Suhu dan Salinitas Perairan Laut Kualitas Air Laut

4.2.4 Suhu dan Salinitas Perairan Laut

Hasil pengukuran lapang suhu perairan laut di lima lokasi pengamatan, diperoleh kisaran antara 29,1 – 30,4 C. Suhu perairan ini menggambarkan kondisi alamiah karena perairan tersebut berada di daerah tropis. Perbedaan suhu di atas dikarenakan perbedaan pada saat waktu pengukuran, bila tidak ada arus atau arus sangat lemah, suhu air laut di pagi hari cenderung sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu air laut pada siang hari. Hal ini karena pada siang hari, permukaan air laut akan mengalami sedikit pemanasan oleh cahaya matahari. Salinitas air laut di semua lokasi sama yaitu 35 . Nilai ini menggambarkan nilai salinitas di perairan laut terbuka, karena jauh dari daratan, di titik-titik pengamatan tidak ada pengaruh air tawar, dan perairan laut Pulau Morotai berada di bagian selatan Samudera Pasifik dan pengambilan contoh air dilakukan pada musim kemarau bulan Juli 2006. Pada musim hujan, perairan laut khususnya yang berdekatan dengan muara- muara sungai, nilai salinitasnya sedikit menurun. Hal ini disebabkan masuknya air tawar yang masuk dari sungai tersebut.

4.2.5 Kualitas Air Laut

Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air laut untuk wisata bahari Lampiran 2, sebagian besar parameter memenuhi kriteria sesuai dengan keputusan Menteri Negara Lingkugan Hidup nomor 51 tahun 2004 tentang baku mutu air laut. Hanya sebagian kecil saja enam parameter yang tidak memenuhi kriteria tersebut yaitu: oksigen, sulfida, fenol, arsen, kadmium dan tembaga. Pada stasiun 5 perairan Daruba Pelabuhan, mengandung oksigen lebih kecil daripada 5 mgl baku mutu air laut untuk wisata bahari adalah lebih besar daripada 5 mgl. Hal ini karena di perairan tersebut merupakan tempat berlabuhnya berbagai jenis kapal kapal feri, speed, dan kapal nelayan, banyak sampah organik yang dibuang ke laut oleh penduduk, dan perairannya dangkal sehingga terjadi proses dekomposisi secara aerobik sampah organik tersebut. Oleh karena itu kandungan oksigen di perairan Daruba sedikit lebih kecil dibandingkan dengan perairan perairan lainnya. Kandungan sulfida di stasiun 1, stasiun 4, masing-masing sebesar 0,180 mgl dan 0,370 mgl lebih besar daripada nilai baku mutunya yaitu 0,01 mgl. Keadaan ini tidak terlalu dikhawatirkan karena di perairan tersebut kandungan oksigennya besar yaitu lebih besar daripada 5 mgl, sehingga diharapkan sulfida yang ada akan berubah bentuk menjadi sulfat yang tidak berbahaya. Kandungan fenol di stasiun 1 0,009 mgl dan stasiun 5 0,008 mgl lebih besar dari nilai baku mutunya yaitu 0,002 mgl. Fenol di perairan dapat berasal dari pelapukan bahan-bahan organik yang telah berlangsung cukup lama, dan dapat berasal dari ceceran Bahan Bakar Minyak BBM. Beberapa logam di beberapa stasiun yang nilainya telah melebihi nilai baku mutu untuk biota laut adalah arsen, kadmium, dan tembaga. Logam-logam ini diperkirakan kondisi geologis daerah setempat, karena ditemukan kandungan logam tembaga di sungai yang juga melebihi baku mutu Lihat Lampiran 3. Kualitas Air Sungai. Hal ini karena di sekitar lokasi perairan Morotai tidak terdapat kegiatan yang berpotensi dapat meningkatkan kandungan logam berat tersebut. Di perairan sekitar Pulau Morotai tidak terlihat adanya kotoran dalam bentuk benda-benda terapung buangan kegiatan penduduk, dan juga tidak terlihat adanya lapisan minyak. Secara umum, kualitas air laut di sekitar Pulau Morotai memenuhi syarat untuk wisata bahari.

4.2.6 Kualitas Air Sumur