26
Karim business consulting dan Promp 2004 dalam Zaenudin 2006, dalam penelitiannya Menumbuh kembangkan Lembaga keuangan syariah LKS sebagai
basis pembangunan ekonomi ummat. Dari hasil riset yang dilakukan menunjukan bahwa persepsi atau pemahaman sebagian masyarakat masih keliru tentang bank
syariah, antara lain: 1
Pengetahuan masyarakat tentang bank syariah hanyalah bank tanpa bunga, disamping itu mereka tidak tahu tentang mekanisme bagi hasil. Sehingga
responden beranggapan bila menabung di bank syariah tidak memperoleh apa-apa, sebab selama ini mereka memperoleh bunga bila menabung di
bank konvensional. 2
Persepsi masyarakat bahwa bagi hasil nilainya lebih kecil dibanding bunga. Oleh karena itu mereka lebih memilih menabung di bank
konvensional yang dapat memberikan return yang lebih besar dalam bentuk bunga.
3 Bank syariah baru akan digunakan oleh masyarakat hanya untuk hal-hal
yang berhubungan dengan akhirat dan tanpa mencari profit duniawi. 4
Dalam persepsi responden, produk yang paling tepat atau paling cocok untuk bank syariah adalah produk tabungan haji. Hal ini didasari oleh
pemahaman bahwa ibadah haji adalah ibadah suci. Dan agar terjaga kesuciannya dan diridhai serta menjadi haji mabrur, maka uang yang
digunakan untuk ibadah pun harus halal dan hal tersebut dapat dilakukan dengan menabung di bank syariah
5 Ada beberapa faktor yang membuat bank syariah kurang menarik atau
kurang diminati oleh responden, diantaranya adalah mereka beranggapan bahwa bank syariah menawarkan keuntungan yang lebih rendah dibanding
bank konvensional, selain itu mereka merasa cukup puas dengan menabung di bank konvensional.
2.4.3 Persamaan dan Perbedaan dengan Kajian-Kajian Empirik Sebelumnya
Hasil Penelitian Supriatna 2003 mengenai aksesibilitas petani kecil pada sumber kredit pertanian di tingkat desa: studi kasus petani padi di NTB. Penelitian
tersebut bersifat deskriptif diuraikan menurut hasil interprestasi data tabulasi. Adapun persamaan dari hasil-hasil kajian empirik tersebut dengan penelitian yang
dilakukan ini yaitu menganalisis sumber-sumber kredit di tingkat petani,
27
menganalisis kemampuan petani dalam menjangkau LKS dan melihat persepsi masyarakat terhadap LKS. Perbedaan dengan kajian empirik sebelumnya pada
umumnya terdapat pada lokasi, tujuan dan responden penelitian. Pada penelitian Supriatna 2003 penelitian dilakukan di Nusa Tenggara Barat dan responden
yang diteliti adalah dikhususkan pada petani padi saja. Sedangkan dalam penelitian ini petani responden dibagi kedalam tiga subsektor subsektor tanaman
pangan, perikanan, dan peternakan. Tujuan dari penelitian tersebut adalah a mengidentifikasi sumber-sumber kredit petanian yang ada di tingkat petani, b
mengidentifikasi sumber kredit yang diakses oleh petani dan c mengidentifikasi karakteristik skim kredit yang diharapkan oleh petani. Disamping itu hasil
penelitian Supriatna 2003 lebih melihat aksesibilitas terhadap lembaga kredit formal dalam hal ini lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan
informal. Perbedaan dengan hasil penelitian Tim Kajian Pusat Analisis Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2007 terletak pada objek kajiannya, pada penelitian tersebut dilakukan pada
petani padi dan palawija serta cakupan lokasi penelitian lebih luas yaitu di Jawa Barat. Perbedaan dari tujuan penelitian tersebut mengukur analisis kelayakan
usahatani, pengetahuan dan persepsi tidak hanya diukur dari sisi petani saja tetapi juga diukur dari sisi perbankan syariah terhadap pelaku usahatani, pola
pembiayaan, prospek dan kendala pembiayaan syariah di sektor pertanian, dan rumusan model pembiayaan syariah untuk sektor pertanian.
Perbedaan dengan hasil penelitian Ratnawati dkk 2000, pada penelitian tersebut responden merupakan masyarakat umum baik yang pernah menjadi
nasabah bank syariah maupun yang menjadi nasabah bank konvensional. Tujuan umum dari penelitian tersebut ingin menganalisis potensi pengembangan bank
syariah pada wilayah penelitiannya dan preferensi dari pelaku ekonomi terhadap bank syariah.
28
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Aksesibilitas Kredit Pertanian