produksi dan operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Berdasarkan data tahun 2005, tercatat biaya usaha sebesar
Rp.45.576.924.128,00 atau meningkat sebesar 16,68 persen dibandingkan dengan tahun 2004, yaitu sebesar
Rp.39.060.069.212,00. Kenaikan harga BBM terkait pula dengan meningkatnya harga minyak dunia. Kenaikan tersebut berdampak
pada meningkatnya harga seluruh bahan kebutuhan pokok, barang non pokok dan juga jasa yang berakibat pada meningkat biaya
produksi dan operasional PDAM. 3. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air
Kesadaran masyarakat dalam penggunaan air masih rendah, karena masih adanya pemborosan air yang dilakukan oleh
pelanggan rumah tangga. Pemborosan air menyebabkan pemanfaatan air tidak efisien yang akan berpengaruh terhadap
jumlah pelanggan yang dapat dilayani oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.
4.5. Formulasi Alternatif Strategi Perusahaan
Setelah menganalisis dan mengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan, tahap selanjutnya adalah perumusan strategi.
Perumusan strategi dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap masukan yang meliputi matriks IFE dan matriks EFE, tahap pencocokan yang meliputi
matriks IE dan matriks SWOT, serta tahap pengambilan keputusan dengan menggunakan matriks QSPM.
4.5.1. Matriks IFE
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan faktor-faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks
IFE disusun berdasarkan hasil identifikasi dari kondisi lingkungan internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Kekuatan yang dimiliki perusahaan yaitu sistem organisasi
berjalan sesuai dengan prosedur, marjin laba yang cukup baik, penyedia tunggal air minum di Kota Bogor, sumber air baku yang
melimpah, kualitas air baku yang baik dan berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP. Sedangkan kelemahan yang ada
pada perusahaan adalah sumber daya manusia yang belum diberdayakan secara optimal, beban hutang hutang yang relatif besar,
pelayanan air belum mencapai 24 jam secara merata, penurunan debit air pada sumber mata air, tingkat kehilangan air cukup tinggi dan
adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi. Berdasarkan hasil identifikasi faktor kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki perusahaan, maka perhitungan pada matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Matriks IFE PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
Faktor Strategi Internal Bobot
Rating Skor
Terbobot Kekuatan
1. Sistem organisasi berjalan sesuai dengan prosedur
0,101 3,00 0,303 2. Marjin laba yang cukup baik
0,080 3,33
0,265 3. Penyedia tunggal air minum di Kota Bogor
0,078 3,33
0,261 4. Sumber air baku yang melimpah
0,074 3,33
0,248 5. Kualitas air baku yang baik
0,077 3,33
0,257 6. Berorientasi pada pelaksanaan KASM dan
ZAMP 0,078 3,00 0,235
Kelemahan
1. Sumber daya manusia belum diberdayakan secara optimal
0,092 2,00 0,184 2. Beban hutang yang relatif besar
0,078 2,33
0,183 3. Pelayanan air yang belum mencapai 24 jam
secara merata 0,097 2,67 0,259
4. Penurunan debit air pada sumber mata air 0,072
2,67 0,192
5. Tingkat kehilangan air cukup tinggi 0,080
2,33 0,186
6. Adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi
0,092 3,00 0,277
Jumlah 1,000
2,849
Berdasarkan matriks IFE menunjukkan bahwa faktor kekuatan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang memiliki skor tertinggi adalah
sistem organisasi dapat berjalan sesuai dengan prosedur sebesar 0,303. Skor tertinggi menunjukkan faktor kekuatan tersebut
mempunyai pengaruh yang besar bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dalam pengembangan PDAM. Marjin laba yang cukup baik
mendapatkan skor sebesar 0,265 dan dengan skor 0,261 adalah penyedia tunggal air minum di Kota Bogor karena hanya PDAM
Tirta Pakuan Kota Bogor yang diberikan wewenang oleh Pemerintah Daerah dalam penyediaan kebutuhan konsumsi air minum bagi
masyarakat Kota Bogor. Kualitas air baku yang baik dengan menggunakan parameter analisa berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907 Menkes SK VII 2002 dengan skor sebesar 0,257. Sumber air baku yang melimpah dan
berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP mendapatkan skor untuk masing-masing sebesar 0,248 dan 0,235.
Kelemahan utama yang dimiliki oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah beban hutang yang relatif besar dengan skor 0,183.
Hasil usaha perusahaan belum mampu melunasi hutang tepat waktu dan memenuhi investasi aktiva tetap yang diperlukan oleh PDAM
Tirta Pakuan Kota Bogor. Kelemahan perusahaan lainnya adalah sumber daya manusia yang belum diberdayakan secara optimal
dengan skor sebesar 0,184. Tingkat kehilangan air yang cukup tinggi diakibatkan kurang baiknya kondisi meter air dan kebocoran pipa
dengan skor 0,186. Skor sebesar 0,192 adalah penurunan debit air pada sumber mata air. Untuk sumber mata air sulit untuk
meningkatkan debit airnya bahkan dari tahun ke tahun semakin menurun. Pelayanan air yang belum mencapai 24 jam secara merata
dengan skor sebesar 0,259. Adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi merupakan faktor kelemahan dengan skor
tertinggi sebesar 0,277. Secara keseluruhan, total nilai skor terbobot dari enam
kekuatan dan enam kelemahan pada matriks IFE adalah sebesar 2,849. Dengan demikian, kondisi internal perusahaan berada di atas
nilai rata-rata yaitu 2,50. Berdasarkan total nilai terbobot tersebut dapat disimpulkan bahwa PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor berada
pada posisi kuat dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan cukup mampu untuk mengatasi kelemahan.
4.5.2. Matriks EFE