Uji Teori Uji Kestabilan Struktur Model

3.6.1 Uji Teori

Data konsentrasi ambien tahunan untuk PM 10 yang dipantau oleh Bapelda Jakarta hanya terdapat untuk 4 tahun, yaitu antara tahun 2001 sampai dengan tahun 2004. Perbandingan angka hasil pantauan dan model disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Konsentrasi Hasil Pengamatan dan Model Hasil Bapelda Jakarta Hasil Model µgrm3 µgrm3 Tahun Rata-rata 2001 69.62 74.65 2002 80.04 78.66 2003 70.93 82.98 2004 74.98 87.62 Selisih hasil model dan hasil pemantauan secara rata-rata sebesar 7 persen. Secara teori selisih nilai pengamatan dan model mencapai 100 dapat diterima, karena pada pengamatan tidak ada kekecualian lingkungan yang berdampak pada kapasitas dispersi atmosfir, yang tidak diperhitungkan dalam model Schnelle Dey 1999; Colvile et al. 2002.

3.6.2 Uji Kestabilan Struktur Model

Uji kestabilan struktur model atau sensitivitas model dimaksudkan untuk melihat kekuatan robustness model dalam dimensi waktu Muhammadi et al. 2001. Dengan demikian, uji sensitivitas model dilakukan dengan merubah variabel model dan haruslah memberikan kecenderungan atau tren yang sama jika model dikatakan robust. Hasil uji robustness model ini diberikan pada Gambar 5 memperlihatkan bahwa perubahan variabel menghasilkan keseragaman perilaku model, sehingga model dapat dikatakan robust . konsentrasi ambien 600 300 2001 2005 2009 2013 2017 2021 2025 Time Year konsentrasi ambien : S-36 mikro grmmm konsentrasi ambien : S-35 mikro grmmm konsentrasi ambien : S-34 mikro grmmm konsentrasi ambien : S-33 mikro grmmm konsentrasi ambien : S-32 mikro grmmm konsentrasi ambien : S-31 mikro grmmm konsentrasi ambien : S-26 mikro grmmm Gambar 5 Konsentrasi Udara Ambien PM 10 per Grid

BAB IV ANALISIS KONDISI YANG MEMPENGARUHI

PENCEMARAN UDARA DI JAKARTA Variabel-variabel yang mempengaruhi pencemaran udara yang akan dianalisis merupakan variabel eksogen dari model dinamis yang dibangun. Untuk memformulasikan kebijakan lingkungan, maka kebijakan yang berkaitan dengan pengendalian pencemaran udara dari kendaraan bermotor yang ada juga dianalisis.

4.1 Penduduk dan Laju Urbanisasi

Variabel jumlah penduduk memiliki dua peran dalam model pencemaran udara, sebagai pemicu meningkatnya emisi dan sebagai penerima dampak dari pencemaran yang terjadi receptor.

4.1.1 Penduduk Jakarta

Secara geografis wilayah Jakarta memiliki batas sebelah utara dengan laut Jawa, sebelah timur dengan kabupaten dan kota Bekasi, sebelah selatan dengan kota Depok, dan sebelah barat dengan kabupaten dan kota Tangerang. Luas wilayah total termasuk Kepulauan Seribu adalah 66,152 hektar. Secara administratif wilayah Jakarta dibagi atas lima wilayah kota madya yaitu: Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Masing- masing kota madya ini memiliki jumlah kecamatan yang berbeda, secara total wilayah admisintratif Jakarta memiliki 42 kecamatan. Wilayah Kepulauan Seribu termasuk dalam wilayah administrasi Jakarta Utara, sekalipun menurut undang-undang nomor 34 tahun 1999 tentang pemerintah propinsi Jakarta Kepulauan Seribu merupakan kabupaten tersendiri. Dalam analisis penelitian ini Kepulauan Seribu tidak diikutsertakan. Jumlah penduduk per kota madya dalam propinsi Jakarta sejak tahun 2000 dapat dikatakan konstan, hanya sedikit terjadi penurunan di wilayah Jakarta Pusat Gambar 6. Sekalipun jumlah penduduk di wilayah Jakarta Pusat sekitar 10 persen dari jumlah penduduk Jakarta, namun luas wilayah Jakarta Pusat hanya 7.4 persen dari luas wilayah Jakarta. Sebagian besar penduduk Jakarta terdapat di wilayah Jakarta Timur sekitar 28