Penelitian Pemodelan Pulau Kecil

tersebut digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol yang diindikasikan menyerupai keadaan sebenarnya di lapangan • Spesifikasi Model Kuantitatif Tujuan tahap ini adalah untuk mengembangkan model kuantitatif dan sistem yang diinginkan. Pembentukan model kuantitatif ini dilakukan dengan memberikan nilai kuantitatif terhadap masing-masing nilai variabel dan menterjemahkan setiap hubungan antar variabel dan komponen penyusun model sistem tersebut ke dalam persamaan matematik sehingga dapat diopreasikan melalui program simulasi • Evaluasi Model Tujuan tahap ini, mengevaluasi model dilakukan untuk mengetahui manfaat model terhadap tujuan pemodelan yang diharapkan, dalam beberapa hal, tahap ini disebut juga sebagai validasi model dimana seringkali dilakukan dengan membandingkan prediksi model dengan kondisi nyata, pada tahap ini juga lebih ditekankan pada analisis terhadap perilaku komponen dan hasilnya terhadap tujuan pemodelan • Penggunaan Model Tahap ini merupakan akhir tahapan analisis sistem dimana kita menjawab pertanyaan yang diidentifikasi pada saat mendisain analisis sistem. Hal ini mencakup analisis, interpretasi, dan prosedur komunikasi hasil simulasi. Sesudah membuat model, maka langkah selanjutnya untuk menentukan keputusan yang diambil berhubungan dengan model yang dibuat adalah dengan simulasi. Eriyatno 2003 dan Suryani 2006: menyatakan bahwa simulasi adalah suatu aktitivitas dimana pengkaji dapat menarik kesimpulan-kesimpulan tentang perilaku dari suatu sistem, melalui penelaahan perilaku model yang selaras, dimana hubungan sebab akibatnya sama dengan atau seperti yang ada pada sistem yang sebenarnya.

