BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Pelaksanaan Penelitian
Upaya reduksi emisi kendaraan bermotor membutuhkan pendekatan sistem, yang ditandai oleh dua hal yaitu mencari semua faktor yang penting yang ada dalam
mendapatkan solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah dan membuat model kuantitatif yang merupakan representasi penyederhanaan dari situasi nyata yang lebih
kompleks untuk membantu pembuat keputusan secara rasional Eriyatno 2003. Variabel- variabel yang saling berinteraksi dalam sistem diberikan dalam kerangka pemikiran
pelaksanaan penelitian pada Gambar 1.
Input tak terkendali :
Output yang dikehendaki : Input Lingkungan :
- Pencemaran Terkendali
- Penduduk
- Peraturan Pemerintah - Pertumbuhan Ekonomi
- PDRB;
Vol Jenis Kendaraan;
BBM;Meteorologi - Kebijakan Ekonomi Makro
tetap terjadi - Kesehatan Tdk Terganggu
MODEL KEBIJAKAN REDUKSI PENCEMARAN
PM10 EMISI KENDARAAN BERMOTOR
Input terkendali : Output yang tak
dikehendaki : Parameter Rancang
Bangun
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian
- Kebijakan Lingkungan yg diterapkan BME, BMA,
Teknologi, dll - Emisi
- Pencemaran Meningkat - Pencemaran
- Kesehatan Menurun - Biaya Sosial Tinggi
Umpan balik : Manajemen Pengendalian
Emisi Kendaraan Bermotor
- Pemanfaatan SDA
Gambar 1 memberikan hubungan antara variabel eksogen yang akan mempengaruhi pencemaran udara yang akan berdampak pada perubahan variabel
endogen dari model yang dikembangkan. Pengendalian pencemaran udara yang dilakukan akan menurunkan pencemaran yang terjadi melalui berbagai kebijakan
lingkungan yang akan mempengaruhi variabel eksogen. Untuk mencapai tujuan penelitian, model kebijakan dampak pencemaran PM
10
dari kendaraan bermotor terdiri atas beberapa model yang dikembangkan untuk mendukung kebijakan yang dirumuskan. Analisis dampak emisi kendaraan terhadap
kualitas udara ambien, terdiri atas sub-model emisi untuk mengestimasi emisi dan model dispersi untuk mengestimasi konsentrasi ambien. Sub-model untuk menentukan kualitas
udara ambien di wilayah perkotaan membutuhkan adanya inventori emisi, maka sub- model emisi menggunakan tiga sumber emisi, yaitu sumber emisi domestik, industri, dan
kendaraan bermotor. Estimasi dampak sosial-ekonomi dan kerusakan lingkungan terdiri atas sub-model
dampak pencemaran untuk menentukan besarnya dampak PM
10
terhadap kesehatan serta nilai ekonominya, sub-model degradasi lingkungan untuk menentukan besarnya nilai
ekonomi dari kerusakan lingkungan, sub-model untuk menentukan manfaat bersih net benefit
, dan model untuk menentukan net present value dari net benefit. Empat skenario didisain untuk menganalisis perubahan variabel endogen.
Skenario tersebut adalah skenario BAU, skenario euro2, skenario diesel, dan skenario volume. Keempat skenario tersebut akan menjadi kriteria dalam pemodelan kebijakan
lebih lanjut. Model-model yang dikembangkan di atas menggunakan sistem dinamis. Hasil
model dinamis tersebut digunakan untuk mengembangkan model untuk menganalisis kebijakan lingkungan menggunakan metode MCDA. Berdasarkan hasil analisis dari
model dinamis, analisis kebijakan menggunakan MCDA, dan analisis literatur kebijakan lingkungan yang ada, dirumuskan kebijakan lingkungan untuk pengendalian pencemaran
PM
10
dari kendaraan bermotor. Hubungan antara variabel-variabel dalam model diberikan dalam bentuk diagram alir model pada Gambar 2.
Diagram Alir Model
Estimasi emisi Model Emisi
BME PM
10
Analisis Dampak Ekonomi
Analisis Kebijakan Lingkungan
Aspek Lingkungan- Sosial-Ekonomi-
Institusi Biaya Degradasi
PDRB Model Dispersi
Model Dampak Kesehatan
Interest rate Penduduk
Estimasi Kons- Ambien
Kendaraan Metereologi
BMU Ambien
Biaya Kesehatan
Harga Kendaraan Estimasi
Dampak Kesehatan
Estimasi Dampak
Ekonomi Studi Dampak
Kesehatan Analisis Data Iklim
Analisis Sumber Emisi
Model Dampak Ekonomi
Ambien Analisis Data
Ambien Validasi Model
Dispersi
Kebijakan Lingkungan
Gambar 2 Diagram Alir Model
3.2 Data yang Digunakan