Responden dan Focus Group Discussion FGD

Tabel 7 Parameter, Metode Kualitas Air Sumur Parameter MetodeAlat Fisika Suhu Termometer Warna Kolorometrik Kekeruhan Turbiditimeter Padatan terlarut TDS Gravimetrik Bau -- Rasa -- Kimia pH pH meter Kesadahan Total Titrimetrik-EDTA Sulfida H 2 S Iodometri Chlorida Cl Titrimetrik-Perak Nitrat Nilai Permanganat TOM Titrimetrik- KMNO 4 Nitrat NO 3 -N Brusin Sulfat-Spektrofotometer Nitrit NO 2 -N Colorimetric-Spektrofotometer Sulfat SO 4 Spektrofotometer Besi Fe Spektorofotometer Barium Ba AAS Natrium Na AAS Mangan Mn AAS Fluorida F SPADNS Seng Zn AAS Timbal Pb AAS Cadmium Cd AAS Argentum Ag AAS Mercury Hg AAS Arsen As Spektrofotometer Cyanida CN Spektrofotometer Chrom hexavalen Cr 6+ AAS Tembaga Cu AAS Selenium Se AAS Detergen Metelin Blue Alumunium Al BAAS = Pengukuran in situ

3.3 Responden dan Focus Group Discussion FGD

Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah komponen masyarakat dari berbagai pihak dan latar belakang dalam kegiatan pengelolaan ekowisata kawasan pulau- pulau kecil Morotai, yang terdiri atas masyarakat yang berada di Kecamatan Morotai Selatan dan Morotai Selatan Barat Tabel 9. Secara umum masyarakat yang diundang diharapkan mewakili seluruh komponen masyarakat di dua Kecamatan dengan jumlah masing-masing 45 orang, namun masyarakat yang hadir pada dua kecamatan ini berbeda- beda, di Daruba ibukota kecamatan Morotai Selatan 38 orang dan di Wayabula ibukota kecamatan Morotai Selatan Barat mencapai 60 orang. Tabel 8 Parameter, Metode Kualitas Air Sungai Parameter Metode Fisika Temperatur Termometer Residu Terlarut TDS Gravimetrik Residu Tersuspensi TSS Gravimetrik Kimia pH pH meter BOD5 Winkler COD Closed Reflux-Spektrofotometer Oksigen Terlarut DO DO meter Total Fosfat Spektrofotometer Nitrat NO 3- N Brusin Sulfat- Spektrofotometer Amonia NH 3 -N Phenate- Spektrofotometer Nitrit NO 2 -N Colorimetric- Spektrofotometer Arsen As Spektrofotometer Kobalt Co AAS Barium Ba AAS Boron B AAS Selenium Se AAS Kadmium Cd AAS Khrom Heksavalen Cr 6+ AAS Tembaga Cu AAS Besi Fe AAS Timbal Pb AAS Mangan Mn AAS Air Raksa Hg AAS Seng Zn AAS Khlorida Cl Titrimetrik-Perak Nitrat Sianida CN Spektrofotometer Fluorida F SPADNS Sulfat SO 4 Spektrofotometer Khlorin bebas Cl 2 Spektrofotometer Sulfida Iodometri Kimia Organik Minyak dan Lemak Gravimetrik Detergen sebagai MBAS Metilin Blue Senyawa Fenol Amino Antifirin = Pengukuran in situ Pembagian peserta dalam kelompok dilakukan berdasarkan kehadiran dan ketersediaan fasilitator. Waktu diadakan diskusi kelompok terarah FGD di Daruba dan Wayabula peserta dibagi dalam 2 kelompok, pada setiap kelompok selanjutnya dipilih ketua dan sekretaris kelompok. Ketua kelompok memimpin peserta diskusi untuk mengidentifikasi masalah, potensi dan harapan, kemudian menjadi wakil peserta sebagai presenter hasil diskusi. Pada saat ini fasilitator hanya bertugas sebagai pendamping dan pengarah. Jadi apa yang dihasilkan masyarakat betul-betul mencerminkan aspirasi masyar akat. Tabel 9 Komponen Perwakilan Masyarakat Tiap Kecamatan Komponen Morotai Selatan orang Morotai Selatan Barat orang Tokoh Masyarakat 2 2 Tokoh Pemuda 2 2 OrmasLSM 2 2 Kepala Desa 5 5 Kepala Dusun 5 5 Tokoh Agama 3 3 Nelayan 10 10 Petani 10 10 PedagangKetua Kelompok 2 2 Pihak Industri 2 2 Bank dan Perkreditan 2 2 Jasa Wisata 2 2 Tokoh WanitaPKK 3 3 Jumlah 45 45 Pendekatan partisipatif ini dilakukan dengan mengajak sebagian masyarakatpemangku kepentingan berbincang dalam diskusi kelompok terarah. Selengkapnya metode FGD yang dimodifikasi dari IIRR 1998; Brown et al. 2001 prosesnya sebagai berikut: 1. Penjaringan Masalah Dalam proses ini bertujuan untuk mengetahui, menggali, dan mengumpulkan informasi tentang persoalan-persoalan yang berkembang di masyarakat, mengajak masyarakat untuk mengenali secara seksama masalah-masalah yang mereka hadapi. 2. Identifikasi dan Klarifikasi Proses ini merupakan lanjutan dari tahap penjaringan, setelah masyarakat menulis permasalahan pada potongan kertas dikumpulkan oleh fasilitator. Permasalahan yang telah dituliskan masyarakat pada potongan kertas tersebut kemudian diidentifikasi secara umum dan ditempelkan pada papan tulis sesuai dengan klasifikasi masalah. Klasifikasi dilakukan sesuai dengan jenis dan kategori permasalahan yang diungkapkan masyarakat. Kemudian dari kategoriklasifikasi masalah diurutkan atau dikelompokkan terhadap masalah yang sejenis. Ini dimaksudkan untuk mempermudah fasilitator dan masyarakat dalam menganalisis masalah dan mencari solusi penyelesaian masalah 3. Analisis Masalah Analisis masalah dilakukan secara terbuka, dimana keaktifan masyarakat dalam menganalisis masalah tersebut lebih diutamakan. Analisis masalah diarahkan agar masyarakat memahami masalah-masalah yang mereka hadapi. Pada tahapan ini, dilakukan pemisahan atas masalah-masalah mana yang dapat dan menjadi kewenangan masyarakat untuk diselesaikan dan masalah-masalah mana yang menjadi kewenangan institusi desakelurahan atau pemerintah daerah. Masalah yang dapat diselesaikan oleh masyarakat sendiri, didiskusikan pada saat itu juga oleh masyarakat . 4. Rumusan Masalah Perumusan masalah adalah tahap lanjut dari hasil penjaringan, klasifikasi, analisis, dan rumusan. Proses analisis sendiri bermakna sebagai tindakan untuk menemukan kaitan antara satu fakta dengan fakta yang lain. Apa yang dirumuskan haruslah sederhana, jelas, dan konkriet. Agar rumusan masalah tersebut mencerminkan kebutuhan dari masyarakat, maka harus melibatkan masyarakat dalam proses tersebut. 5. Pemetaan Proses Pemetaan proses adalah suatu metode untuk menyandingkan dan menempatkan informasi tentang keberadaan, distribusi, akses dan penggunaan sumberdaya dalam kerangka ekonomi dan budaya dari suatu kelompok masyarakat. Pemetaan sumberdaya ini dapat dilakukan untuk memetakan: Sumberdaya dan ekosistem yang menjadi basis ekonomi, isu dan permasalahan di wilayah perencanaan, sumberdaya masyarakat dan kelembagaan yang berkembang, hak-hak dan pengelolaan masyarakat, infrastruktur dan prasarana wilayah, area konflik bila terjadi 6. Pemetaan Plot Spasial Metode untuk penyampaian kepentingan–kepentingan yang beragam dan berbenturan diantara pemakaipengguna sumber alam melalui batas atau zonasi wilayah dengan memakai pemetaan partisipatif. Sedangkan khusus untuk mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan seseorang yang pernah melakukan perjalanan wisata ke kawasan pulau Morotai, maka jumlah responden yang diambil sebanyak 48 orang Lampiran 1. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara “ purposive sampling” yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, memilih para responden yang telah melakukan perjalanan wisata ke kawasan pulau Morotai Sugiyono 2005.

3.4 Analisis Data