Estimasi Biaya Sosial dan Biaya Degradasi Estimasi Nilai Ekonomi Kerusakan Lingkungan Skenario Analisis Kebijakan

dA perubahan level udara ambien untuk polutan tertentu di atas ketentuan WHO. Sedangkan, untuk kasus prematur mortalitas akibat polutan PM 10 , mengacu pada persamaan estimasi tingkat kasus kematian diberikan sebagai berikut: dHi = bi Pi dA CM 3.3 di mana, CM adalah crude mortality rate angka kematian kasar yang datanya diperoleh dari BPS. Kemiringan fungsi dose-response merupakan indikasi peningkatan masalah kesehatan yang disebabkan oleh meningkatnya satu unit dari polusi udara diatas ketentuan WHO atau BMA yang ada.

3.4.4 Estimasi Biaya Sosial dan Biaya Degradasi

Estimasi nilai ekonomi untuk masalah kesehatan dihitung dengan rumus berikut: TCi = Vi dHi 3.4 Di mana: TCi adalah nilai ekonomi total dari masalah penyakit i, yang disebabkan oleh polutan PM 10 . Vi adalah nilai masalah kesehatan i per unit kasus dHi adalah jumlah kasus masalah penyakit i. Estimasi total biaya sosial: dT = ∑ Vi dHi 3.5 Biaya sosial akibat pencemaran mencakup 68 persen dari total biaya kerusakan, Lvovsky et al . 2000. Sedangkan nilai kerusakan non-kesehatan adalah 11 persen dari total biaya kerusakan. Estimasi biaya non-kesehatan diperoleh dari biaya sosial yang diperoleh dari persamaan sebelumnya. Nilai ekonomi kerusakan lingkungan akibat polutan PM 10 adalah: Biaya degradasi = Biaya Sosial + Biaya non-kesehatan 3.6 Biaya dalam Juta Rupiah.

3.4.5 Estimasi Nilai Ekonomi Kerusakan Lingkungan

Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh menurunnya kualitas lingkungan merupakan nilai kerusakan di masa mendatang, sehingga dihitung dengan nilai present value dari net benefit atau manfaat bersih Sanim, 2004; Fauzi, 2004. Nilai present value dari manfaat bersih atau net benefit present valueNPV dihitung dengan persamaan berikut: [ t t t NPV B Q t D Z t e ] δ =∞ − = = − ∑ 3.7 di mana : Qt hasil proses produksi pada waktu t kendaraan, Zt akumulasi pencemaran µgrm3, B[Qt] manfaat ekonomi juta rupiah, D[Zt] kerusakan akibat pencemaran juta rupiah, δ discount rate . B[Qt] diestimasi dengan mengkalkulasi jumlah pertumbuhan kendaraan di Jakarta pada tahun t harga kendaraan rata-rata. D[Zt] adalah total nilai ekonomi dari kerusakan lingkungan atau biaya degradasi pada tahun t.

3.4.6 Skenario Analisis Kebijakan

Analisis kebijakan pengendalian pencemaran udara dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : 1. Membangun skenario untuk menganalisis efektivitas kebijakan BME Euro2. Skenario tersebut adalah : a. Tidak melakukan suatu usaha perbaikan atau sering disebut status quo atau bussiness as usual skenario BAU. b. Mempertimbangkan lingkungan hidup dengan menggunakan faktor emisi Euro2 skenario Euro2. c. Reduksi emisi melalui penggunaan BME kendaraan diesel sama dengan kendaraan bensin untuk kendaraan penumpang, truk dan bis kecil skenario Diesel. d. Mengurangi volume kendaraan pribadi dan sepeda motor dengan melakukan substitusi peningkatan transportasi publik skenario Volume. 2. Menggunakan MCDA untuk menganalisis efektivitas kebijakan dengan menambahkan variabel institusi sebagai salah satu kriteria keberhasilan suatu kebijakan. Kerangka dari model kebijakan tersebut diberikan dalam bentuk matrik keputusan Tabel 4. Tabel 4 Matriks Keputusan Penelitian Alternatif Kriteria BAU Euro2 Diesel Volume Lingkungan a 11 a 12 a 13 a 14 Sosial a 21 a 22 a 23 a 24 Ekonomi a 31 a 32 a 33 a 34 Institusi a 41 a 42 a 43 a 44 Atribut dari masing-masing kriteria adalah sebagai berikut: o Kriteria Lingkungan : Emisi, Konsentrasi. o Kriteria Sosial : Morbiditas, Prematur Mortalitas, Biaya Degrdasi. o Kriteria Ekonomi: Manfaat bersih dan nilai NPV. o Institusi: Pengelolaan dan pendanaan. 3. Menganalisis efektivitas antara kebijakan CAC dan kebijakan IE. Kerangka model sama dengan yang diberikan pada Tabel 4, namun alternatif kebijakan yang akan dianalisis adalah, BAU, CAC, dan IE. Atribut dari masing-masing kriteria adalah sebagai berikut: o Kriteria Lingkungan : Emisi dan Konsentrasi. o Kriteria Sosial : Morbiditas dan Prematur Mortalitas. o Kriteria Ekonomi: Biaya Degradasi dan Manfaat Bersih. o Institusi: Pengelolaan dan pendanaan.

3.5 Asumsi yang digunakan