multikolinearitas, akibatnya variabel penaksir cenderung menjadi terlalu besar sehingga t hitung menjadi terlalu kecil dn tidak signifikan. Dalam keadaan demikian walaupun hasil estimasi tidak bias namun hasil estimasi tersebut tidak efisien. Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas digunakan korelasi matrik. Derajat kolinearitas dapat dideteksi melalui koefisien determinasi parsial dari regresi antar masing-masing variabel independen. Pengujian Mulitkolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independent manakah yang dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independent menjadi variabel dependent dan diregres terhadap variabel independent lainnya.Tolerance mengukur variabilitas variabel independent yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Jadi nilai toleransi yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF =1tolerance. Nilai Cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0. 1atau sama dengan nilai VIF ≥10. Setiap penelitian harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Misalnya nilai toleransi = 10 sama dengan tingkat kolinieritas 0.95.Walaupun multikolinieritas dapat diteksi dengan nilai toleransi dan VIF tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel- variabel independent manasajakah yang saling Universitas Sumatera Utara berkolerasi. Berikut ini adalah tabel mendeteksi matriks korelasi anatar variabel independent dan perhitungan nillai toleransi dan VIF. Ghozali .2001hal 95 Tabel 4.19. Uji Multikolinieritas Jika dilihat dari tabel diatas dapat dilihat hasil besaran korelasi antar variabel independent tampak bahwa hanya variabel prestige yang berkorelasi cukup tinggi dengan nilai 0.297 atau sekitar 29 . Oleh karena korelasi ini masih dibawah 95 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas yang serius. Tabel 4.20 Uji Multikolinieritas coefficient tradisional Universitas Sumatera Utara Hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukan tidak adanya variabel independence yang memiliki nilai tolerance dibawah 0.10 yang berbarti tidak ada korelasi antara variabel independence yang nilai nya lebih dari 95. hasil perhitungan nilai variance inflaction factor VIF juga menunjukan hal yang sama tidak ada satu variabel independent yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi Tabel 4.21. Uji Multikolinieritas coefficient modern Jika dilihat dari tabel diatas dapat dilihat hasil besaran korelasi antar variabel independent tampak bahwa hanya variabel harga yang berkorelasi cukup tinggi dengan nilai 0.817 atau sekitar 81. Oleh karena korelasi ini masih dibawah 95 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas yang serius. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.22. Uji Multikolinieritas coefficient modern Hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukan tidak adanya variabel independence yang memiliki nilai tolerance dibawah 0.10 yang berbarti tidak ada korelasi antara variabel independence yang nilainya lebih dari 95. hasil perhitungan nilai variance inflaction factor VIF juga menunjukan hal yang sama tidak ada satu variabel independent yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi

4.7 Pengujian Heteroskedastisitas