5.4 Biaya Perjalanan Wisata
Biaya perjalanan KP2K MS2B untuk wisata diketahui melalui besarnya pengeluaran wisatawan yang datang ke kawasan ekowisata. Adapun biaya yang
dikeluarkan wisatawan yang berkunjung ke kawasan ekowisata antara lain biaya transportasi, biaya konsumsi, biaya akomodasi, belanja souvenir, dan biaya lainnya.
Semua biaya ini dihitung dari sejak wisatawan berangkat dari daerah asal hingga di kawasan pulau-pulau kecil Morotai. Kegiatan-kegiatan ini menimbulkan biaya-biaya
yang dikeluarkan oleh wisatawan yang menjadi manfaat dari kawasan wisata Morotai. Metode yang digunakan untuk menduga nilai sebuah komoditas yang tidak
memiliki nilai pasar non-market goods adalah dengan menggunakan biaya-biaya perjalananTCM. Metode ini memiliki asumsi dasar bahwa setiap individu baik aktual
maupun potensial, bersedia mengunjungi sebuah daerah untuk mendapatkan manfaat tertentu tanpa harus membayar nilai masuk no entry fee. Manfaat langsung yang
bersifat tidak ekstraktif dari wisata rekreasi, wisata snorkling, wisata selam, dan wisata lamun, diperoleh melalui besaran pengeluaran para wisatawan yang mendatangi kawasan
wisata tersebut. Dalam fungsi permintaan yang digunakan dalam penelitian ini, frekuensi
kunjungan V dipengaruhi oleh biaya pengeluaran wisata TC, jarak Di, pendapatan Ii, dan umur Ai. Dengan menggunakan regresi linier berganda diperoleh koefisien
biaya perjalanan -0,0241 sehingga untuk mendapatkan total manfaat nilai wisata KP2K MS2B, dilakukan perhitungan konsumen surplus yang diperoleh dengan membagi total
jumlah tingkat kunjungan wisata dan nilai regresi biaya perjalanan yaitu 630,0241 = 2.614, kemudian nilai konsumen surplus dikalikan dengan jumlah pengunjung pada tahun
2006 yaitu 2.614 x 26.455 orangtahun = 69.153.370, sehingga total manfaat lokasi wisata Rp 69 jutatahun.
5.5 Keberlanjutan KP2K MS2B