fraksi jumlah kendaraan pada grid x jumlah kendaraan pada harga rata-rata kendaraan. Asumsi yang digunakan adalah bahwa harga jual kendaraan merupakan
komponen dari manfaat kendaraan. Manfaat bersih merupakan selisih dari manfaat kendaraan dan biaya degradasi.
Manfaat Bersih = Manfaat Kendaraan - Biaya Degradasi Nilai net present value NPV diestimasi dengan persamaan berikut:
Nilai NPVt = Manfaat Bersih t EXP-interest rate + Nilai NPV t-1 5.14
5.5 Template Model
Template model atau stock flow diagram SFD model memperlihatkan interaksi dari masing-masing variabel dalam model. Untuk kepentingan penulisan hasil penelitian
ini, SFD dibagi atas 3 bagian yaitu sub-model emisi, sub-model dispersi, dan sub-model dampak pencemaran, masing-masing diberikan pada Gambar 18, Gambar 19 dan Gambar
20.
mobil rate mobil
gr mobil fr pen
bensin fr pen diesel
fr taxi bensin
fr taxi diesel
util pen util taxi
fe mob bensin
fe mob diesel
pen bensin pen diesel
taxi diesel taxi bensin
VKT pen bensin
VKT pen diesel
VKT taxi bensin
VKT taxi diesel
Epen bensin Epen diesel
Etaxi bensin Etaxi diesel
awal mobil mob x
rate mob x truk x
rate truk x
awal truk x truk
rate truk gr truk
fr truk kecil bensin
fr truk kecil diesel
fr truk besar diesel
util truk kecil
util truk besar
fe truk kecil bensin
fe truk kecil diesel
truk kecil bensin
truk kecil diesel
truk besar diesel
VKT truk kecil bensin
VKT truk kecil diesel
VKT truk besar diesel
E truk kecil bensin
E truk kecil diesel
awal truk
fe truk besar diesel
E truk besar diesel
motor rate motor
gr motor
fr 250 fr 125
fr 50 util motor
fe motor 250
125
VKT 250 VKT 50
VKT 125 E 250
E 125 E 50
awal motor motor x
rate motor x awal motor
x
50 bis x
rate bis x awal bis x
bis rate bis
gr bis
fr bis kecil bensin
fr bis kecil diesel
fr bis besar diesel
util bis kecil util bis
besar fe bis kecil
bensin fe bis kecil
diesel bis kecil
bensin bis kecil
diesel bis besar
diesel
VKT bis kecil bensin
VKT bis kecil diesel
VKT bis besar diesel
E bis kecil bensin
E bis kecil diesel
awal bis
fe bis besar diesel
E bis besar diesel
luas x
penddk rate penddk
gr penddk penddk awal
fe dom luas total
edom edom x
emisi total x emisi
kendaraan x awal mob x
E tot mobil E tot mobil x
E tot motor E tot motor
x E tot truk
E tot truk x
E tot bis x
E tot bis
pdrb rate pdrb
pdrb 95 eind 95
eind eind x
fr ind sigma dum x
awal pdrb
gr pdrb dum ind
Gambar 18 Sub-model Emisi PM
10
luas x emisi total x
Q1 Q2
Q3 Q4
kons x konsentrasi
ambien wav
Q5 Q6
Q7 Q8
frek wd 1 frek wd 2
frek wd 3 frek wd 4
frek wd 7 frek wd 8
frek wd 6 frek wd 5
A jarak x
var xb var ab
var phi equi berat
equi waktu emisi per
luas emisi per
luas emisi per
luas emisi per
luas emisi per
luas emisi per
luas
emisi per luas
emisi per luas
decay lamda
Gambar 19 Sub-model Dispersi PM
10
gr penddk konsentrasi
ambien
penddk x rate penddk
x
awal penddk x
BM PM10
delta kons
slope RHA RHA
slope LRI slope RAD
slope RSD slope ERV
slope AA slope BC
slope PM
ERV RAD
RSD LRI
AA BC
PM awal RHA
awal ERV awal RSD
awal RAD awal LRI
awal AA awal BC
awal VOSL angka kematian
kasar
ekon RHA ekon ERV ekon RSD
ekon RAD ekon LRI
ekon AA ekon BC
ekon PM
Biaya Sosial
Biaya Degradasi
jmh mobil rate jmh
mobil jmh motor
rate jmh motor
fraksi mobil x
awal jmh mobil
awal jmh motor
gr jmh mobil gr jmh motor
manfaat mobil x
manfaat motor x
harga rata-rata mobil
harga rata-rata motor
manfaat bersih
interest rate jmh truk
rate jmh truk harga
rata-rata truk fraksi truk x
manfaat truk x
awal jmh truk
gr jmh truk
Biaya Non-Kesehatan
Damage cost
Nilai NPV
Gambar 20 Sub-model Dampak Pencemaran PM
10
5.6 Konstruksi Model Kebijakan
Pengembangan model kebijakan dimaksudkan untuk menentukan kebijakan terbaik yang dapat mereduksi emisi kendaraan bermotor. Agar diperoleh kebijakan
terbaik analisis kebijakan dibagi atas 3 tiga tahap. Tahap pertama, ditujukan untuk menentukan efektivitas kebijakan untuk mereduksi variabel-variabel lingkungan, sosial
dan ekonomi, melalui beberapa skenario kebijakan. Nilai variabel endogen yang diperoleh dari hasil simulasi model dinamis merupakan indikator efektivitas masing-
masing skenario. Tahap kedua, menganalisis kebijakan yang diberikan dalam skenario tersebut dengan memasukan variabel institusi. Tahap ini dilakukan menggunakan MCDA
untuk dapat memasukan variabel yang kualitatif, sehingga dapat dihasilkan kebijakan yang terbaik dalam mereduksi kerusakan lingkungan, kerugian sosial dan ekonomi.
