2.9. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran, maka hipotesis penelitian ini adalah:
1. Tingkat partisipasi anggota SPP yang lokasi rumahnya jauh dari kantor
UPK PNPM lebih rendah dari anggota SPPP yang lokasi rumahnya dekat dari kantor UPK PNPM.
2. Tingkat partisipasi anggota SPP lebih banyak ditentukan atau didorong
oleh faktor kemauan motif, harapan, kebutuhan dan imbalan ketimbang oleh faktor kemampuan pendidikan, pengalaman dan
kepemimpinan.
2.10. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini ada beberapa variabel yang digunakan. Diantaranya adalah tahapan partisipasi yang terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi serta tahap pemanfaatan hasil dan faktor pendorong partisipasi yang terdiri atas kemauan, kemampuan, dan kesempatan. Semua
variabel ini kemudian didefinisikan secara operasional agar memudahkan untuk melakukan pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut. Lebih lanjut semua
variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: I.
Tingkat partisipasi perempuan terhadap program pembangunan adalah keikutsertaan perempuan terhadap program pembangunan secara aktif dalam
berbagai tahapan. Tingkat partisipasi ini diukur berdasarkan tingkat perencanaan, tingkat pelaksanaan, tingkat monitoring dan evaluasi serta
tingkat pemanfaatan hasil. a.
Tingkat perencanaan, dinyatakan sebagai keikutsertaan anggota SPP dalam menyusun, merancang penyelenggaraan kegiatan SPP, hal ini dapat diukur
melalui akumulasi skor dari aspek kehadiran dalam rapat penyusunan rencana program kegiatan, keaktifan anggota, dan pengambilan keputusan.
1. Tingkat Kehadiran adalah keikutsertaan responden dalam rapat
penyusunan kegiatan program pembangunan.
2. Tingkat keaktifan dalam rapat adalah responden memberikan ide, kritik,
dan saran. 3.
Tingkat Pengambilan keputusan adalah responden mendapatkan kesempatan untuk mengambil keputusan terkait perencanaan program
kegiatan. Tingkat kehadiran, keaktifan dan pengambilan keputusan dapat diukur
dengan menggunakan skala likert yang mencakup pilihan: 1.
Tidak Pernah TP = skor 1
2. Jarang JR
= skor 2 3.
Kadang-kadang KD = skor 3 4.
Sering SR = skor 4
5. Selalu SL
= skor 5 Penilaian terhadap tingkat Perencanaan yaitu dengan mengakumulasikan
jumlah skor dari tingkat kehadiran, keaktifan dan pengambilan keputusan.
1. Rendah jika skor 9 ≤ X 21
2. Sedang jika skor 21 ≤ X 33
3. Tinggi jika skor 33 ≤ X 46
b. Tingkat Pelaksanaan adalah keikutsertaan anggota SPP dalam tahapan
pelaksanaan kegiatan diukur melalui sumbangan pemikiran, sumbangan materi, dan kerjasama.
1. Tingkat sumbangan pemikiran adalah responden memberikan sumbangan
berupa ide-ide atau gagasan yang di kemukakan 2.
Tingkat sumbangan materi adalah responden memberikan sumbangan berupa uang barang.
3. Tingkat kerjasama adalah responden menjalin suatu hubungan kerja
dengan sesama anggota kelompok maupun antar anggota kelompok dengan ketua kelompok.
Rentang kelas=
Jumlah pertanyaan x nilai maksimum-Jumlah pertanyaan x nilai minimum Jumlah Kelas
Tingkat sumbangan pemikiran, sumbangan materi dan kerjasama diukur dengan menggunakan skala likert yang mencakup pilihan:
1. Tidak pernah TP = skor 1
2. Jarang JR = skor 2
3. Kadang-KadangKD = skor 3 4. Sering SR
= skor 4 5. Selalu SL
= skor 5 Penilaian terhadap tingkat pelaksanaan yaitu dengan mengakumulasi jumlah
skor dari tingkat sumbangan pemikiran, tingkat sumbangan materi, dan tingkat kerjasama. Tingkat pelaksanaan dapat dikategorikan menjadi:
1. Rendah yaitu skor 9 ≤ X 21
2. Sedang yaitu skor 21≤ X 33
3. Tinggi yaitu skor 33 ≤ X 46
c. Tingkat Monitoring dan Evaluasi adalah keterlibatan anggota SPP dalam
menilai kinerja kegiatan dari seluruh rangkaian kegiatan program SPP. Hal ini dapat diukur melalui keikutsertaan anggota dalam memberikan kritik dan
saran. 1.
Tingkat kritik adalah responden memberikan tanggapan terhadap kelebihan ataupun kekurangan terhadap pelaksanaan program yang telah
dijalankan. 2.
Tingkat saran adalah responden memberikan masukan terhadap program agar nantinya program menjadi lebih baik.
Tingkat kritik dan tingkat saran dapat diukur dengan menggunakan skala likert yang mencakup pilihan:
1. Tidak Pernah TP
= skor 1 2.
Jarang JR = skor 2
3. Kadang-kadangKD = skor 3
4. Sering SR
= skor 4 5.
Selalu SL = skor 5
Penilaian terhadap
tingkat monitoring
dan evaluasi
dengan mengakumulasi jumlah skor dari tingkat kritik dan tingkat saran, sehingga tingkat
monitoring dan evaluasi dapat dikategorikan menjadi: 1.
