Berbagai negara telah membatasi penggunaan kendaraan bermesin diesel ini baik melalui pelarangan impor mobil bermesin diesel terutama bagi kendaraan kecil seperti di
Beirut atau melalui kebijakan standar teknologi seperti Amerika Serikat El-Fadel et al. 2004. Kebijakan standar yang diterapkan oleh Amerika Serikat adalah dengan
menetapkan bahwa standar emisi kendaraan diesel sama dengan kendaraan bensin. Sedangkan, kebijakan standar emisi di Indonesia yang ada standar emisi euro2
kendaraan penumpang diesel memiliki faktor emisi lebih besar sekitar 15 lima belas kali dibandingkan kendaraan penumpang besin. Dengan demikian, pembatasan
penggunaan kendaraan bermesin diesel perlu dilakukan melalui kebijakan lain, seperti penetapan pajak yang lebih yang lebih tinggi untuk jenis kendaraan ini.
Konsumsi BBM Sektor Transportasi di Jakarta Tahun 2000-2004
2,000 4,000
6,000 8,000
2000 2001
2002 2003
2004
Tahun Jt
L it
er
Premium Solar
Gambar 14 Konsumsi BBM Sektor Transportasi Tahun 2000-2004
4.5 Kualitas Udara
4.5.1 Emisi
Meningkatnya penggunaan BBM oleh kendaraan bermotor menyebabkan emisi
gas buang kendaraan bermotorpun akan meningkat. PM
10
adalah gas buang yang diemisi kendaraan, terutama kendaraan bermesin diesel. Kontribusi emisi PM
10
dari kendaraan bermotor lebih dari 70 persen dari total emisi polutan tersebut Syahril at al. 2002.
Gambar 15 memberikan pertumbuhan emisi debu yang mengandung sekitar 55 persen polutan tersebut berdasarkan kategori kendaraan dalam kurun waktu 1999-2004.
Tingginya emisi dari sepeda motor disebabkan oleh dua hal yaitu, sekalipun sepeda motor menggunakan bahan bakar bensin faktor emisi FE sepeda motor lebih
tinggi dari faktor emisi kendaraan penumpang dengan bahan bakar yang sama dan jumlah sepeda motor sekitar 100 persen lebih banyak dari kendaraan penumpang. FE untuk truk
dan bis terutama yang berbahan bakar solar sekitar 2 dua kali lebih besar dari FE sepeda motor, namun karena jumlahnya lebih kecil maka emisi total dari kendaraan ini lebih
kecil dari emsi sepeda motor. FE yang digunakan pada kebijakan euro2 menurun dengan sangat signifikan bagi
kategori kendaraan penumpang, bis, dan truk untuk kedua jenis bahan bakar yang digunakan, sedangkan FE sepeda motor tetap. Jika jumlah sepeda motor terus meningkat,
maka sekalipun kebijakan Euro2 diberlakukan emisi dari sepeda motor akan tetap tinggi. Dengan demikian, mungkin kebijakan untuk standar emisi kendaraan harus dibedakan
menurut kategori kendaraan.
Emisi Debu per Jenis Kendaraan di Jakarta
0.0 2,000.0
4,000.0 6,000.0
8,000.0 10,000.0
12,000.0 14,000.0
2000 2001
2002 2003
2004
Tahun Ton
Penumpang Bis
Truk Motor
Gambar 15 Emisi Kendaraan Bermotor Tahun 2000-2004
4.5.2 Konsentrasi Udara Ambien
Pemantauan udara ambien yang dilakukan oleh BMG pada lokasi pemantauan di wilayah Glodok Jakarta Barat, Ancol Jakarta Utara, Kemayoran Jakarta Pusat antara
tahun 1995-2005, memperlihatkan bahwa konsentrasi SPM PM
10
bervariasi untuk setiap lokasi pada wilayah tersebut. Hasil pemantauan harian BMG ini memperlihatkan
bahwa pada tahun 2004 di semua wilayah pemantauan konsentrasi PM
10
telah melampaui BMA harian yaitu 150 µgrm
3
Gambar 16.
Konsentrasi Ambien PM10 Hasil Pemantauan BMG Tahun 1995-2004
0.00 200.00
400.00 600.00
800.00 1000.00
1200.00
1995 1996 1997 1998 1999 200 20
01 20
02 2003 2004
Tahun M
ikr ogr
m 3
BMG ANCOL
DELTA GLODOK
Gambar 16 Konsentrasi Ambien PM
10
BMG
Lokasi-lokasi yang menjadi titik pemantauan BMG terdapat di wilayah Jakarta utara dan sekitarnya. Dari sisi pemanfaatan lahan, lebih dari 50 persen wilayah ini adalah
untuk industri. Glodok adalah pusat perdagangan di Jakarta, jadi dapat disimpulkan bahwa pada wilayah-wilayah tersebut kegiatan ekonomi sangat tinggi. Karena itu, emisi
PM
10
baik dari sektor industri maupun kendaraan akan tinggi di wilayah tersebut. Sementara itu, hasil pemantauan udara ambien yang dilakukan Bapelda Jakarta di
beberapa stasiun pemantauan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Kemayoran, Pondok Indah, dan Senayan pada tahun 2001- 2004 memberikan hasil rata-rata konsentrasi PM
10
yang
diberikan pada Gambar 17. Lokasi pemantauan dari Bapelda tersebar di lima wilayah Jakarta, termasuk wilayah permukiman penduduk.
Hasil pemantauan Bapelda tersebut, memperlihatkan terjadinya peningkatan konsentrasi dan mencapai nilai maksimum pada bulan tertentu, kemudian menurun
kembali. Rata-rata konsentrasi tahunan dari hasil pemantauan ini menunjukkan bahwa konsentrasi PM
10
di udara ambien Jakarta telah melampaui baku mutu udara ambien tahunan yaitu 50 µgrm
3
. Hasil pemantauan tersebut juga memperlihatkan tidak adanya upaya penanggulangan pencemaran yang dilakukan, sehingga peningkatan konsentrasi
mempunyai pola yang hampir sama dari tahun ke tahun.
Hasil Monitoring Konsentrasi Ambien PM10 di Jakarta Tahun 2001-2004
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00 140.00
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Bulan M
ikr ogr
am m3
2001 2002
2003 2004
Gambar 17 Konsentrasi Ambien PM
10
Bapelda-Jakarta
Hasil pemantauan kedua instansi tersebut menyimpulkan bahwa BMA telah dilampaui, baik untuk satuan ukuran 24 jam ataupun rata-rata tahunan. Dampak sosial
dari menurunnya kualitas udara tersebut yang utama adalah pada kesehatan penduduk Jakarta. Sedangkan secara ekonomi menurunnya kualitas udara menyebabkan
meningkatnya biaya sosial. Dampak sosial dan ekonomi pada masyarakat ini, menjadi dasar utama pertimbangan kebijakan lingkungan.
4.6 Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara