8
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Kredit dan Pembiayaan Pada Bank Konvensional
Bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan metode bunga yang sudah menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas
dibandingkan metode bagi hasil. Jadi, bank konvensional adalah bank dalam artian Undang-Undang nomor 10 Tahun 1998 yang menjalankan usahanya dengan
metode bunga Wibowo dan Widodo, 2005. Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
2.1.1 Analisis Kredit
Dalam hal pemberian kredit, pihak perbankan akan mengadakan perjanjian terlebih dahulu dengan pihak peminjam, dimana sebelum perjanjian tersebut
disepakati pihak peminjam mengajukan proposal terlebih dahulu kepada pihak perbankan untuk dianalisa latar belakang atau perusahaan, prospek usaha, dan
jaminan yang diberikan pihak peminjam, sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup
layak feasible. Pemberian kredit yang tanpa melalui tahap analisis akan dapat menyebabkan kerugian bagi pihak perbankan karena dapat menimbulkan kredit
macet. Analisis kredit ini dapat mencegah kemungkinan terjadinya kegagalan peminjam dalam memenuhi kewajiban untuk melunasi kredit yang diterimanya
9
angsuran pokok beserta bunga yang sudah disepakati dan sudah diperjanjikan bersama berdasarkan akad kredit yang dibuat.
Terdapat beberapa cara dalam melakukan analisis kredit diantaranya, menganalisis kredit berdasarkan prinsip 5C+1 yang meliputi sebagai berikut
Dendawijaya, 2001 : 1
Character C1 Analisis mengenai watakkarakter berkaitan dengan integritas calon
debitur. Integritas ini sangat menentukan willingness to pay atau kemauan membayar kembali nasabah atas kredit yang telah dinikmatinya. Biasanya
untuk mengetahui karakter calon debitur perbankan memperoleh informasi melalui korespondensi antarbank yang dikenal dengan bank information.
2 Capital C2
Pembiayaan suatu proyek yang akan dijalankan debitur tidak seluruhnya berasal dari bank, tetapi dibiayai bersama antara bank dan debitur. Oleh
karena itu, pihak debitur wajib memiliki sejumlah dana guna dapat berpartisipasi dalam pembiayaan proyeknya. Penilaian terhadap
permodalan sangat erat kaitannya dengan nilai modal yang dimiliki calon nasabah guna membiayai proyek yang akan dijalankan.
3 Capacity C3
Capacity adalah penilaian terhadap nasabah kredit dalam hal kemampuan
memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian pinjaman atau akad kredit, yakni melunasi pokok pinjaman disertai bunga sesuai
dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diperjanjikan. 4
Conditions of Economy C4 Faktor-faktor bisnis yang berada dilingkungan sekitar lokasi proyek akan
memberikan pengaruh yang kuat terhadap corak bisnis atau proyek yang akan dibangun. Dalam rangka proyeksi pemberian kredit, kondisi
perekonomian harus pula ikut dianalisis. 5
Collateral C5 Collateral
atau agunan kredit merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum permohonan kredit disetujui. Collateral
pada umumnya berupa barang-barang yang diserahkan peminjam kepada
10
bank sebagai jaminan atas kredit atau peminjam yang diterimanya. Dengan demikian, collateral atau jaminan berfungsi sebagai:
a. Bagian dari pelaksanaan prinsip kehati-hatian
b. Cara yang dilakukan bank untuk mengantisipasi kemungkinan
terjadinya kegagalan usaha atau proyek yang dibiayainya c.
Cara untuk mendorong nasabah agar bersungguh-sungguh dalam melaksanakan proyeknya
d. Pengganti pembayaran apabila nasabah tidak dapat memenuhi
kewajibannya kepada bank 6
Constraints C6 Constrainsts
merupakan faktor hambatan atau rintangan berupa faktor- faktor sosial psikologis yang ada pada suatu daerah yang menyebabkan
suatu proyek tidak dapat dilaksanakan. Analisis kredit dengan metode lain yang diyakini perbankan lebih teliti,
tepat dan akurat adalah metode 6A, sebagai berikut: analisis aspek yuridis, analisis aspek pasar dan pemasaran, analisis aspek teknis, analisis aspek
manajemen, analisis aspek keuangan dan, analisis aspek ekonomi.
2.1.2 Unsur-Unsur Kredit