2.6 Penelitian Pemodelan Pulau Kecil

Secara umum penelitian-penelitian tentang pemodelan pulau kecil menggambarkan suatu keadaan yang terjadi pada pulau tersebut. Keadaan yang terjadi tentunya berhubugan dengan kasus atau merupakan gambaran sebagian dari kenyataan yang ada, sebagai contoh: Brander and Taylor 1998 mengadakan penelitian di Pulau Easter dengan menggambarkan keadaan sumberdaya terbarukan dan dinamika sumberdaya manusia, dilanjutkan oleh Matsumoto 2001 dengan melihat populasi penduduk dan degradasi sumberdaya yang cepat. Di Indonesia penelitian yang berhubungan dengan pemodelan pulau kecil sudah mulai dilakukan, seperti : Maanema 2003 membangun model pariwisata dan model budidaya laut untuk pemanfaatan pulau-pulau kecil studi kasus Gugus Pulau Pari Kepulauan Seribu, Susilo 2003 membangun model ekonomi-ekologis studi kasus kelurahan Pulau Panggang dan Pari Kepulauan Seribu, Ola 2004 membangun model ekologi, budaya dan ekonomi di Kepulauan Wakatobi dan Parwinia 2007 pemodelan ko eksestensi pariwisata dan perikanan di Selat Lembe Sulawesi Utara. Berikut ini adalah gambaran umum penelitian pulau kecil yang berhubungan dengan pemodelan Tabel 2 Tabel 2 Penelitian Pemodelan Pulau Kecil Peneliti Judul penelitian Gambaran umum penelitian • Brander JA and Taylor MS. 1998. Journal The American Economic Review • Matsumoto A. 2001. Journal, Discrete Dynamic in Nature and Society • Maanema M. 2003. Disertasi IPB Bogor The Simple Economc of Easter Island: A Ricardo Malthus Model of Renewable Resource Use Economi Dynamic Model for Small Island Model Pemanfaatan Pulau- Pulau Kecil Studi Kasus di Gugus Pulau Pari Kepulauan Seribu Suatu model ekuilibrium umum sumber daya terbarukan dan dinamika populasi manusia. Mengatasi masalah tersebut dengan membangun model formal yang menghubungkan dinamika populasi dan dinamika sumber daya terbarukan . Secara teoritis kebanyakan pulau-pulau di Pasifik mengikuti pola evolusi yang sama seperti dinamika pertumbuhan populasi penduduk yang cepat dan degradasi sumberdaya. Kasus Pulau Easter sekitar abad ke-4 dan pertengahan abad ke- 18 yang mengindikasikan bahwa model ekonomi menghubungkan dinamika sumberdaya dan dinamika populasi penduduk sehingga dapat dikatakan evolusi sejarah masa lalu di pulau- pulau kecil merupakan pertumbuhan keberlanjutan ekonomi dunia. Membangun model pemanfaatan pulau-pulau kecil, yang terdiri dari model untuk pariwisata dan model untuk budidaya laut yang didasarkan pada kesesuaian kondisi perairan, serta model penangkapan ikan yang didasarkan pada kajian stok ikan, selanjutnya menciptakan model integrasi pemanfaatan gugus Pulau Pari yang sesuai dengan daya dukung lingkungannya. • Susilo SB. 2003. Disetasi IPB Bogor • Ola OL. 2004. Disertasi IPB Bogor • Parwinia. 2007. Disertasi IPB Bogor Keberlanjutan pembangunan pulau-pulau kecil studi kasus kelurahan Pulau Panggang dan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta Model pengelolaan pulau- pulau kecil dalam rangka pengembangan wilayah kepulauan wakatobi Pemodelan Ko-eksistensi pariwisata dan perikanan: Analisis konvergensi- divergensi KODI di selat Lembeh Sulawesi Utara Menilai keberlanjutan pulau-pulau kecil di Kelurahan Pulau Panggang dan di Kelurahan Pulau Pari, melalui penyusunan indeks dan status keberlanjutan pembangunan pulau-pulau kecil dan analisis keseimbangan ekonomi ekologis serta mendeterminasi tingkat kemajuan maupun ketertintinggalan atribut-atribut aspek pembangunan di daerah studi serta membuat evaluasi dinamika variabel ekonomi dan ekologi untuk memudahkan perencanaan pembangunan selanjutnya agar sesuai dengan kriteria pembangunan yang berkelanjutan, pada tahapan pembuatan model ekonomi-ekologis dilihat hubungan antara atribut ekonomi tenaga kerja dan atribut ekologis biomas, x Menjabarkan model pengelolaan pulau-pulau kecil dalam rangka pengembangan wilayah dengan melihat sumberdaya alam lautan dan daratan pulau-pulau kecil di kepulauan Waktobi dikaji dalam 3 aspek yaitu aspek ekologi, budaya dan ekonomi. Aspek ekologi ; pemanfaatan ekosistem mangrove untuk pemukiman penduduk oleh masyarakat dampaknya terhadap penurunan biomassa kepiting pada lingkungan mangrove, penurunan ikan Belanak pada lingkungan lamun, dan ikan Kerapu pada lingkungan terumbu karang. Aspek Budaya ; pemanfaatan ekosistem terumbu karang untuk fondasi rumah dampaknya terhadap degradasi terumbu karang dan penurunan biomassa ikan Kerapu. Aspek ekonomi; kontribusi sektor-sektor dalam pengelolaan wilayah kepulauan Wakatobi. Melakukan analisis komparatif nilai ekonomi antara wisata, konservasi dan kegiatan perikanan, menganalisis skenario perubahan nilai ekonomi pada suatu kawasan konservasi jika harus ko- eksis dengan kegiatan perikanan, juga menganalisis pola konvergensi divergensi antara wisata dan perikanan di daerah konservasi. Dari gambaran substansi kajian yang telah diteliti sebelumnya, semuanya belum menunjukkan adanya kajian tentang aspek ekologi yang mengarah pada keanekaragaman hayati pulau, kealamian pulau, keunikan pulau dan kerentaan pulau dan skenario dinamik. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dikembangkan suatu model skenario dinamik yang didasarkan pada daya dukung kawasan dalam upaya pengelolaan pulau-pulau kecil untuk pemanfaatan ekowisata berkelanjutan di Kecamatan Morotai Selatan dan Morotai Selatan Barat. 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian