BAB V ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN
5.1. Partisipasi Perempuan dalam Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan diukur dengan melihat jumlah kehadiran, keaktifan, dan pengambilan keputusan anggota dalam penyusunan kegiatan SPP. Untuk
lebih jelasnya mengenai tingkat partisipasi perempuan anggota SPP dalam tahap
perencanaan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 . Tingkat Partisipasi Anggota SPP dan Persentasenya Menurut Kategori
dalam Tahap Perencaanaan, Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Tahun 2011
Tahap Perencanaan Interval
Kelas Jumlah
Responden N
Persentase Kategori
Kehadiran 3≤X7
18 49
Rendah 7≤X11
5 13
Sedang 11≤X16
14 38
Tinggi
Total 37
100
Keaktifan 3≤X7
33 89
Rendah 7≤X11
4 11
Sedang 11≤X16
Tinggi
Total 37
100
Pengambilan Keputusan
3≤X7 25
68 Rendah
7≤X11 9
24 Sedang
11≤X16 3
8 Tinggi
Total 37
100
Tahap Perencanaan 9≤X21
28 76
Rendah 21≤X33
9 24
Sedang 33≤X46
Tinggi
Total 37
100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Penelitian 2011
Merujuk Tabel 6 tampak bahwa tingkat partisipasi sebagian besar anggota
SPP pada tahap perencanaan yang diukur dari segi kehadiran, keaktifan dan pengambilan keputusan tergolong rendah sampai sedang. Dari segi kehadiran, 23
dari 37 anggota SPP 62 persen partisipasinya tergolong rendah sampai sedang. Dari sudut keaktifan bahkan seluruh anggota SPP 100 persen tergolong rendah
sampai sedang. Tidak ada anggota yang tergolong aktif. Sementara dari sudut
pengambilan keputusan, 34 dari 37 responden 92 persen partisipasinya tergolong rendah sampai sedang..
Rendahnya tingkat partisipasi perempuan anggota SPP ini disebabkan beberapa hal. Pertama kurangnya kemauan yang dimiliki oleh anggota SPP.
Mereka beranggapan bahwa sudah ada yang mewakili kelompok untuk menghadiri kegiatan tersebut, seperti ketua, sekretaris dan bendahara.
Kedua, kesibukan di rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah dan mengurus anak membuat mereka jarang untuk pergi menghadiri kegiatan
rapat. Hal ini terkait dengan status dan peranan mereka yang mayoritas adalah ibu rumah tangga. Sebagaimana diungkapkan oleh salah seorang responden yaitu, SH
54 tahun sebagai berikut: “…Kita jarang ikut pergi rapat neng, karena kalau rapat
waktunya suka lama. Padahal kerjaan di rumah juga banyak. Belum masak, bersih-bersih rumah. Makanya kita mah,
mewakilkan sama ketua, sekretaris atau bendahara saja
…”. Berdasarkan hasil wawancara, kesempatan untuk pengambilan keputusan
sudah diberikan oleh pihak UPK. Namun pada kenyataannya tidak semua anggota memanfaatkan kesempatan tersebut. Hanya sedikit yang melakukan pengambilan
keputusan, diantaranya dilakukan oleh ketua kelompok ataupun berasal dari anggota. Pengambilan keputusan yang dilakukan antaralain terkait besarnya
jumlah dana pinjaman yang diinginkan dan peraturan peminjaman dana SPP. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan, bahwa tingkat
partisipasi perempuan anggota SPP dalam tahap perencanaan 100 persen masih tergolong rendah sampai sedang. Partisipasi anggota SPP masih bersifat pasif. Ini
terlihat dari masih banyaknya perempuan anggota SPP yang hanya mengikuti jalannya rapat tapi tidak aktif memberikan ide atau pendapat, mereka juga
menerima begitu saja keputusan dari pihak UPK Kecamatan Dramaga.
5.2. Partisipasi Perempuan dalam Tahap Pelaksanaan