sehingga terkena pengaruh air laut. Kandungan tembaga di semua sungai mempunyai nilai berkisar dari 0,11 – 0,17 mgl yang lebih besar daripada nilai baku mutunya yaitu
0,02 mgl. Hal ini diduga karena kondisi geologis dari batuan yang ada. Secara umum ke empat sungai yang diamati memenuhi syarat sebagai air baku air
minum dan untuk keperluan perikanan. Untuk waktu ke depan, air sungai tersebut dan sungai sungai lainnya berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku air minum. Di
Pulau Morotai, banyak sungai kecil yang berair pada saat musim hujan saja, sedangkan pada musim kemarau sungai tersebut kering.
4.2.8 Potensi Sumberdaya Pulau-Pulau Kecil
Terumbu Karang
Hamparan terumbu karang di pulau Morotai terpusat pada pulau-pulau kecil di sebelah barat pulau Morotai dan terumbu juga terdapat di pulau Morotai seperti
Wayabula, dan Mitita. Hampir semua pulau-pulau kecil terdapat terumbu karang. Kondisi terumbu karang di perairan Pulau Morotai relatif baik. Tutupan karang keras berkisar
1,60 – 57,32 dengan kategori rusak hingga baik Tabel 18. Karang keras terdiri dari karang keras Acropora dan Non-Acropora. Karang Non Acropora lebih dominan
ditemukan hampir di seluruh perairan pulau Morotai. Kondisi karang keras di Pulau Burung paling buruk dengan persentasi tutupan 1,60 karang keras non Acropora,
sedangkan karang keras yang paling baik ditemukan di Wayabula dengan tutupan 53,20 karang keras non Acropora.
Tutupan komunitas karang di perairan Pulau Morotai berkisar 17,70 – 84,70 dengan kategori rusak hingga sangat baik Tabel 19. Komunitas karang terburuk terdapat
di Pulau Burung, dan terbagus di Wayabula dan Mitita. Umumnya kerusakan karang disebabkan kerusakan fisik bekas pengeboman dan diantaranya di beberapa tempat di
musim-musim tertentu seperti di Pulau Dodola dan Pulau Saminyamau mempunyai partikel terlarut terutama bahan organik yang relatif tinggi yang dapat menghambat
penetrasi cahaya matahari. Hal ini juga ditandai dengan spesies indikator karang lunak yang dapat lebih menyesuaikan dengan partikel terlarut. Wayabula dan Mitita yang
memiliki komunitas karang terbaik juga memiliki karang lunak yang relatif dominan di
perairan tersebut. Hal ini juga disebabkan kecepatan arus yang relatif lebih kuat dibandingkan di daerah pulau-pulau kecil sehingga karang lunak dapat hidup lebih baik.
Tabel 18 Persentase Tutupan Karang
Tutupan Lokasi
HCA HCNA
DC ALG
Others Abiotik
Wayabula 0,00
53,20 1,00
2,40 31,50
11,90 Dodola Besar
2,80 7,40
12,60 5,20
13,00 59,00
Pulau Burung 0,00
1,60 7,40
10,20 16,10
64,70 Posi-Posi Rao
31,70 24,00
2,70 13,90
1,00 26,70
Saminyamao 12,60
10,00 7,40
0,00 9,80
60,20 Mitita
7,00 28,93
5,87 7,28
43,59 7,34
Loleba Kecil 31,70
24,00 2,70
13,90 1,00
26,70 Loleba Besar
4,00 53,32
6,00 14,64
7,94 14,10
Tanjung Tiley 0,40
13,66 7,60
19,30 33,54
25,50 Ngelengele Besar
9,98 20,48
6,9 18,2
11,08 34,36
Ngelengele Kecil 10,56
17,82 5,5
7,5 38,16
20,46 Kolorai
32,96 3,6
5,4 7,94
3,76 46,34
Galogalo 4,22
28,14 9,9
36,58 15,86
5,30 Selat Rao
18,26 9,36
5,9 18,38
30,5 17,6
Dodola Kecil 1,40
28,72 10,02
36,96 18,60
4,30
Keterangan = Data Primer terolah
= Data Sekunder Sumber PSL UNKHAIR 2005 HCA = Hard Coral Acropora
HCNA = Hard Coral Non-Acropora DC = Dead Coral
ALG = Algae
Tabel 19 Persentase Tutupan Karang dan Komunitas Karang
Lokasi Tututupan
Karang Keterangan
Komunitas Karang
Keterangan
Wayabula 53,20
Baik 84,70
Sangat baik Dodola Besar
10,20 Rusak
23,20 Rusak
Pulau Burung 1,60
Rusak 17,70
Rusak Posiposi Rao
55,70 Baik
56,70 Baik
Saminyamau 22,60
Rusak 32,40
Sedang Mitita
35,93 Sedang
79,52 Sangat baik
Loleba Kecil 55,70
Baik 56,70
Baik Loleba Besar
57,32 Baik
65,26 Baik
Tj tiley 14,06
Rusak 47,60
Sedang Ngelengele Besar
30,46 Sedang
41,54 Sedang
Ngelengele Kecil 28,38
Sedang 66,54
Baik Kolorai
36,56 Sedang
40,32 Sedang
Galogalo 36,36
Sedang 43,20
Sedang Selat Rao
27,62 Sedang
58,12 Baik
Dodola Kecil 30,12
Sedang 48,72
Sedang
Keterangan: = Data primer terolah
= Data sekunder Sumber : PSL UNKHAIR 2005
- 75 - 100 = sangat baik - 25 - 49,9 = sedang
- 50 - 74,9 = baik - 0,5 - 24,9 = rusak
Sumber : KEPMEN LH No 4 2001 tentang Persentase Tutupan Karang
Ikan Karang
Ikan karang di ekosistem terumbu karang sekitar pulau-pulau kecil Kecamatan Morotai Selatan, dan Morotai Barat dikelompokkan dalam tiga kategori : 1 spesies
indikator 2 spesies target, dan 3 spesies mayor. Secara umum kondisi ikan karang pada masing-masing lokasi bervariasi, baik jumlah spesies, jumlah individu, dan populasi
dominan Tabel 20.
Spesies Indikator
Spesies indikator merupakan jenis-jenis ikan karang yang berasosiasi sangat erat dengan terumbu karang. Keberadaan jenis-jenis ikan ini digunakan sebagai indikator
untuk mengetahui kondisi terumbu karang. Kelompok spesies indikator Famili Chaetodontidae Lampiran 20, merupakan contoh yang baik penghuni terumbu karang
primer yang tipikal, karena hidupnya selalu berasosiasi dengan terumbu karang, baik sebagai habitat maupun sebagai tempat mencari makanan dan mungkin sebagian besar
sejarah hidupnya berlangsung disini Reese 1989. Ketertarikan Chaetodontidae terha- dap terumbu karang kuat sekali. Chaetodontidae pada umumnya bersifat omnivora.
Makanan kegemarannya adalah polip-polip karang. Pada beberapa lokasi, seperti pulau Dodola Besar kondisi terumbu karangnya
sudah dalam kategori burukrusak 10,20 , tetapi peluang bertumbuhnya ikan karang khususnya spesies indikator masih dimungkinkan Tabel 20. Salah satu faktor yang
mendukung adalah wilayah terumbu karang yang terhampar luas dan menyambung dari pulau satu ke pulau lain, sehingga walaupun sifat dasar ikan-ikan ini ”territorial” tetapi
tempat perpidahannya masih lebar.
Spesies Target
Populasi ikan karang yang termasuk dalam kelompok spesies target Lampiran 20, umumnya bernilai ekonomis penting untuk konsumsipangan, misalnya ikan kerapu,
beronang, kakap, biji nangka, dan lain-lain. Jenis-jenis ikan karang khususnya spesies target yang dominan di perairan terumbu karang kepulauan Morotai yaitu, Caesio spp
dan Pterocaesio spp Tabel 20 walaupun ada juga lokasi yang didominasi oleh ikan karang genus Siganus spp, dan Acanthurus spp.
Hasil temuan ini memperlihatkan bahwa ikan-ikan karang ekonomis yang umumnya ditemukan adalah kelompok pelagis karang, dimana sifat ikan-ikan ini tidak
menghabiskan seluruh waktunya di daerah terumbu karang. Selain itu, dibandingkan dengan ikan karang jenis lainnya seperti Epinephelus spp, Plectorhinchus spp, Lutjanus
spp, Cephalopolis spp. Jenis Caesio spp maupun Pterocaesio spp, memiliki nilai ekonomis yang lebih rendah. Artinya, potensi perikanan terumbu karang di kepulauan
Morotai semakin terancam.
Tabel 20
Kelompok Spesies, Jumlah Spesies, Jumlah Individu dan Populasi Dominan Ikan Karang yang
Ditemukan Di Terumbu Karang Kecamatan Morotai Selatan dan Morotai Selatan Barat
Lokasi Kelompok
Spesies Jumlah
Spesies Jumlah
Individu Populasi
Dominan P. Rao
Spesies Indikator 13
47 Chaetodon kleinii
Spesies Target 60
727 Caesio teres
Spesies Mayor 61
1482 Chromis analis
P.Ngelengele Besar Spesies Indikator
9 36
Chaetodon Ideinii Spesies Target
47 371
Acanthurus tompsoni Spesies Mayor
46 604
Dascyllus auranus P.Ngelengele Kecil
Spesies Indikator 11
59 Chaetodon kleinii
Spesies Target 60
551 Acanthurus lineatus
Spesies Mayor 48
986 Chromis analis
P. Galogalo Besar Spesies Indikator
18 66
Chaetodon kleinii Spesies Target
73 1582
Pterocaesio tile Spesies Mayor
61 1419
Chromis analis P. Loleba Besar
Spesies Indikator 11
41 Chaetodon kleinii
Spesies Target 52
1100 Caesion cuning
Spesies Mayor 52
1982 Chromis atripes
P. Dodola Besar Spesies Indikator
7 32
Chaetodon kleinii Spesies Target
45 1024
Caesio teres Spesies Mayor
37 1682
Abudefduf vaigiiensis P. Kolorai
Spesies Indikator 11
53 Chaetodon kleinii
Spesies Target 41
806 Caesio teres
Spesies Mayor 43
1470 Chromis atripes
Tanjung Tiley Spesies Indikator
7 23
Chaetodon kleinii Spesies Target
34 407
Siganus vulpinus Spesies Mayor
34 675
Choromis analis Sumber : PSL UNKHAIR 2005
Spesies Mayor
Kelompok spesies mayor Lampiran 20 sering dijumpai melimpah di terumbu karang, terutama populasi dari famili Pomacentridae, Labridae dan Serranidae untuk sub
famili Anthiinae. Selain memiliki nilai ekologis, kelompok ikan ini mempunyai nilai
ekonomis penting sebagai ikan hias dan sampai saat ini masih kurang diminati untuk dikonsumsi karena mungkin dianggap masih berukuran kecil.
Dua genus yang paling banyak jumlah individunya yaitu Chromis sp, dan Dascyllus
sp. Kedua genus ini biasanya ditemukan dalam jumlah yang banyak dan mengelompok untuk setiap genus.
Lamun
Sebaran lamun cukup luas hampir sama dengan sebaran terumbu karang, meskipun tidak seluas hamparan karang. Jenis lamun yang ditemukan di perairan
Morotai antara lain: Cymodocea serrulata, Cymodocea rotundata, Halodule sp, Syringodium isoetifolium, Enhalus acoroides
dan Halophila sp. Persentase tutupan, subsrat dan sebaran padang lamun di pesisir selatan Pulau Morotai dapat di lihat pada
Lampiran 5. Tutupan padang lamun di perairan selatan pulau Morotai berkisar antara 5-95.
Bervariasinya pertumbuhan dan kelebatan padang lamun erat kaitannya dengan habitat dimana lamun itu tumbuh. Wilayah perairan bagian selatan pulau Morotai yang
mempunyai ciri-ciri profil pantai yang curam, perairan berombak, tipe subsrat bervariasi seperti pecahan karang, gravel dan pasir kasar, habitat semacam ini di perairan selatan
Pulau Morotai didominasi jenis Thalassia hemprichii, sedangkan jenis lainnya yang tersebar secara sporadis seperti Halodule uninervis, Halodule pinifolia dan Halophila
ovalis . Jenis lamun seperti Enhalus acoroides, Syringodium isoetifoilium, Cymnodecea
rotundata mulai banyak ditemukan pada habitat yang sedikit ada lumpur, pasir halus
sampai kasar dan sedikit kerikir yang ditemukan di wilayah perairan Barat Pulau Morotai.
Habitat ini dicirikan dengan pesisir pantai banyak dijumpai ekosistem mangrove, sehingga jenis Enhalus acoroides mulai banyak ditemukan. Pesisir barat pulau Morotai
jenis-jenis seperti Halophila ovalis, Halodule uninervis, Halodule pinifolia dan Thalassia hemprichii
juga tersebar secara sporadis. Persentase tutupan relatif tinggi dapat ditemukan di tanjung pulau Morotai sisi selatan dan barat. Pesisir barat pulau Morotai
yang dicirikan dengan profil pantai relatif landai. Banyak pulau-pulau kecil sangat berfungsi sebagai penahan gelombang dan substrat pada umumnya berupa Lumpur, pasir
halus sampai pasir kasar dan kerikil sehingga frekuensi jenis Enhalus acoroides lebih banyak ditemukan di pesisir pantai sisi barat pulau Morotai.
4.3 Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Budaya 4.3.1 Kependudukan
Jumlah penduduk kecamatan Morotai Selatan dan Morotai Selatan Barat secara keseluruhan pada tahun 2005 adalah 30.163 jiwa yang tersebar di 17 desa Kecamatan
Morotai Selatan Tabel 21, 13 desa pesisir dan pulau-pulau kecil Kecamatan Morotai Selatan Barat. Kecamatan Morotai Selatan memiliki jumlah penduduk sebanyak 19.930
jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 10.126 jiwa lebih banyak daripada perempuan 9.804 jiwa.
Tabel 21 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Morotai Selatan
Jenis Kelamin Nama Desa
Laki-laki Perempuan
Jumlah Jumlah
Keluarga Juanga
242 236
478 82
Pandanga 332
376 708
149 Kolorai
198 196
394 65
Daruba 2.078
1.980 4.058
451 Gotalamo
896 1.002
1.898 283
Darame 300
282 582
110 Wamama
371 363
734 205
Totodoku 740
734 1.474
227 Momojiu
131 120
251 47
Sabatai Baru 250
240 490
89 Sabatai Lama
458 275
733 171
Daeo 894
886 1.780
253 Sambiki
795 711
1.506 311
Sangowo 1.014
1.021 2.035
433 Dehegila
745 715
1.460 316
Pilowo 429
428 857
104 Galogalo
253 239
492 88
Jumlah 10.126
9.804 19.930
3.384
Sumber : Kantor Camat Morotai Selatan 2005
Dibandingkan dengan jumlah penduduk kecamatan Morotai Selatan, kecamatan Morotai Selatan Barat lebih sedikit penduduknya sebanyak 10.336 jiwa dengan jumlah
penduduk laki-laki 5.393 jiwa dan penduduk perempuan 10.336 jiwa Tabel 22, hal ini disebabkan jumlah desanya lebih sedikit dan tersebar di beberapa pulau-pulau kecil.
Tabel 22 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Morotai Selatan Barat
Jenis Kelamin Nama Desa
Laki-laki Perempuan
Jumlah Jumlah
Keluarga Wayabula
498 445
943 201
Ngelengele Kecil 282
240 522
102 Waringin
237 212
449 112
Aru Irian 107
101 208
50 Cocomare
165 164
329 82
Tilei 879
824 1703
393 Tutuhu
384 338
722 155
Ciogerong 580
564 1144
255 Aru Burung
289 264
553 121
Laomadoro 435
402 837
195 Leoleo
795 718
1513 368
Posiposi 498
449 947
262 Saminyamo
244 222
466 103
Jumlah 5.393
4.943 10.336
2.399
Sumber: Kecamatan Morotai Selatan Barat dalam Angka Tahun 2005
Mata pencaharian penduduk kecamatan Morotai Selatan dan Morotai Selatan Barat sebagian besar sebagai petani lebih dari 70 , sedangkan mata pencaharian
lainnya adalah pedagang, Pegawai Negeri Sipil dan TNIPolri. Di Kecamatan Morotai Selatan, sebagian besar penduduknya memiliki mata
pencaharian dari sektor pertanian yaitu sebanyak 2.479 KK atau 73,26 . Sementara kepala kelaurga yang memiliki mata pencaharian dari sektor jasa berjumlah 501 KK atau
14,80 Tabel 22. Sama halnya dengan Kecamatan Morotai Selatan, Kecamatan Morotai Selatan Barat juga penduduknya sebagian besar mata pencahariannya yang
paling dominan adalah dari sektor pertanian yaitu sebanyak 2162 KK atau 89,09 . Sektor lainnya hanya sebanyak 165 KK 6,8 yang memiliki mata pencaharian dari
sektor jasa dan 100 KK 4,21 dari sektor perdagangan. Sementara untuk sektor pertambanganpenggalian, dan lainnya, tidak satu KK pun yang menjadikannya sebagai
sumber mata pencaharian. Sama halnya dengan kecamatan Morotai Selatan, Kecamatan Morotai Selatan
Barat juga penduduknya sebagian besar mata pencahariannya yang paling dominan adalah dari sektor pertanian yaitu sebanyak 2162 KK atau 89,09 . Sementara sektor
lainnya hanya sebanyak 165 KK 6,8 yang memiliki mata pencaharian dari sektor jasa dan 100 KK 4,21 dari sektor perdagangan Tabel 23.
