memfokuskan pada pencemaran dari sumber emisi kendaraan bermotor, namun model kualitas udara untuk wilayah urban mempersyaratkan bahwa emisi dari sumber lainnya
juga untuk harus diperhitungkan.
4.4.1 Sumber Industri
Menurut BPS, 2004, sebanyak 1918 industri besar dan sedang yang dikategorikan dalam 15 kategori industri yang terdapat di DKI Jakarta beserta penggunaan bahan
bakarnya Tabel 7. Industri terbanyak yang terdapat di Jakarta adalah industri tekstil dan pakaian, industri plastik dan industri kertas.
Penggunaan bahan bakar dari industri-industri tersebut mencapai 365 juta liter untuk bensin dan solar, dengan perbandingan 2.5 solar terhadap bensin pada tahun 2003
BPS, 2004. Pengguna bahan bakar terbesar pada tahun 2003 adalah industri, barang galian bukan logam, industri tekstil dan pakaian, dan industri alat angkut.
Berdasarkan penggunaan bahan bakar tersebut dapat perkirakan gas buang yang diemisikan oleh industri tersebut. Tabel 8 memperlihatan persentase jumlah debu yang
dihasilkan oleh masing-masing sumber industri. Debu mengandung 55 persen PM
10
Ostro, 1994, secara persentase besarnya kandungan PM
10
dalam gas buang dari sumber industri adalah tetap.
Tabel 7 Penggunaan Bahan Bakar Sektor Industri di Jakarta Tahun 2003
Bensin Solar NO Klasifikasi
Industri Jumlah
buah
1 Makanan dan Minuman
212 2.4
14.8 2
Tekstil dan Pakaian 594
18.6 14.7
3 Kulit dan Barang dari kulit
70 0.8
0.4 4
Kayu dan barang dari kayu 45
0.2 0.5
5 Kertas dan barang dari kertas, Percetakan dan Penerbitan
206 2.5
1.5 6
Kimia, minyak bumi, batu bara, karet dan plastik 320
2.9 14.9
7 Barang Galian Bukan Logam
25 56.2
22.7 8 Logam
dasar 27
0.6 6
9 Barang dari Logam
137 1.2
2.3 10
Mesin dan Perlengkapannya 79
9.3 3.9
11 Radio, TV, dan Peralatan Komunikasi
9 1.5
0.2 12
Peralatan Kedokteran, Alat Ukur dll 12
0.1 13
Kendaraan Bermotor dan Alat Angkut lainnya 75
3.3 17.4
14 Furnitur dan industri Pengolahan Lainnya
93 0.4
0.6 15 Daur
Ulang 14
0.1 Jumlah
1,918 100
100
Tabel 8 Persentase Emisi Debu Menurut Sumber Emisi
NO SUMBER DEBU
1 Pembangkit Tenaga
Listrik 1.56
2 Tungku industri
7.81 3 Industri
Pengolahan 46.05
Total 55.42
Sumber: BPS Propinsi DKI Jakarta, Profil Kesehatan, Bab IV, 2004
Untuk menduga dampak pencemaran udara pada kesehatan penduduk di masing- masing wilayah digunakan pendekatan persentase penggunaan lahan untuk industri di
wilayah tersebut. Tabel 9 memberikan distribusi pemanfaatan lahan untuk industri di masing-masing wilayah dan persentase lahan industri tersebut terhadap total lahan
industri di Jakarta. Tabel 9 Pemanfaatan Lahan Industri per Wilayah di Jakarta Tahun 2004
Luas Lahan Industri Wilayah
ha Persentase
Jakarta Selatan 236.1
5.7 Jakarta Timur
1130.1 27.3
Jakarta Pusat 92.9
2.2 Jakarta Barat
512.2 12.4
Jakarta Utara 2171.4
52.4 Sumber: JDA 2004
Tingginya persentase penggunaan lahan industri di wilayah Jakarta Utara dapat diduga bahwa pencemaran udara dari sektor industri pada wilayah ini lebih tinggi
dibandingkan dengan wilayah lainnya. Sekalipun kepadatan penduduk di wilayah ini terbilang paling rendah, namun sebagian besar wilayahnya adalah untuk industri atau
tingkat kepadatan penduduk yang bermukim di wilayah tersebut jauh lebih tinggi. Tingginya lahan industri di suatu wilayah menyebabkan penggunaan kendaraan
untuk barang dan jasa akan meningkat, sehingga wilayah Jakarta Utara akan memperoleh 2 dua sumber pencemaran yang secara signifikan akan menurunkan kualitas udara di
wilayah tersebut, yaitu dari sumber industri dan dari sumber kendaraan. Jika penduduk yang bermukim di wilayah tersebut termasuk pada golongan masyarakat yang
berpenghasilan rendah, maka dampak secara sosial-ekonomi paling banyak dirasakan oleh penduduk di wilayah tersebut.
4.4.2 Sumber Domestik