Perekonomian Rakyat Sosial Budaya

Sarana pendidikan sudah tergolong cukup baik, ketersedian lembaga pendidikan dasar hingga menengah, SD hingga SMU. Jumlah sekolah negeri yang terdapat dalam kecamatan Morotai Selatan Barat SD berjumlah 13, SLTP sebanyak 1, SMU sebanyak 1. Jumlah sekolah swasta yang ada di Kecamatan Morotai Selatan Barat SD sebanyak 5 dan SLTP sebanyak 1. Sarana pendidikan sudah tergolong cukup baik, ketersedian lembaga pendidikan dasar hingga menengah, SD hingga SMU. Jumlah sekolah negeri yang terdapat dalam Kecamatan Moroai Selatan SD berjumlah 17, SLTP sebanyak 3, SMU sebanyak1. Jumlah sekolah swasta yang ada di Kecamatan Morotai Selatan SD sebanyak 3, SLTP sebanyak 2, dan SMU sebanyak 3. Sarana pendukung publik lainnya mulai dari puskesmas dan tenaga medisnya, transportasi laut dan darat, pos dan telekomunikasi, dan sanitasi lingkungan masing- masing hanya terdapat di ibukota kecamatan dan kondisinya yang kurang dirawat.

4.3.3 Perekonomian Rakyat

Selain sektor perikanan dan kelautan, kehutanan dan pariwisata, terdapat juga potensi besi putih yang merupakan industri kerajinan tangan masyarakat setempat. Sektor informal ini berkembang cukup pesat di masyarakat, dan umumnya sebagai salah satu cinderamata khas Morotai. Daerah pemasaran hasil kerajinan besi putih selain dipasarkan di Kota Ternate, juga telah meluas sampai ke Menado Sulawesi Utara. Salah satu produksi perikanan yang cukup prospektif serta memiliki keunggulan kualitasnya adalah ikan asin ikan garam yang dihasilkan masyarakat Morotai sebagai tambahan mata pencaharian penduduk yang umumnya berdomisili di daerah-daerah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil. Potensi perairan Morotai yang lain adalah jenis terumbu karang, ikan hias dan konsumsi yang beragam jenisnya serta rumput laut maupun keindahan taman lautnya. Hal tersebut turut memberikan peluang usaha dalam pengembangan budidaya laut seperti rumput laut maupun peningkatan pendapatan dan sektor pariwisata. Sektor pariwisata yang ada di Pulau Morotai beragam dan variatif seperti wisata peninggalan sejarah, wisata pantai maupun keindahan taman bawah laut yang sangat menawan. Potensi pariwisata Morotai yang belum dikembangkan sebagai obyek wisata yang menarik dan mendatangkan devisa antara lain : Telaga Kaca, Pulau Zumzum bekas kediaman Jenderal Mc Arthur, pulau Galogalo, Panser serta Bunker bekas peninggalan PD II, Taman laut Dodola, Ngelengele dan lain-lain.