Tahap ketiga, menganalisis kebijakan CAC dan IE, menggunakan MCDA. Skenario kebijakan yang dibangun adalah sebagai berikut:
1. Bussiness as Usual
BAU, estimasi terhadap pencemaran, keraguian sosial dan ekonomi dimasa mendatang tanpa melakukan suatu perbaikan. Untuk menentukan
besarnya emisi, maka digunakan faktor emisi dengan teknologi yang tidak terkontrol.
2. Perubahan kebijakan dapat dilakukan melalui perbaikan teknologi kendaraan
dengan memberlakukan baku mutu emisi yang lebih rendah. Kondisi ini dibangun untuk mengakomodasi kebijakan BME kendaraan bermotor seperti yang telah
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 141 tahun 2003 mengenai Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan
Kendaraan Bermotor yang Sedang Diproduksi, yang menetapkan faktor emisi Euro2 sebagai standar emisi kendaraan.
3. Strategi reduksi emisi melalui kebijakan penggunaan BME kendaraan diesel
disamakan dengan BME kendaraan bensin untuk kendaraan penumpang, bis dan truk kecil. Kebijakan ini telah diterapkan di Amerika Serikat mulai tahun 2004.
4. Strategi penurunan emisi dari kendaraan bermotor dengan membatasi
penggunaan kendaraan penumpang dan sepeda motor, dengan melakukan substitusi melalui perbaikan peningkatan penggunaan transportasi publik bis.
Asumsi yang diambil pada kondisi ini adalah bahwa tingkat pertumbuhan
kendaraan penumpang dan sepeda motor, 50 dari tingkat pertumbuhan yang diterapkan untuk skenario lainnya. Sedangkan tingkat pertumbuhan bis, yang
menjadi 1 satu persen, pada skenario lainnya tingkat pertumbuhan bis adalah 0 persen.
Skenario Euro2, Diesel, dan pembatasan volume kendaraan masing-masing disimulasikan untuk 2 dua kondisi, yaitu kondisi di mana kebijakan diasumsikan dapat
dilaksanakan sepenuhnya dan simulasi di mana kebijakan harus dilaksanakan secara bertahap. Hal tersebut dilakukan untuk membandingkan hasil dari kedua kondisi tersebut
untuk digunakan sebagai dasar analisis kebijakan lebih lanjut. Untuk menentukan alternatif kebijakan terbaik menggunakan Prime maka dibuat
value tree dari permasalahan. Value tree merupakan gambaran dari struktur permasalahan
yang memuat berbagai alternatif kebijakan beserta kriteria atau atributnya. Struktur value tree
untuk reduksi emisi kendaraan diberikan dalam bentuk Tabel 14, yang memberikan gambaran permasalahan reduksi emisi dari kendaraan bermotor. Sedangkan value tree
untuk kebijakan lingkungan diberikan pada Tabel 15. Alternatif kebijakan untuk reduksi emisi kendaraan yang dikembangkan adalah
kondisi kebijakan pada kondisi Euro2, Diesel dan Volume. Ketiga alternatif kebijakan tersebut akan dinilai dengan 4 kriteriaatribut, yaitu lingkungan, sosial, ekonomi, dan
institusi. Masing-masing atribut ini memiliki sub-atribut, yang masing-masingnya memiliki nilai skor untuk setiap skenario atau alternatif kebijakan. Sedangkan untuk
kebijakan lingkungan alternatif kebijakan yang dikembangkan adalah kebijakan CAC dan kebijakan instrumen ekonomi IE.
Variabel-variabel endogen yang dihasilkan dari skenario model sistem dinamis pada kondisi BAU, standar emisi Euro2, BME diesel Diesel, dan pembatasan
penggunaan kendaraan penumpang dan sepeda motor Volume, merupakan masukan atau nilai dari masing-masing atribut untuk model kebijakan menggunakan Prime
Preference Ratios in Multiattribute Evaluation. Menggunakan fasilitas alternatives dimasukkan nilai-nilai dari model dinamis.
Fasilitas elicitation tour digunakan untuk menentukan preferensi terhadap pilihan kebijakan yang ada, melalui pembobotan. Sintesis preferensi dengan Prime menghasilkan
3 keluaran:
1. Value interval untuk semua alternatif. 2. Weight interval untuk atribut.
3. Dominance structures dan decision rules, untuk perbandingan antara alternatif.
Tabel 14 Value Tree Reduksi Emisi Kendaraan
Tabel 15 Value Tree Kebijakan Lingkungan
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN