Kerangka Analisis TINJAUAN PUSTAKA

1. Faktor Sosial Ekonomi; Kondisi sosial ekonomi meliputi tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan jumlah keluarga. 2. Faktor Politik, yakni peran serta politik masyarakat didasarkan kepada politik untuk menentukan suatu produk akhir. Faktor politik meliputi : a. Kesadaran Politik, menyangkut pengetahuan, minat dan perhatian seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik. Tingkat kesadaran politik diartikan sebagai tanda bahwa warga masyarakat menaruh perhatian terhadap masalah kenegaraan dan atau pembangunan b. Pengetahuan masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan. Pengetahuan meliputi Pengetahuan masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan akan menentukan corak dan arah suatu keputusan yang akan diambil. Pengetahuan disini merupakan informasi yang diketahui seseorang yang akan diperoleh melalui proses belajar maupun pengalaman. 3. Faktor lingkungan, adalah kesatuan ruang dan semua benda, daya, keadaan, kondisi dan makhluk hidup, yang berlangsungnya berbagai kegiatan interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta lembaga dan pranatanya. Hal ini terkait dengan lokasi tempat tinggal dan sarana serta prasarana. 4. Faktor Nilai Budaya, nilai budaya politik atau civic culture merupakan basis yang membentuk demokrasi, hakekatnya adalah politik baik etika politik maupun teknik atau peradaban masyarakat. Faktor nilai budaya menyangkut persepsi, pengetahuan, sikap, dan kepercayaan politik.

2.2 Kerangka Analisis

Keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan, pendidikan, kesehatan dan program-program yang terkait, berdampak pada menurunnya angka kelahiran dan meningkatnya usia harapan hidup. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan penduduk berusia lanjut. Proses penuaan populasi ini membawa berbagai konsekuensi baik dari aspek sosial, ekonomi maupun politik. Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Penuaan dapat dianalisa menurut ilmu sosiologi sebagai tiga proses yang mempengaruhi orang-orang ketika mereka menjadi tua: biologis, psikologis, dan sosial. Penuaan biologis secara khas berarti berkurangnya penglihatan, kehilangan pendengaran, kerutan, suatu kemunduran kekuatan otot dan disertai penimbunan lemak, dan penurunan efisiensi kardiovaskuler. Tua menurut psikologis diasumsikan bahwa memori, pelajaran, kecerdasaninteligensi, ketrampilan, dan motivasi untuk belajar cenderung untuk merosot karena umur. Penuaan sosial terdiri dari norma-norma, nilai- nilai, dan peran yang secara kultural dihubungkan dengan umur secara kronologis tertentu. Fenomena penuaan ini menyebabkan berkembangnya bagan atau kerangka konseptual untuk menguraikan hasilakibat yang ideal dari proses penuaan. Salah satu dari terminologi yang paling umum digunakan untuk menguraikan suatu masa tua yang sukses yakni successful aging”, yang diformulasikan dari pengalaman dan penelitian negara maju. Konsep ini lalu diintegrasikan dalam suatu prinsip-prinsip PBB tahun 1991 untuk Lansia yang memberikan pengarahan yang meliputi yaitu kemandirian, partisipasi, pelayanan, pemenuhan diri, dan martabat. Konsep ini berkembang menyertai perkembangan di dalam teori sosial dan aspek-aspek psikologis penuaan, sebab gagasan tentang apa yang mendasari sukses di usia lanjut secara implisit dimasukkan pada setiap teori. Salah satu teori gerontologi sosial yang dijadikan dasar dari munculnya konsep successful aging ini adalah teori aktivitas, yang mengemukakan bahwa orang berumur lebih sukses ketika mereka mengambil bagian dalam suatu aktivitas satu harian penuh, artinya, tetap sibuk Lemon, Bengtson Peterson 1972 dalam Bearon 1996. Di negara Barat, penduduk lanjut usia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Hal ini dilihat dari keterlibatan mereka terhadap sumberdaya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputusan serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Akan tetapi di Indonesia penduduk lanjut usia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh warga muda. Sehingga Lansia khususnya di daerah pedesaan masih memiliki peran aktif. Timbulnya peran adalah apabila ada harapan, baik dari pemegang peran maupun lingkungan yang memberi peran kepadanya. peran dapat dibedakan menjadi tiga yakni Berlo dan Berry dalam Rohmad, 1998 yakni: 1 presicription role atau peran tertentukan, yaitu harapan-harapan yang dinyatakan secara formal dan eksplisit tentang perilaku yang harus dilakukan menurut posisi tertentu; 2 expectation role atau peran harapan, yaitu gambaran atau kesan images yang ada dalam diri orang tentang perilaku yang dilakukan oleh orang dalam peran tertentu; 3 performances role atau sering disebut description role atau peran aktual, yaitu suatu laporan perilaku yang secara nyata dilakukan oleh orang dalam peran tertentu. Perilaku politik ini merupakan salah satu aspek dari perilaku secara umum yang menyangkut persoalan politik, maka perilaku politik dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik Sastroadmodjo, 1995. Salah satu bentuk perilaku individu yang dapat diamati overt behavior dalam kehidupan berpolitik adalah partisipasi politik. Partisipasi politik adalah keterlibatan warga dalam segala tahapan kebijakan, mulai dari sejak pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan, termasuk juga peluang untuk ikut serta dalam pelaksanaan keputusan. Partisipasi politik masyarakat memiliki perbedaan dalam intensitas dan bentuknya. Sebagai suatu bentuk kegiatan maka partisipasi dibedakan menjadi partisipasi aktif dan pasif. Orientasi partisipasi aktif terletak pada masukan dan keluaran politik, sementara partisipasi pasif hanya terletak pada keluaran politik saja. Pengkategorian ini bukan hanya meliputi itu saja, tetapi terdapat sekelompok orang yang menganggap masyarakat dan sistem politik yang ada dinilai telah menyimpang dari apa yang telah dicita-citakan. Hal ini diaktualisasikan oleh mereka dalam suatu sikap apatis. Kemampuan dan tingkat partisipasi seseorang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini berhubungan dengan latar belakang karakteristik individu yang bersangkutan khususnya status sosial ekonomi yang dapat dilihat dari kekosmopolitannya, tingkat pendidikan serta berdasarkan hitungan ekonomi pendapatan. Status sosial ekonomi ini akan menentukan sikap, minat, keterampilan, serta ambisi dipengaruhi oleh suasana lingkungan. Unsur ini tidak hanya menggambarkan psikologis seseorang tapi juga menyangkut ideologis, nilai serta budaya yang terdapat dalam masyarakat. Partisipasi merupakan bentuk dari perilaku, kegiatan berpartisipasi akan dipengaruhi oleh unsur- unsur ini. Soekanto 1990 menjelaskan bahwa masyarakat biasanya memberikan fasilitas-fasilitas pada individu untuk dapat menjalankan peranan. Kelembagaan merupakan bagian dari masyarakat yang menyediakan peluang dan kesempatan untuk melaksanakan peran. Namun, seringkali didalam proses sosial, kedudukan seringkali lebih dipentingkan, sehingga terjadi hubungan-hubungan yang timpang yang kemudian cenderung mementingkan suatu pihak hanya mempunyai hak saja sedangkan pihak lain mempunyai kewajiban belaka. Kelembagaan politik pada dasarnya merupakan sistem suatu hubungan penguasa yang dikuasai rakyat dalam bentuk pemerintahan, penggunaan kekuasaan tersebut, orang mengenal negara, kepartaian, demokrasi, kehakiman, dan sebagainya. Berdasarkan adat istiadat jawa, desa memiliki tiga institusi atau kelembagaan sebagai tempat atau wadah dalam menyalurkan aspirasi politik masyarakat, tempat berunding, sekaligus mempunyai fungsi pencapaian keputusan yakni rapat desa baik formal maupun informal, badan musyawarah desa, serta dewan desa yang terdiri dari lurah dan para pamong desa Prijono dan Prijono, 1983.

2.3 Hipotesis

Dokumen yang terkait

Efek Iklan Layanan Masyarakat "Versi Pak Lurah “ Terhadap Perilaku Pemilih Dalam Pemungutan Suara. Kasus Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

0 13 118

Kelembagaan Pengajian dalam Pembangrman Masyarakat Perdesaan (Studi Kasus Kelembagaan Pengajian di Desa Situ 1lir, Kecamatan Cibungbulang, Bogar)

0 10 156

Analisis curahan tenaga kerja dan pendapatan usahaternak domba (studi kasus di desa Situ Udik kecamatan Cibungbulang kabupaten Bogor)

0 8 45

Optimalisasi Produksi pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga, Desa Situ Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

0 22 203

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Varietas Ciherang (Studi Kasus: Gapoktan Tani Bersama, Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)

2 10 180

Analisis Persepsi Nilai Anak dan Perilaku Investasi Waktu pada Anak (Kasus di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)

0 14 82

Analisis kontribusi shodaqoh infaq “rereongan serumpi” terhadap kesejahteraan warga desa situ udik, kecamatan cibungbulang bogor : sebuah impementasi participatory rural development di indonesia

0 2 15

Pemanfaatan Hijauan di Lahan Irigasi di Desa Cihideung Udik, Cibitung Tengah, dan Situ Udik, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 5 40

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Praktik Birokrasi Desa (Studi Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor)

0 10 152

Analisis Efisiensi Usahatani Ubi Jalar Di Desa Ciaruteun Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

2 8 105