Pelaksanaan kegiatan SPP ini harus melewati beberapa alur tahapan. Tahap pertama yaitu tahap perencanaan. Tahap ini dimulai dengan sosialisasi
kepada masyarakat tentang ruang lingkup kegiatan SPP, persyaratan kelompok, dan kelayakan kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan penggalian gagasan
untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dan kelompok simpan pinjam dalam setiap dusun yang layak untuk mengajukan usulan ke UPK. Hasil dari
penggalian gagasan tersebut, kemudian dibawa ke Musyawarah Khusus Perempuan MKP. Fungsi dari MKP adalah memutuskan dan mengusulkan
kelompok yang dianggap memenuhi persyaratan sebagai usulan desa dan dikompetisikan dalam MAD. Setelah diputuskan kelompok yang berhak ikut
kegiatan SPP, maka dilanjutkan dengan penulisan usulan yang berisi gambaran umum kelompok, serta rencana usaha yang dijalankan dalam satu tahun yang akan
datang. Terakhir, verifikasi usulan yang dilakukan oleh tim verifikasi usulan. Tahap kedua, merupakan tahap pelaksanaan kegiatan. Tahap ini berupa
penyaluran dana kepada kelompok SPP. Masing-masing anggota kelompok, harus wajib datang sendiri untuk mengambil dana, dan tidak boleh diwakilkan, bahkan
oleh pihak keluarga sekalipun. Jika berhalangan hadir, maka dari UPK sendiri yang akan mengantarkan ke rumah yang bersangkutan. Tahap ketiga yaitu tahap
pelestarian kegiatan, dimana dana kegiatan SPP harus bertambah jumlahnya untuk penyediaan kebutuhan pendanaan masyarakat miskin, serta pengembangan usaha
terutama layanan kepada masyarakat dan permodalan.
2.8. Kerangka Pemikiran
Berpartisipasi dalam pembangunan berarti berperan serta dalam pembangunan serta turut menikmati hasil-hasil pembangunan. Partisipasi
merupakan aktivitas kegiatan masyarakat yang dilandasi oleh kesadaran, tanpa ada unsur paksaan dan ancaman dari pihak manapun. Untuk dapat berpartisipasi
dalam pembangunan, ada tiga prasyarat partisipasi yang mempengaruhi tingkat partisipasi seseorang, yaitu: 1 kemampuan, 2 kesempatan, 3 kemauan.
Prasyarat ini dapat juga disebut sebagai faktor pendorong terjadinya partisipasi. Faktor kemauan ditentukan oleh motif, harapan, kebutuhan, dan imbalan.
Sedangkan faktor kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor pendidikan, pengalaman, dan kepemimpinan. Sementara itu faktor kesempatan dipengaruhi oleh faktor aksesibilitas yang terdiri atas jarak dan
biaya transportasi. Selain itu, terdapat keterkaitan antara faktor pendorong partisipasi dengan
tingkatan partisipasi. Tingkat partisipasi ini dapat dilihat dari empat tahapan. Pertama, tahap perencanaan ini dapat diukur dari tingkat kehadiran, keaktifan dan
pengambilan keputusan. Tahap pelaksanaan diukur dari sumbangan pemikiran, sumbangan materi, dan kerjasama. Sedangkan untuk tahap monitoring-evaluasi
diukur dari kritik dan saran yang diberikan terkait pelaksanaan program, dan pemanfaatan hasil dapat diukur berdasarkan tingkat manfaat yang dirasakan.
Keterlibatan masyarakat dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta pemanfaatan hasil dari pembangunan akan
mempengaruhi keberhasilan program SPP dalam hal pengembalian dana dan ketepatan waktu pengembalian, serta berkembangnya usaha kelompok perempuan
tersebut.
Gambar 4 . Kerangka Pemikiran
Kemauan
-
Motif
-
Harapan
-
Kebutuhan
-
Imbalan Kemampuan
-
Pendidikan
- Pengalaman
- Kepemimpinan
ketua kelompok
Tingkatan Partisipasi Perempuan Dalam
Program SPP Perencanaan
-
Kehadiran
-
Keaktifan
- Pengambilan
Keputusan Pelaksanaan
-
Sumbangan Pemikiran
-
Sumbangan Materi
-
Kerjasama Monitoring dan
Evaluasi
-
Kritik
-
Saran Pemanfaatan Hasil
Manfaat yang dirasakan .
Keberhasilan Program SPP
-
Pengembalian Lancar
- Ketepatan waktu
pengembalian
-
Usaha Berkembang Faktor Pendorong
Partisipasi Kesempatan
- Aksesibilitas Jarak
dan biaya transportasi
Ket: Mempengaruhi
Mempengaruhi Saling mempengaruhi
Tulisan dicetak miring diukur secara kualitatif Tulisan biasa diukur secara kuantitatif
2.9. Hipotesis Penelitian