Rendah yaitu skor 6 ≤ X 14 2.
Sedang yaitu skor 14 ≤ X 22 3.
Tinggi yaitu skor 22 ≤ X 31
d. Tingkat Pemanfaatan hasil adalah tingkat manfaat yang diperoleh responden,
dapat dikur melalui manfaat yang dirasakan oleh responden. 1.
Tingkat manfaat yang dirasakan oleh responden yaitu, responden merasakan manfaat dari adanya kegiatan tersebut.
Tingkat manfaat yang dirasakan ini dapat diukur dengan menggunakan skala likert yang mencakup:
1. Tidak Pernah TP
= skor 1 2.
Jarang JR = skor 2
3. Kadang-kadang KD = skor 3
4. Sering SR
= skor 4 5.
Selalu SL = skor 5
Penilaian terhadap
tingkat pemanfaatan
hasil diukur
dengan mengakumulasi jumlah skor tingkat manfaat yang dirasakan, sehingga dapat
dikategorikan menjadi: 1.
Rendah yaitu skor 3 ≤ X 7 2.
Sedang yaitu skor 7 ≤ X 11 3.
Tinggi yaitu skor 11 ≤ X 16
Tingkat partisipasi secara keseluruhan mulai dari tingkat perencanaan,
tingkat pelaksanaan, tingkat monitoring dan evaluasi serta tingkat pemanfaatan hasil diperoleh dari jumlah akumulasi skor pertanyaan partisipasi keseluruhan dan
dapat dikategorikan menjadi: 1.
Rendah yaitu skor 27 ≤ X 63 2.
Sedang yaitu skor 63 ≤ X 99 3.
Tinggi yaitu skor 99 ≤ X 136
II. Faktor pendorong partisipasi adalah hal yang bisa mendorong terjadinya
partisipasi dalam kegiatan SPP. a.
Tingkat kemauan yaitu, adanya keinginan anggota SPP yang mendorongmenumbuhkan minat dan sikap anggota SPP untuk termotivasi
berpartisipasi, hal ini dapat diukur melalui tingkat motif, tingkat harapan, tingkat kebutuhan dan tingkat imbalan.
1. Tingkat motif adalah keinginan yang mendorong responden untuk
berpartisipasi dalam program. 2.
Tingkat harapan adalah sesuatu yang ingin diwujudkan responden sehingga responden mau berpartisipasi.
3. Tingkat kebutuhan adalah sesuatu yang harus dipenuhi responden
sehingga mendorong responden untuk berpartisipasi. 4.
Tingkat imbalan adalah penghargaan yang diharapkan responden karena ikut terlibat dalam kegiatan SPP.
Tingkat kemauan dapat diukur dengan menggunakan skala likert yang mencakup pilihan :
1. Tidak Pernah TP
= skor 1 2.
Jarang JR = skor 2
3. Kadang-kadang KD = skor 3
4. Sering SR
= skor 4 5.
Selalu SL = skor 5
Penilaian terhadap tingkat kemauan yaitu dengan mengakumulasi jumlah skor dari tingkat motif, tingkat harapan, tingkat kebutuhan dan tingkat imbalan,
sehingga dapat dikategorikan menjadi: 1.
Rendah yaitu skor 12 ≤ X 28 2.
Sedang yaitu skor 28 ≤ X 44 3.
Tinggi yaitu skor 44 ≤ X 61
b. Tingkat kemampuan adalah daya yang dimiliki responden sehingga responden
sanggup berpartisipasi dalam program. Kemampuan diukur dari tingkat pendidikan, tingkat pengalaman dan tingkat kepemimpinan.
1. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah diikuti
oleh responden. 2.
Tingkat pengalaman adalah segala sesuatu yang pernah dialami responden pada masa lalu seperti mengikuti organisasi atau program pembangunan
dari pemerintah. 3.
Tingkat kepemimpinan adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain, kelompok atau pengikutnya agar ikut serta dalam berbagai tahapan
partisipasi. Dalam hal ini kepemimpinan yang dilihat adalah kepemimpinan ketua kelompok SPP.
Tingkat kemampuan dapat diukur dengan menggunakan skala likert yang mencakup pilihan:
1. Tidak Pernah TP = skor 1
2. Jarang JR = skor 2
3. Kadang-kadang KD = skor 3
4. Sering SR = skor 4
5. Selalu SL = skor 5
Penilaian terhadap tingkat kemampuan yaitu dengan mengakumulasi jumlah skor dari tingkat pendidikan, tingkat pengalaman dan tingkat
kepemimpinan, sehingga dapat dikategorikan menjadi: 1.
Rendah yaitu skor 9 ≤ X 21 2.
Sedang yaitu skor 21 ≤ X 33 3.
Tinggi yaitu skor 33 ≤ X 46
c. Tingkat kesempatan adalah adanya kondisi lingkungan yang memberikan
peluang kepada responden untuk berpartisipasi. 1.
Tingkat aksesibilitas adalah segala sesuatu yang memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan partisipasi, meliputi sarana transportasi, jarak, dan
biaya transportasi. Penilaian terhadap tingkat aksesibilitas diukur secara kualitatif melalui wawancara mendalam dan observasi langsung.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian