Penyusunan Skenario Pembangunan Model

submodel daya dukung kawasan ekowisata pulau-pulau kecil dan sub model pendapatan kawasan ekowisata pulau-pulau kecil Gambar 16 Lingkungan ekologi kawasan lindung pulau pulau kecil Lingkungan ekologi kawasan lindung pulau pulau kecil Day a dukung kawasan wisata Daya dukung kawasan wisata Pendapatan wisata Pendapatan wisata Gambar 16. Model Global Keterkaitan Antar Sub Model Dalam membangun model keberlanjutan KP2K MS2B dilakukan dengan menggunakan software Stella versi 9.0.2, dengan demikian pemodelan dilakukan dengan tahapan-tahapan : 1 penyusunan skenario 2 pembangunan model dan 3 simulasi skenario.

5.5.1 Penyusunan Skenario

Skenario merupakan rancangan kebijakan yang memungkinkan dapat dilakukan dalam kondisi nyata yang didasarkan pada perkiraan faktor-faktor di masa mendatang. Perkiraan mengenai kondisi faktor-faktor dimasa mendatang, dapat disusun skenario yang mungkin terjadi di KP2K MS2B. Skenario utama yang dimodelkan, yaitu skenario model kondisi saat ini KP2K MS2B. Skenario model kondisi saat ini akan melihat sejauhmana kecenderungan kondisi kualitas lingkungan ekologi tiap-tiap pulau akan mempengaruhi daya dukung kawasan ekowisata yang secara langsung mempengaruhi pendapatan wisata. Kecenderungan sebuah sistem dasar dapat memberikan suatu pemahaman dan gambaran bagaimana suatu sumberdaya alam harus dikelola secara benar agar tercapai kesimbangan ekosistem di masa depan. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan simulasi dinamis dalam rentan waktu 30 tahun. Simulasi dilakukan berdasarkan asumsi bahwa kecenderungan sistem saat ini akan terus berlanjut di masa akan datang. Beberapa asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 panjang garis pantai wisata rekreasi adalah 50 m untuk 1 orang 2 luas terumbu karang wisata snorkling adalah 500 m 2 untuk 1 orang 3 luas terumbu karang wisata selam adalah 2.000 m 2 untuk 2 orang 4 luas padang lamun wisata lamun 500 m 2 untuk 1 orang 5 waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata rekreasi 6 jamhari, wisata snorkling 6 jamhari, wisata selam 8 jamhari dan wisata lamun 4 jamhari, sedangkan waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk wisata rekreasi adalah 3 jamhari, wisata snorkling 3 jamhari, wisata selam 2 jamhari, dan wisata lamun 2 jamhari, masing-masing jenis wisata waktunya tetap sepanjang tahun. 6 Keunikan pulau, kerentanan pulau dan keterkaitan pulau tidak mengalami perubahan sepanjang tahun.

