“…sebenarnya ibu juga terpaksa datang neng, untuk ngambil uang SPP, kalau ibu gak datang, uangnya gak bisa diambil.
Padahal kerjaan di rumah banyak banget. Untuk ngambil uangnya aja, bisa nunggu sampai dua jam. Sebelum dikasih uangnya, kita
ada informasi dulu dari pihak UPK-nya. Makanya ibu suka gak
mau datang…”. Merujuk pernyataan di atas terlihat bahwa karena kendala biaya
transportasi, maka anggota SPP jarang atau enggan hadir dalam berbagai pertemuan. Dengan demikian, hipotesis yang
menyatakan bahwa “Tingkat partisipasi anggota SPP yang lokasi rumahnya jauh dari Kantor PNPM Desa
Dramaga lebih rendah dari anggota SPP yang lokasi rumahnya dekat dari Balai Desa”, ditolak.
6.2. Pengaruh Kemauan Terhadap Tingkat Partisipasi Perempuan
Faktor kemauan partisipasi perempuan anggota SPP dalam kegiatan ini digambarkan oleh tingkat motif, kebutuhan, harapan dan imbalan. Hasil analisa
statistik dengan uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel kemauan tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat partisipasi perempuan anggota
SPP, dimana p value = 0,404 = 0,1.
Data selengkapnya lihat Lampiran 5
.
Ini juga diperkuat dengan hasil
tabulasi silang pada Tabel 11 yang memperlihatkan bahwa responden yang
jaraknya dekat maupun jauh dan punya kemauan tinggi maupun sedang memiliki tingkat partisipasi yang rendah sebesar 89,2 persen.
Tabel 11 .
Jumlah Responden menurut Tingkat Kemauan dan Partisipasi dengan Kontrol Jarak dari Kantor UPK PNPM Kecamatan Dramaga, Tahun
2011
Tingkat Partisipasi
Jarak Jarak Dekat
Jarak jauh Total
Kemauan Sedang
Kemauan Tinggi
Total Kemauan
Sedang Kemauan
Tinggi
Total
Rendah 6
11 17
4 12
16 33
89,2 Sedang
1 1
3 3
4 10,8
Total 6
12 18
4 15
19 37
100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2011
Rendahnya tingkat partisipasi responden dikarenakan tingkat kemauannya hanya pada pemanfaatan hasil saja, sementara pada tahapan lain seperti tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring evaluasi, tidak ada kemauan untuk
berpartisipasi aktif.
Faktor kemauan tidak terlepas dari faktor motif, harapan, kebutuhan dan imbalan. Motif berkaitan dengan kebutuhan dan harapan seseorang. Dalam
kegiatan SPP ini, anggotanya memiliki motif yang tinggi terkait peminjaman modal. Namun motif tersebut hanya sampai sebatas pemanfaatan hasil saja. Pada
tahap lainnya mereka memiliki motif yang kurang. Hal ini juga ditunjukkan oleh hasil uji regresi linear berganda, dimana p value= 0,993 0,1. Ini berarti bahwa
motif tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat partisipasi anggota SPP.
Hasil tabulasi silang juga menunjukkan bahwa responden yang jarak rumahnya dekat maupun jauh yang memiliki motif tinggi ternyata mempunyai
tingkat partisipasi yang rendah sebesar 89,2 persen.
Tabel 12 . Jumlah Responden menurut Motif dan Tongkat Partisipasi dengan
Kontrol Jarak dari Kantor UPK PNPM Kecamatan Dramaga, Tahun 20011
Tingkat Partisipasi
Jarak Jarak Dekat
Total Jarak Jauh
Total Total
Motif Sedang
Motif Tinggi
Motif Sedang
Motif Tinggi
Rendah 6
11 17
4 12
16 33
89,2
Sedang 1
1 3
3 4
10,8 Total
6 12
18 4
15 19
37 100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2011
Seseorang yang punya kebutuhan untuk dipenuhi akan mempunyai motivasi yang tinggi dengan harapan dia akan mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dalam kegiatan SPP ini anggotanya memiliki motif untuk memenuhi kebutuhan modal usaha, mereka berharap bisa mengembangkan usaha mereka
yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan mereka. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan salah seorang responden, yakni IM 50 tahun sebagai berikut:
“…saya ikut kegiatan SPP karena berharap bisa meningkatkan pendapatan. Sebelum saya ikut kegiatan ini usaha saya mah gak
terlalu besar. Barang dagangan saya juga sedikit, tapi setelah ikut
kegiatan SPP saya bisa menambah barang dagangan saya dengan modal pinjaman SPP. Alhamdulillah, pendapatan saya cukup
meningkat dibanding sebelumnya.
Meskipun anggota SPP tersebut memiliki motif yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai harapan mereka, ternyata itu hanya sebatas
pada tahap pemanfaatan hasil saja. Mereka ikut terlibat dalam kegiatan ini karena mereka memang membutuhkannya. Namun pada tahapan lain mereka tidak ikut
terlibat seperti pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring evaluasi. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya tingkat partisipasi mereka.
