104
ikan.  Kualitas  ikan  terutama  dari  faktor  kesegaran  ikan  memegang  peranan yang  cukup  penting  dalam  mempengaruhi  kualitas  produk  yang  dihasilkan.
Ikan  yang  sudah  tidak  segar  lagi  dalam  penyimpanan  akan  cepat  mengalami kemunduran kualitas juga tidak akan menghasilkan produk yang berkualitas.
3. Bahan-bahan Pendukung
a. Tepung Maezena
Tepung  maezena  berasal  dari  hasil  ektraksi  biji  jagung.  Secara  umum seperti sifat tepung-tepungan yang lain, tepung maezena mangandung dua
fraksi polisakarida yaitu: Amilosa,  molekul  amilosa  terdiri  dari  50  sampai  500  unit  glukosa  yang
tergabung dalam rantai lurus. Amilopektin,  molekul  ini  terdiri  lebih  dari  100.000  unit  glukosa  yang
tergabung dalam struktur rantai bercabang. Amilosa dan amilopektin mempunyai sifat fisik yang berbeda. Amilosa lebih
mudah larut dalam air dan kurang kental dibanding amilopektin. Kandungan  kedua  molekul  tersebut  di  dalam  tepung  maizena  kira-kira  80
fraksi  amilopktin,  dan  20    amilosa.  Sifat-sifat  tepung  maezena  seperti halnya  tepung-tepung  yang  lain  dapat  dikelompokkan  dari  sisi
kenampakan, kelarutan, rasa manis, dan hidrolisis. Kenampakan dan Kelarutan
Warna pati secara umum putih, berbentuk powder non kristalin yang tidak larut di dalam air dingin
105
Rasa manis
Berbeda  dengan  monosakarida  dan  disakarida,  pati  dan  polisakarida  yang lain tidak mempunyai rasa manis.
Hidrolisis, hidrolisis pati disebabkan oleh adanya asam atau enzim. Jika  pati  dipanaskan  dan  dalam  suasana  asam,  maka  pati  akan  pecah
menjadi molekul-molekul yag lebih kecil. Produk akhir dari pemecahan pati berupa glukosa. Sebenarnya proses pemecahan pati tersebut terjadi secara
bertahap,  dan  bervariasi,  tetapi  secara  umum  molekul  pati  mengalami pemecahan  menjadi  rantai-rantai  yang  lebih  pendek  dikenal  sebagai
dekstrin.  Dekstrin  lebih  lanjut  pecah  menjadi  maltosa    terdiri  dari  2  unit glukosa, dan akhirnya maltosa pecah menjadi glukosa.
Efek Panas terhadap Pati
Adanya  proses  panas  pada  bahan  yang  mengandung  pati  menghasilkan proses  yang  dikenal  dengan  gelatinisasi  pati.  Proses  ini  merupakan  suatu
fenomena  yang  kompleks.  Menurut  Winarno  1984,  gelatinisasi  adalah peristiwa  pembengkakan  granula  pati  sedemikian  rupa  sehingga  granula
tersebut tidak dapat kembali pada kondisi semula. Mula-mula suspensi pati akan berwarna keruh dan ketika tercapai suhu tertentu, tiba-tiba suspensi
pati  menjadi  jemih.  Terjadinya  perubahan  larutan  pati  menjadi  bersifat translusi  tersebut  biasanya  diikuti  oleh  pembengkakan  granula  pati.  Bila
energi kinetik molekul air menjadi lebih kuat dari pada gaya tarik menarik antar  molekul  dalam  pati,  maka  air  akan  masuk  ke  dalam  granula-granula
pati.  Indeks  refraksi  granula  pati  yang  membengkak  mendekati  indekks refraksi air , hal inilah yang menyebabkan sifat translusen tersebut.
Selama  berlangsungnya  proses  gelatinisasi  ada  beberapa  perubahan  sifat pada pati.