Pemodelan Pengelolaan Pulau Pulau Kecil untuk Pemanfaatan Ekowisata Berkelanjutan di Kecamatan Morotai Selatan dan Morotai di Kecamatan Morotai Selatan dan Morotai Selatan Barat, Kabupaten Pulau Morotai Provinsi Maluku Utar

2.5 Pemodelan

Banyak ahli mendefenisikan model: Jorgensen 1988; Hall and Day 1997; Suryani 2006; Hartrisari 2007 menyatakan bahwa model merupakan gambaran abstraksi penyederhanaan dari suatu sistem ataupun keadaan yang sebenarnya. Sistem adalah sekelompok komponen yang beroperasi secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu dan terorganisasi dalam rangka mencapai suatu tujuan atau gugus tertentu Forrester 1968; Jeffer 1978; Grant et al. 1997; Aminullah dan Muhammadi 2001; Eriyatno 2003; Hartrisari 2007. Karena sistem sangat kompleks, tidak mungkin membuat model yang dapat menggambarkan seluruh proses yang terjadi dalam sistem, untuk itu model disusun dan digunakan untuk memudahkan dalam pengkajian sistem karena sulit dan hampir tidak mungkin untuk bekerja pada keadaan yang sebenarnya. Oleh sebab itu, model hanya memperhitungkan beberapa faktor dalam sistem dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembuat model ingin tahu lebih banyak mengenai struktur dan perilaku alam, baik pada saat ini maupun di masa datang dengan pemodelan. Hannon dan Ruth 1994; Suryani 2006; Hartrisari 2007 menyatakan bahwa pemodelan adalah berfikir dengan mengikuti sekuen logis, secara berstruktur, proses yang kreatif, tidak linier, menampilkan kembali, pembentukan model dari sistem tersebut dengan menggunakan bahasa formal tertentu, dan hasil proses tersebut adalah model. Pemodelan yang efektif merupakan keterkaitan antara dunia nyata sehingga tujuan model sebagai penyederhanaan sistem akan tercapai. Model disusun untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Eriyatno 2003 dan Hartrisari 2007 menyatakan tahapan-tahapan dalam pembuatan model yaitu: Analisis kebutuhan, formulasi masalah, dan identifikasi sistem seperti pada Gambar 5. Gambar 5. Tahapan Analisis Sistem Eriyatno 2003 Selanjutnya dijelaskan tahapan-tahapan dalam pendekatan sistem sebagai berikut • Analisis kebutuhan Analisis kebutuhan merupakan tahap awal dari pengkajian suatu sistem. Pada tahap ini diidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dari masing-masing pelaku sistem, setiap pelaku sistem memiliki kebutuhan yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi kerja sistem, • Formulasi kebutuhan merupakan hal yang penting harus dikenali apakah kontradiktif atau sejalan, kebtuhan yang sinergis bagi semua pelaku sistem tidak akan menimbulkan permasalahan untuk pencapaian tujuan sistem karena semua pelaku menginginkan kebutuhan tersebut. • Identifikasi sistem Pada tahap ini harus dikenali hubungan antara pernyataan hubungan dengan pernyataan masalah, salah satunya diagram lingkar sebab akibat causal loop diagram atau diagram input-output black box diagram Sedangkan Grant et al., 1997 menyatakan bahwa ada empat tahap dalam sistem analisis yaitu: • Perumusan Model Konseptual Tujuan dari fase pertama ini adalah untuk menentukan konsep dan tujuan model sistem yang dianalisis. Dalam tahap ini diputuskan komponen mana yang berkaitan dengan pencapaian tujuan model tersebut. komponen-komponen tersebut digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol yang diindikasikan menyerupai keadaan sebenarnya di lapangan • Spesifikasi Model Kuantitatif Tujuan tahap ini adalah untuk mengembangkan model kuantitatif dan sistem yang diinginkan. Pembentukan model kuantitatif ini dilakukan dengan memberikan nilai kuantitatif terhadap masing-masing nilai variabel dan menterjemahkan setiap hubungan antar variabel dan komponen penyusun model sistem tersebut ke dalam persamaan matematik sehingga dapat diopreasikan melalui program simulasi • Evaluasi Model Tujuan tahap ini, mengevaluasi model dilakukan untuk mengetahui manfaat model terhadap tujuan pemodelan yang diharapkan, dalam beberapa hal, tahap ini disebut juga sebagai validasi model dimana seringkali dilakukan dengan membandingkan prediksi model dengan kondisi nyata, pada tahap ini juga lebih ditekankan pada analisis terhadap perilaku komponen dan hasilnya terhadap tujuan pemodelan • Penggunaan Model Tahap ini merupakan akhir tahapan analisis sistem dimana kita menjawab pertanyaan yang diidentifikasi pada saat mendisain analisis sistem. Hal ini mencakup analisis, interpretasi, dan prosedur komunikasi hasil simulasi. Sesudah membuat model, maka langkah selanjutnya untuk menentukan keputusan yang diambil berhubungan dengan model yang dibuat adalah dengan simulasi. Eriyatno 2003 dan Suryani 2006: menyatakan bahwa simulasi adalah suatu aktitivitas dimana pengkaji dapat menarik kesimpulan-kesimpulan tentang perilaku dari suatu sistem, melalui penelaahan perilaku model yang selaras, dimana hubungan sebab akibatnya sama dengan atau seperti yang ada pada sistem yang sebenarnya.

2.6 Penelitian Pemodelan Pulau Kecil