5.5.2 Pembangunan Model

Seperti telah dijelaskan di atas model yang dibangun terdiri dari tiga sub model yaitu; sub model lingkungan ekologi pulau-pulau kecil, sub model daya dukung kawasan ekowisata pulau-pulau kecil, dan sub model pendapatan kawasan ekowisata pulau-pulau kecil. Masing-masing sub model disesuaikan dengan peruntukannya dalam mendukung model yang dibangun, berikut adalah gambaran model: Deskripsi Model • Submodel lingkungan ekologi pulau-pulau kecil menggambarkan kualitas lingkungan ekologi kawasan lindung dari masing-masing pulau saat ini. Adapun untuk menggambarkan kualitas lingkungan ekologi kawasan lindung tersebut, diperlukan faktor-faktor ekologi kawasan lindung yang berperan atau faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti keanekaragaman hayati pulau KHP, kealamian pulau KAP, keunikan pulau KUP, kerentanan pulau KRP, keterkaitan pulau KTP. Diantara kelima faktor di atas, dua faktor yang paling berpengaruh menentukan kualitas lingkungan ekologi kawasan lindung pulau-pulau kecil yaitu KHP dan KAP sedangkan faktor yang lain turut berpengaruh namun merupakan faktor tetap yaitu keunikan pulau, kerentanan pulau dan keterkaitan pulau. Sebagai contoh laju pelestarian KHP dan laju pelestarian KAP akan meningkatkan total persentase nilai kriteria ekologi yang akan meningkatkan upaya perbaikan lingkungan ekologi Pulau Dodola. Peningkatan upaya perbaikan lingkungan ekologi Dodola akan meningkatkan kualitas lingkungan ekologi Dodola saat ini, apakah pada keadaan baik, sedang dan buruk, sebaliknya peningkatan laju degradasi lingkungan ekologi akan meningkatkan degradasi lingkungan ekologi yang akan menurunkan kualitas lingkungan ekologi Dodola saat ini. Keadaan yang sama juga berlaku untuk pulau- pulau kecil yang lain seperti Rao Selatan, Ngelengele, Galogalo, Zumzum dan Ruberube Gambar 17 kualitas l ingkungan ekologi Dodola saat ini Upaya perbai kan Lingkungan ekologi Dodola degradasi l ingkungan ekologi Total persentase nilai kri teria ekologi fraksi jumlah wisatawan fraksi penambahan kualitas lingkungan laju degradasi laju pelestarian KHP Laj u pelestarian KAP KUP persentase perbaikan lingkungan KRP KT P Satuan kualitas lingkungan Lingkungan ekologi kawasan lindung pulau pulau kecil Gambar 17 Submodel Lingkungan Ekologi Kawasan Lindung Pulau-Pulau Kecil • Submodel daya dukung kawasan ekowisata pulau-pulau kecil menggambarkan jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di suatu kawasan wisata pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Sub model ini masih berhubungan dengan sub model lingkungan ekologi pulau-pulau kecil, karena daya dukung kawasan ekowisata tiap-tiap pulau selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya juga dipengaruhi oleh kualitas lingkungan ekologi, sebagai contoh: Submodel daya dukung kawasan rekreasi Dodola saat ini menggambarkan jumlah wisatawan rekreasi Dodola saat ini yang dipengaruhi oleh penambahan wisatawan yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh kualitas lingkungan ekologi Dodola saat ini. Jumlah wisatawan rekreasi Dodola saat ini sebenarnya merupakan formulasi dari daya dukung kawasan wisata yang diperoleh dari potensi ekologis pengunjung per satuan unit area K rekreasi Dodola biasanya 1 orang, panjang garis pantai Lp rekreasi Dodola, Unit area untuk rekreasi Lt rekreasi Dodola adalah 50 m panjang garis pantai untuk 1 orang, waktu yang disediakan untuk kawasan rekreasi Dodola dalam satu hari adalah 6 jamhari Wt rekreasi Dodola, waktu yang dihabiskan pengunjung untuk setiap kegiatan rekreasi adalah 3 jamhari Wp rekreasi Dodola dan kualitas lingkungan ekologi Pulau Dodola saat ini. Hal yang sama juga untuk daya dukung kawasan snorkling Dodola namun perbedaanya pada nilai dari K snorkling Dodola adalah 2 orang, luas area kawasan snorkling Dodola Lp Dodola diperoleh dari rata-rata penutupan komunitas karang snorkling Dodola dikalikan dengan Lp Dodola, unit area untuk snorking Lt snorkling Dodola adalah 500 m 2 , waktu yang disediakan kawasan snorkling Dodola dalam satu hari Wt snorkling Dodola adalah 6 jamhari, waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk kegiatan snorkling Wp snorkling Dodola adalah 3 jamhari. Untuk daya dukung kawasan selam Dodola dan daya dukung kawasan lamun Dodola faktor-faktor yang mempengaruhinya hampir sama dengan daya dukung kawasan snorkling Dodola. Perbedaannya hanya pada nilai-nilai setiap faktor yang mempengaruhinya seperti: daya dukung kawasan selam Dodola K selam Dodola adalah 2 orang, Lt selam Dodola adalah 2.000 m 2 , Lp selam Dodola dikalikan dengan rata-rata penutupan komunitas karang selam Dodola, Wt selam Dodola adalah 8 jamhari dan Wp selam Dodola adalah 2 jamhari. Untuk Daya dukung kawasan lamun Dodola juga sama disesuaikan dengan nilai yang ada. Keadaan ini berlaku pula untuk daya dukung kawasan ekowisata pulau-pulau kecil yang lain seperti: Rao Selatan, Ngelengele, Galogalo, Zumzum dan Ruberube Gambar 18 Jumlah wisatawan rekreasi Dodola saat ini Penambahan wisatawan fraksi jumlah wisatawan satuan jumlah wisatawan pengurangan wisatawan fraksi penambahan kualitas lingkungan Daya dukung kawasan wisata Gambar 18 Submodel Daya Dukung Ekowisata Kawasan Pulau-PulauKecil • Submodel pendapatan ekowisata pulau kecil menggambarkan jumlah biaya yang dikeluarkan pengunjung sampai ke tempat wisata. Adapun submodel ini berhubungan dengan sub model daya dukung kawasan ekowisata pulau-pulau kecil dan submodel pendapatan ekowisata pulau kecil. Contoh pendapatan wisata rekreasi Pulau Dodola. Pendapatan wisata rekreasi Pulau Dodola dipengaruhi oleh total manfaatan kawasan pertahun, total manfaat kawasan pertahun dipengaruhi oleh konsumen surplus dan jumlah kunjungan wisatawan pertahun, sedangkan konsumen surplus dipengaruhi oleh tingkat kunjungan wisatawan dan koefisien biaya perjalanan. Pendapatan wisata rekreasi juga dipengaruhi oleh jumlah wisatawan rekreasi Dodola saat ini, dengan demikian peningkatan jumlah wisatawan Dodola saat ini akan meningkatkan pendapatan wisata rekreasi, dan peningkatan pendapatan wisata rekreasi akan meningkatkan total manfaat bersih wisata Dodola per tahun, pendapatan wisata rekreasi ini juga dipakai untuk membiayai perbaikan lingkungan, sehingga akan mempengaruhi kualitas lingkungan ekologi Dodola Gambar 19. pengurangan wisatawan biaya perbaikan lingkungan T otal manfaat bersih kawasan wisata rekreasi Dodola per tahun pendapatan wisata rekreasi Dodola Total manfaat kawasan wisata per tahun Konsumen surplus T ingkat kunjungan wisatawan Koefisien biaya perjalanan Jumlah kunjungan wisata per tahun persentase perbaikan lingkungan Pendapatan wisata rekreasi Gambar 19 Submodel Pendapatan Wisata

5.5.3 Simulasi Skenario Dasar Pengambilan Kebijakan