Dalam kegiatan ini memang tidak semua anggota yang bersikap pasif, ada juga beberapa anggota yang aktif berpartisipasi. Mereka yang aktif adalah orang-
orang yang memang sudah berkecimpung dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti kegiatan PKK dan Posyandu. Rendahnya motif, harapan, kebutuhan dan
imbalan anggota SPP dalam tahapan partisipasi menyebabkan rendahnya tingkat partisipasi mereka. .
Selain itu berdasarkan hasil uji statistik, harapan tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat partisipasi anggota SPP dimana p value = 0,722 0,1. Ini juga
ditunjukan oleh hasil tabulasi silang pada Tabel 13, dimana responden yang
jaraknya dekat maupun jauh yang memiliki tingkat harapan yang tinggi sebesar 43,2 persen dan 46 persen, ternyata memiliki tingkat partisipasi yang rendah. Hal
ini dikarenakan harapan anggota SPP hanya terpusat pada diberikannya uang SPP untuk menambah modal usaha mereka.
Tabel 13 . Jumlah Responden menurut Harapan dan Tingkat Partisipasi dengan
Kontrol Jarak dari Kantor UPK PNPM Kecamatan Dramaga, Tahun 2011
Tingkat Partisipasi Jarak
Jarak Dekat
Total Jarak
Jauh Total
Total
Harapan Tinggi
Harapan Tinggi
Rendah 17
17 16
16 33
89,2 Sedang
1 1
3 3
4 10,8
Total
18
18
19
19 37
100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian 2011
Dalam hal kebutuhan pun juga sama-sama tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat partisipasi anggota SPP. Ini terlihat dari hasil uji statistic dimana
p value = 0,528 0,1. Ini disebabkan anggota SPP hanya ikut terlibat dalam rangka memenuhi kebutuhan akan modal usahanya. Namun mengabaikan
tahapan-tahapan lainnya. Ini juga sesuai dengan hasil tabulasi silang pada Tabel 14
berikut ini, dimana responden yang jaraknya dekat maupun jauh yang memiliki tingkat kebutuhan tinggi ternyata memiliki tingkat partisipasi yang rendah 89,2
persen.
Tabel 14 . Jumlah Responden menurut Tingkat Kebutuhan dan Partisipasi dengan
Kontrol Jarak dari Kantor UPK PNPM Kecamatan Dramaga, Tahun 2011
Tingkat Partisipasi Jarak
Jarak Dekat
Total
Jarak Jauh
Total Total
Kebutuhan Tinggi
Kebutuhan Tinggi
Rendah 17
17 16
16 33
89,2 Sedang
1 1
3 3
4 10,8
Total
18
18
19
19 37
100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2011
Sementara itu imbalan tidak memberikan pengaruh terhadap tingkat partisipasi. Hal ini sesuai dengan data statistik yang menunjukkan dimana p value
= 0,249 0,1. Hasil tabulasi silang juga menunjukkan bahwa responden yang jaraknya dekat maupun jauh yang memiliki tingkat imbalan rendah ternyata
memiliki tingkat partisipasi yang rendah juga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 15 beikut ini:
Tabel 15 . Jumlah Responden menurut Tingkat Imbalan dan Partisipasi dengan
Kontrol Jarak dari Kantor UPK PNPM Kecamatan Dramaga, Tahun 2011
Tingkat Partisipasi
Jarak Jarak Dekat
Total
Jarak Jauh
Total Total
Imbalan Rendah
Imbalan Sedang
Imbalan Rendah
Imbalan Sedang
Imbalan Tinggi
Rendah 17
17 10
5 1
16 33
89,2 Sedang
1 1
1 2
3 4
10,8
Total
17 1
18
11 7
1
19 37
100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2011
Berdasarkan Tabel 15 rendahnya tingkat partisipasi dikarenakan anggota
SPP tidak memikirkan imbalan yang akan mereka terima jika berpartisipasi dengan baik. Dalam kegiatan ini ada beberapa imbalan yang diterima oleh
kelompok SPP. Jika kelompok tersebut mengembalikan dana tepat waktu dan tidak ada masalah internal seperti penyelewengan dana baik oleh ketua maupun
anggota, maka kelompok tersebut mendapatkan imbalan. Mereka akan memperoleh penghargaan berupa hadiah seperti jam dinding dan kalender.
Memang hadiah tersebut tidak diperuntukkan bagi individu tapi diperuntukkan bagi kelompok saja.
Kemauan seharusnya menjadi roda penggerak bagi tercapainya tingkat partisipasi yang yang baik. Menurut Mardikanto dalam Zairina 2008,
menyatakan bahwa kemauan berpartisipasi merupakan kunci utama untuk tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat. Sebab, kesempatan dan kemampuan
yang cukup belum merupakan jaminan bagi tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat jika mereka sendiri tidak memiliki kemauan.
6.3. Pengaruh Kemampuan Terhadap Tingkat Partisipasi Perempuan