Arus Pasang Surut Lingkungan BioFisik-Kimia Perairan .1 Batimetri Pulau-Pulau Kecil

4.2 Lingkungan BioFisik-Kimia Perairan 4.2.1 Batimetri Pulau-Pulau Kecil Secara umum kondisi batimetri pulau-pulau kecil dikelilingi terumbu karang pada sisi barat bagian selatan dari Pulau Morotai. Perairan ini terletak antara Tanjung Wayabula di Selat Rao yang terjal kedalaman 200 m berada pada jarak 990 m dari pantai ke selatan sampai tanjung Dehigila di ujung barat pulau Morotai yang sangat terjal kedalaman 200 m berada hanya 200 m dari garis pantai. Di sekitar perairan antara gugusan pulau-pulau kecil dan terumbu karang ini dengan pulau Morotai, dasar perairan relatif dangkal dengan kedalaman berkisar antara 3-50 m. Batimetri antara gugusan karang terluar ke laut lepas memperlihatkan garis kedalaman 200 m berada pada jarak 100 – 7.500 m. Kondisi batimetri selat Rao pada bagian yang tersempit tergolong landai pada bagian yang terdangkal, kedalaman bervariasi antara 5 – 42 m. Pada bagian ini terdapat perairan yang dangkal yang menjorok dari pulau Rao tegak lurus ke tengah selat sejauh 1.500 m dengan kedalaman 8 – 9 m. Lebar selat Rao tersempit adalah sekitar 2.150 m, sedangkan panjang selat Rao dengan kedalaman kurang dari 200 m hanya 4.000 m. Sedangkan garis pantai di sebelah barat terutama yang terletak pada selat Rao dan beberapa lokasi ke arah selatan yang mempunyai alur bebas ke laut tetapi terlindung dari hantaman gelombang dari laut bebas mempunyai potensi untuk dikembangkan.

4.2.2 Arus

Secara umum kecepatan arus bervariasi antara 1,02 mdet – 1,28 mdet. Menurut P20-LIPI 2006 bahwa perairan bagian barat pulau Morotai, pada lapisan termoklin di bawahnya 50 – 200 m, arus bergerak ke arah utara – timur laut dan ke arah utara – barat daya. Sedangkan pada lapisan homogen, arus lebih lemah dengan arah dominan ke utara- timur laut. Dengan demikian, pada bagian barat perairan Pulau Morotai, pergerakan arus umumnya ke utara – timur laut atau utara – barat pada lapisan permukaan hingga kedalaman 600 m, dengan kecepatan yang lebih tinggi di lapisan atas 0,04 – 0,8 mdet dan lebih rendah di lapisan dalam 0,05 – 0,4 mdet. Kecepatan arus ini tergolong kuat karena terletak pada selat sehingga cenderung menyebabkan aliran kuat. Pada bagian selatan perairan pulau Morotai, arus dominan bergerak ke barat daya dan ke barat daya – selatan – tenggara dengan kecepatan bervariasi antara 0,05 – 0,8 mdet pada lapisan permukaan. Pada lapisan termoklin dibawahnya, arah arus masih sama yakni dominan ke barat daya dengan kecepatan yang cenderung sama dengan arus dipermukaan dan arah barat daya – selatan – tenggara. Pada lapisan dalam 300 m, arah arus masih cenderung ke barat daya dan di lapisan 800 – 100 m, arah arus tidak teratur.

4.2.3 Pasang Surut

Hasil pengukuran pasang surut yang dicatat secara manual setiap jam dengan menggunakan tiang pasut berskala yang ditempeli dengan selang plastik transparan dari pukul 8.00 WIT 25 Juni 2006 sampai 8.00 WIT 26 Juni 2006 di Desa Daruba, Kecamatan Morotai Selatan 2 o 2,9’ LU, 128 o 16,8’ BT ditunjukkan pada Gambar 11. Dari grafik pasang surut tersebut secara visual bahwa tipe pasang surut adalah pasang campuran dominasi semi harian. Kisaran pasang surut dari 24 jam pengukuran tersebut bervariasi antara 1,07 m – 1,36 m. 50 100 150 200 250 300 5 10 15 20 25 30 35 Waktu jam E le v a s i c m Gambar 11 Grafik Pasang Surut Hasil Pengukuran selama 24 Jam 25-26 Juni 2006 di Perairan Morotai.

4.2.4 Suhu dan Salinitas Perairan Laut