Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

50 atas 55 tahun yaitu sebesar 55,56 persen lebih banyak 11,12 persen daripada responden dengan usia produktif. Secara umum responden penelitian pada subsektor peternakan berdasarkan kelompok usia tampak merata. Namun jika dikelompokan berdasarkan usia produktif dan tidak produktif sebagian besar berada pada usia produktif atau kurang dari 55 tahun. Peternak yang umurnya berkisar antara 25 – 35 tahun sebanyak 25 persen, peternak berusia 36 – 45 tahun 25 persen, berusia 46-55 tahun 25 persen dan peternak dengan usia non produktif 25 persen. Distribusi tersebut dapat diartikan bahwa sebaran peternak berdasarkan kelompok umur tersebar merata. Tabel 18. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut Kelompok Umur dan Subsektor Usahatani di Kecamatan Dramaga Tahun 2008 Tanaman Pangan Perikanan Peternakan Kelompok Umur Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase 25 – 35 3 6,98 0,00 2 25,00 36 – 45 8 18,60 4 44,44 2 25,00 46 – 55 11 25,58 0,00 2 25,00 55 21 48,84 5 55,56 2 25,00 Total 43 100,00 9 100,00 8 100,00

5.6.2 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan Responden Subsektor Tanaman Pangan, diketahui bahwa lebih dari setengah responden memiliki tingkat pendidikan yang rendah yaitu hanya tamat Sekolah Dasar 51,16, bahkan 39,53 dari responden pendidikannya tidak tamat Sekolah Dasar, hanya 6,98 dari responden yang berpendidikan sampai SLTP dan hanya 2,33 saja yang tamat SMU dan diantara responden tidak ada satu responden pun yang pernah mengenyam pendidikan tinggi dan tidak sekolah pada penelitian ini. Padahal menurut Mosher 1987, petani berperan sebagai pengelola yang akan berhadapan dengan berbagai alternatif yang harus diputuskan dan harus dipilih untuk diusahakan. Petani dengan tingkat pendidikan yang lebih baik dapat menerima pengetahuan secara tertulis dan mempunyai hubungan terhadap tingkat penerimaan suatu teknologi. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani maka akan memudahkan mereka dalam memahamai dan mengadopsi teknologi dan hal-hal baru dalam kegiatan 51 usahataninya, sehingga dapat meningkatkan produktivitas serta pendapatan usahatani. Responden subsektor perikanan jika dilihat dari segi pendidikannya, juga memiliki karakteristik yang mirip dengan petani pada subsektor tanaman pangan. Petani responden memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah. Sebanyak 77,78 persen responden hanya menyelesaikan pendidikan sampai Sekolah Dasar. Hanya 11,11 persen responden yang tamat SLTA, bahkan 11,11 persen lagi tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Indikator pendidikan tersebut menunjukkan bahwa petani responden dalam mengelola budidaya ikan lebih mengandalkan pengalaman. Menurut Soekartawi 1986 yang dinamakan petani kecil adalah petani yang diantaranya memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamik. Responden subsektor peternakan juga memperlihatkan tingkat pendidikan yang tidak jauh berbeda dengan responden subsektor lainnya . Berdasarkan tingkat pendidikannya, peternak ayam broiler memiliki tingkat pendidikan yang sangat rendah yaitu 37,50 persen tidak sampai tamat Sekolah Dasar dan 37,50 persen hanya tamat Sekolah Dasar. Hanya 12,50 persen yang tamat SLTP dan 12,50 persen lulus SLTA. Tidak ada satupun responden yang tidak pernah sekolah dan pernah duduk di perguruan tinggi. Persentase tingkat pendidikan tersebut menunjukkan bahwa responden penelitian tingkat pendidikan formalnya sangat rendah. Padahal tingkat pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi cara dan pola fikir peternak ke arah yang lebih maju dan dinamis. Karakteristik responden penelitian berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada Tabel 19. 52 Tabel 19. Sebaran Jumlah dan Persentase Responden menurut tingkat Pendidikan dan Subsektor Usahatani di Kecamatan Dramaga Tahun 2008 Tanaman Pangan Perikanan Peternakan Tingkat Pendidikan Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase Tidak Sekolah 0,00 1 11,11 0,00 Tidak Tamat SD 17 39,53 0,00 3 37,50 Tamat SD 22 51,16 7 77,78 3 37,50 SLTP 3 6,98 0,00 1 12,50 SLTA 1 2,33 1 11,11 1 12,50 Perguruan Tinggi 0,00 0,00 0,00 Total 43 100,00 9 100,00 8 100,00 Merujuk pada Tabel 19 dapat disimpulkan bahwa sumberdaya manusia yang mengelola sektor pertanian di Kecamatan Dramaga didominasi oleh sumberdaya manusia dengan tingkat pengetahuan dan wawasan yang rendah. Kondisi tersebut tentunya membutuhkan perhatian yang serius dari pemerintah setempat agar sumberdaya manusia pada sektor pertanian lebih maju dalam hal keilmuan dan wawasan. Karena tingkat pendidikan yang rendah akan mempengaruhi respon terhadap informasi, produktivitas dan penerapan inovasi teknologi pertanian.

5.6.3 Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Tanggungan dalam Keluarga