Dimana : Y = Pendapatan
C = Konsumsi S = Saving Tabungan
2.6. Tingkat Perubahan Perilaku Belanja Konsumen
2.6.1. Perubahan Belanja Konsumen
Menurut Limanjaya dan Wijaya 2006: 53-64, tingkat perpindahan belanja konsumen dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Pindah
Menurut kamus besar bahasa Indonesia 1990 pindah adalah : beralih atau bertukar tempat. Dalam hal ini pindah mempunyai pengertian bahwa konsumen
beralih ke Pasar Modern dan jarang sekali berbelanja di pasar tradisional.
b. Coba-coba trial
Coba-coba trial menurut kamus besar bahasa Indonesia 1990 adalah berbuat sesuatu untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Dalam hal ini coba-coba
trial mempunyai pengertian bahwa konsumen hanya coba-coba berbelanja di pasar modern, namun tetap secara rutin konsumen tersebut berbelanja di pasar
tradisional.
c. Cari alternative switching
Menurut kamus besar bahasa Indonesia 1990 cari alternatif switching mempunyai pengertian bahwa konsumen tersebut kadang- kadang berbelanja di
pasar modern dan kadang-kadang juga berbelanja di pasar tradisional. Jadi perilaku belanja konsumen antara berbelanja dipasar tradisional dan belanja di
pasar modern adalah 50-50.
2.6.2. Perilaku konsumen
Universitas Sumatera Utara
Menurut Engel yang disitasi oleh Priyono 2006, perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. David dan Bitta 1988 lebih menekankan perilaku
konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan. Mereka mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang
mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mengatur barang dan jasa. Dari berbagai definisi tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa perilaku konsumen menyoroti perilaku baik individu maupun rumah tangga, perilaku konsumen menyangkut suatu proses pengambilan
keputusan sebelum pembelian sampai dengan mengkonsumsi produk, dan tujuan mempelajari perilaku konsumen adalah untuk menyusun strategi pemasaran yang
berhasil. Menurut Limanjaya dan Wijaya dalam Chotimah 2010 terdapat tiga jenis
proses pemilihan tempat belanja konsumen dintaranya: 1. Memecahkan masalah secara luas extended problem solving adalah suatu
proses pengambilan keputusan dalam memilih tempat belanja dimana pelanggan memerlukan usaha dan waktu yang cukup besar untuk meneliti dan
menganalisis berbagai alternatif. Pelanggan terlibat dalam pemecahanan masalah yang luas ketika sedang membuat suatu keputusan belanja untuk
mencukupi suatu kebutuhan yang penting, atau ketika mereka hanya mempunyai sedikit pengetahuan tentang produk atau jasa tersebut. Ritel
mempengaruhi pelanggan yang terlibat dengan pemecahan masalah yang luas dengan menyediakan informasi yang diperlukan dengan menyampaikan
Universitas Sumatera Utara
informasi tentang barang dan jasa pada pelanggan dengan cara-cara yang mudah dipahami serta sekaligus meyakinkan pelanggan dengan menawarkan
jaminan uang kembali. Contoh, ritel memberikan informasi tentang produk dan jasa pada pelanggan dengan menyediakan brosur yang menggambarkan
barang dagangan beserta spesifikasinya. 2. Pemecahan masalah secara terbatas limited problem solving adalah proses
pengambilan keputusan dalam memilih tempat belanja yang melibatkan upaya dan waktu yang tidak terlalu besar. Dalam situasi ini, pelanggan
cenderung lebih mengandalkan pengetahuan pribadi dibanding dengan informasi ekternal. Pelanggan umumnya memilih suatu ritel dan barang
dagangan yang dibeli berdasarkan pengalaman masa lalu. Pelanggan mendapatkan pengalaman situasional ketika berbelanja pada ritel atau toko
tertentu, maupun pengalaman dalam pemilihan dan pembelian barang dagangan sesuai kebutuhan.
3. Pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaaan habitual decision making adalah proses keputusan dalam memilih tempat belanja yang melibatkan
sedikit sekali usaha dan waktu. Pelangan masa kini mempunyai banyak tuntutan atas waktu mereka. Salah satu cara untuk mengurangi tekanan waktu
itu adalah dengan menyederhanakan proses pengambilan keputusannya. Kesetiaan pada merek dan kesetiaan toko adalah contoh pengambilan
keputusan berdasarkan kebiasaan.
2.7. Kerangka Konseptual