4.3.4 Sosial Budaya

Mayoritas mata pencaharian penduduk pulau Morotai adalah petani dan nelayan sebagian besar permukim di pesisir dan pulau-pulau kecil. Tidak mempunyai penduduk asli, pendatang dari pulau Halmahera sebagian besar suku Tobelo dan Galela. Karakteristik budaya masyarakat adalah perpaduan budaya Halmahera secara umum dan lebih khusus budaya dan adat Tobelo – Galela. Budaya yang sampai saat ini masih berkembang di masyarakat Pulau Morotai adalah gotong royong. Jenis tarian yaitu: Tide-Tide, Cakalele, Denge-denge, Bobaso, Salumbe, Tokuwela, Yangere, Tari Kabata Talaga Lina, Togal. Sedangkan jenis musik tradisional meliputi Musik Bambu Tiup, Gala, Musik Bambu Hitadi, Musik Jangere, Upacara Adat Hibua Lamo, Adat Perkawinan, Sejarah Tona Malangi tersebar di tiga Kecamatan di Pulau Morotai. Tarian Tide-tide Tarian Tide-tide adalah merupakan salah satu tarian khas pulau Morotai, Halmahera Utara. Tarian ini dapat dilakukan pada saat-saat tertentu, misalnya pada saat malam syukuran anak atau pada pesta perkawinan secara adat dan juga pada saat acara pesta rakyat serta dipertunjukan untuk menyambut tamu. Selain itu tarian ini dapat disuguhkan pada saat ke tide-tide dapat disebut dengan tarian pergaulan karena pada gerakan-gerakan tertentu memberikan makna yang sangat berarti. Untuk itu para penari sangat berhati-hati dalam gerakannya. Salah satu contoh para penari laki yang berhadapan dengan seorang gadis maka pada gerakan tangan yang diangkat keduanya dapat memberikan makna sangat berarti, disini bisa terjadi ikatan antara seorang pria dan seorang wanita sampai pada tingkat perkawinan atau keduanya memahami isyarat pada gerakan-gerakannya itu. Tarian ini ditarikan oleh sekelompok orang baik laki-laki maupun perempuan yang diikuti oleh tiga kelompok tingkatan usia yaitu –Tingkat anak- anak, remaja dan dewasa sementara alat yang digunakan pada acara tersebut adalah tifa – gong dan biola para pemusik berjumlah 6 orang baik laki-laki maupun perempuan sedangkan para penari minimal berjumlah 12 orang masing-masing 6 laki-laki dan 6 perempuan. Tarian Cakalele Tarian cakalele adalah salah satu tarian ciri khas pulau Morotai Halmahera Utara. Tarian ini disebut sebagai tarian perang dan juga sebagai tarian adat. Tarian cakalele juga dapat dilakukan pada acara-acara tertentu. Misalnya acara penjemputan tamu secara adat, acara perkawinan secara adat atau pada acara pentas budaya. Tarian cakalele dapat dilakukan sekelompok orang atau dua orang laki-laki dan perempuan. Para penari laki- laki biasanya menggunakan alat tari yang disebut parang dan salawaku, sedangkan perempuan menggunakan lenso tangan saputangan atau tangan kosong. Tarian ini biasanya seorang perempuan menari sambil berputar mengelilingi laki-laki yang disebut Basisi. Sementara para pemusik yang mengiringi cakalele berjumlah 4 oang dengan alat yang digunakan adalah gong dan tifa dilengkapi dengan alat pemukul yang dibuat dari kayu. Tarian Denge-denge Denge-denge adalah salah satu tarian pergaulan khas Pulau Morotai Halmahera Utara yang biasanya dilakukan oleh sekelompok baik orang laki-laki maupun perempuan ini diiringi dengan nyanyian-nyanyian yang sangat unik karena lantaran lagu memiliki makna yang sangat filosofis, dengan berbalas pantun baik laki maupun perempuan. Tarian ini memiliki gerakan yang sangat halus para penari sangat hati-hati dengan memaknai pukulan musik yang dimainkan oleh pemusik. Tarian ini tidak dapat dielaborasikan dengan tarian lain karena bila terjadi elaborasi tarian maka akan terjadi perubahan makna. Lagu denge denge yang berbalas pantun dapat menyuarakan syair bahasa cinta dan bahasa dan masa depan sehingga ada makna tertentu pada saat beralas pantun diakhiri dengan sebuah kesepakatan bila para pelantun itu seorang pemuda dan seorang gadis maka diakhiri dengan sebuah perkawinan. Denge denge ini hanya terdapat pada suku Galela, Tobelo dan Loloda hampir punah. Tarian Bobaso Bobaso adalah salah satu tarian pergaulan yang merupakan sebuah perpaduan tarian antara tide-tide dan denge-denge sehingga menghasilkan bobaso dengan memiliki keunikan-keunikan dalam tarian ini. Tarian ini sangat lamban dan halus. Bobaso juga melantunkan syair-syair yang memberikan isyarat-isyarat dalam bahasa cinta dan masa depan dari suara dan makna kalimat menimbulkan sebuah kesepakatan dan juga terjadi penolakan bila tidak memenuhi persyaratan yang dilantunkan oleh seorang perempuan. Tarian ini hanya terdapat pada suku Tobelo, Galela dan Loloda. Tarian Salumbe Tarian salumbe adalah salah satu tarian pergaulan yang hampir punah merupakan tarian tradisional dengan cara berbalas sair dari daerah Galela, Tobelo dan Loloda yang sampai saat ini masih tetap dilestarikan oleh masyarakat Halmahera Utara khususnya masyarakat Morotai Utara. Tarian ini terdiri atas delapan orang laki dan perempuan diiringi dengan alat tifa, gong dan biola. Tokuwela Tokuwela adalah salah satu pertunjukan tadisional berbalas pantun yang membutuhkan personil lebih dari 20 orang yang diiringi dengan lagu Tokuwela laki-laki dan perempuan. Tokuwela mempunyai dua pengertian yaitu : Toku memberikan pengertian berjalan disebuah ketinggian yang memiliki jarak contoh seorang anak kecil yang berjalan diatas tangan yang saling berpegangan antara laki dan perempuan. Wela adalah para pemain tali dengan menyanyikan lagu-lagu tokowela. Karena seorang anak kecil akan berjalan diatas tangan. Acara ini dapat dilakuan oleh suku Galela, Tobelo, dan Loloda pada acara- acara tertentu hampir punah. Yangere Yangere adalah salah satu musik tradisional pulau Morotai Halmahera Utara. Musik ini dimainkan oleh sekelompok orang baik laki-laki maupun perempuan dengan menggunakan gitar tradisional dari kayu dan berbentuk empat persegi. Musik ini sangat unik bila dibandingkan dengan alat yang digunakan para pemusik tradisional lainnya Disbudpar Halut 2006. Kerajinan Kerajinan merupakan suatu hasil karya secara tradisional masyarakat Morotai. Kerajinan masyarakat Morotai yang sangat terkenal adalah besi putih hanya ada di Daruba Kecamatan Morotai Selatan, kerajinan ini sudah di pasarkan baik secara lokal maupun di luar pulau Morotai. Selain itu juga terdapat alat-alat perlengkapan dapur dan berkebun seperti parang, tikar saloi susiru, susaji dan lain-lain yang hampir terdapat di seluruh Kecamatan Morotai. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Zonasi Kawasan Pulau-Pulau Kecil Kecamatan Morotai Selatan dan Morotai