Sementara untuk sektor pertambanganpenggalian, dan lainnya, tidak satu KK pun yang menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian Tabel 24
Tabel 23 Jumlah KK Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Morotai Selatan
Mata Pencaharian Desa
Pertanian Pertambangan
Penggalian Industri
Pengolahan Perdagangan
Jasa Juanga
19 -
15 6
22 Pandanga
119 -
8 7
15 Kolorai
40 -
7 1
17 Daruba
137 -
5 190
119 Gotalamo
206 -
1 17
59 Darame
68 -
- 2
40 Wamama
143 -
2 21
39 Totodoku
193 -
5 8
21 Momojiu
33 -
- 2
12 Sabatai Baru
75 -
- 3
11 Sabatai Lama
152 -
2 5
12 Daeo
233 -
2 5
13 Sambiki
278 -
6 12
15 Sangowo
348 -
7 24
54 Dehegila
278 -
16 1
21 Pilowo
84 -
7 1
12 Galogalo
53 -
15 1
19 Jumlah
2479 -
98 306
501
Sumber : Kantor Camat Morotai Selatan 2005 Tabel 24 Jumlah KK Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Morotai Selatan Barat
Mata Pencaharian Desa
Pertanian Pertambangan
Penggalian Industri
Pengolahan Perdagangan
Jasa Wayabula
157 -
- 10
20 Ngelengele Kecil
90 -
- 4
12 Waringin
117 -
- 3
8 Aru Irian
38 -
- -
6 Cocomare
72 -
- 1
6 Tilei
349 -
- 10
15 Tutuhu
128 -
- 8
7 Ciogerong
229 -
- 5
8 Aru Burung
105 -
- 4
2 Laomadoro
161 -
- 7
7 Leoleo
338 -
- 8
7 Posiposi
279 -
- 25
54 Saminyamo
99 -
- 1
5 Jumlah
2162 -
- 100
165
Sumber: Kecamatan Morotai Selatan Barat dalam Angka Tahun 2005
Di samping kelompok-kelompok etnik setempat, kelompok-kelompok etnik lain yang berasal dari luar Maluku Utara seperti Sulawesi Selatan, Tenggara, Tengah,
Utara Jawa, Sumatera, Cina Ambon dan lain-lain datang dan menetap. Diantara mereka ada yang kawin dengan penduduk asli setempat dan ada yang tinggal
sementara waktu karena mencari nafkah. Demikian pula dengan penganut agama lain yang disamping Islam dan Kristen, seperti Konghucu, Hindu dan Budha meskipun dalam
jumlah yang kecil. Mereka ini hidup berdampingan dan kadangkala ada pula yang membaur dengan suku maupun penganut agama lainnya.
Diakui bahwa dengan potensi hasil rempah-rempah di daerah ini, maka bahasa memegang peran penting dalam perdagangan pada abad-abad lampau, namun bersamaan
dengan itu pula terjadi infiltrasi kebudayaan dari luar yang kuat terutama pengaruh bahasa Melayu sehingga secara keseluruhan masyarakat yang ada di Maluku Utara
umumnya menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa utama sementara bahasa daerah digunakan manakala lawan bicara memiliki suku yang sama atau paling tidak memahami
bahasa daerah digunakan pada lingkungan suku bangsa yang sama atau pada mereka yang mengetahui bahasa tersebut.
4.3.2 Sarana Sosial