Gambaran Umum Program SPP di Desa Dramaga

Pada tahun 2010 Kecamatan Dramaga memperoleh bantuan sebesar 2,5 milyar rupiah. Dana ini dialokasikan untuk tiga sisa usulan sarana fisik tahun 2009 yang belum mendapatkan dana. Selain itu dana juga digunakan umtuk membiayai 65 kelompok SPP di 10 desa Kecamatan Dramaga. Untuk kegiatan fisik pada tahun 2010 ini hanya 9 usulan yang didanai dari 14 usulan yang diajukan. Sekitar lima persen dari dana digunakan untuk membiayai operasional UPK dan TPK Kecamatan Dramaga. Untuk lebih lengkapnya dipaparkan pada Tabel 4 berikut ini: Tabel 4. Alokasi Dana PNPM Mandiri dan Persentasenya, menurut Penggunaan, Kecamatan Dramaga, Tahun 2009-2010. Alokasi Dana Tahun 2009 Rp Tahun 2010 Rp Prasarana 1.706.842.800 85 2.024.210.500 81 SPP 278.500.000 10 452.000.000 14 Operasional TPK dan UPK 100.000.000 5 125.000.000 5 Total 2.000.000.000 100 2.500.000.000 100 Sumber: Data PNPM Mandiri Kecamatan Dramaga Tahun 2009-2010. Pada penghujung tahun 2010, Kecamatan Dramaga juga mendapatkan alokasi bantuan khusus pasca krisis ekonomi tahun 2008-2009 sebesar Rp. 389.713.600. Dana ini digunakan untuk membiayai usulan pelatihan menjahit dan pembangunan jembatan gantung.

4.5.2. Gambaran Umum Program SPP di Desa Dramaga

Program SPP di Desa Dramaga telah dilaksanakan sejak tahun 2009. Program ini memberikan pinjaman modal bagi perempuan Rumah Tangga Miskin yang tergabung dalam kelompok-kelompok perempuan. Dasar pembentukan kelompok SPP adalah letak atau lokasi yang berdekatan dan biasanya tergabung di satu RT dan satu RW. Hal ini bertujuan agar sesama anggota kelompok sudah saling mengenal satu sama lain sehingga memudahkan ketua kelompok untuk menagih cicilan SPP setiap bulannya serta memberikan informasi dari UPK kecamatan terkait pelaksanaan kegiatan SPP. Pada awalnya kelompok SPP Desa Dramaga berjumlah enam kelompok SPP dengan dana yang diterima sebanyak Rp. 49.500.000. Pada tahun berikutnya jumlah kelompok SPP di Desa Dramaga semakin bertambah jumlahnya. Kelompok tersebut berasal dari kelompok lama yang masih bertahan dan kelompok baru yang mengajukan diri ke UPK Kecamatan Dramaga, kelompok- kelompok tersebut bisa saja berbeda. Disetiap perguliran dana SPP kelompok lama yang dapat menyelesaikan tanggungjawab cicilannyan sesuai jumlah yang ditentukan maka kelompok tersebut berhak untuk mengikuti kegiatan SPP di perguliran berikutnya. Namun jika kelompok tersebut tidak bisa menyelesaikan pembayaran cicilan atau masih ada hutang dan belum bisa melunasinya, maka kelompok tersebut akan mendapatkan sanksi yang tegas dari UPK Kecamatan Dramaga. Sanksinya kelompok tersebut tidak boleh mengikuti perguliran dana SPP berikutnya. Sedangkan kelompok baru bisa mengikuti kegiatan SPP sesuai dengan persyaratan yang ada dan telah lulus seleksi dari tim verifikasi UPK Kecamatan Dramaga. Merujuk Lampiran 3 terlihat bahwa antar waktu perguliran yang satu dengan waktu perguliran yang lain, kelompok yang ikut berbeda-beda bahkan ada yang tidak ikut kegiatan SPP lagi. Sebagai contoh pada tanggal 13 Oktober 2009 terdapat enam kelompok SPP namun pada waktu perguliran selanjutnya, yakni pada tanggal 16 September 2010 hanya lima kelompok yang dilibatkan dalam kegiatan SPP. Kelompok yang tidak ikut lagi adalah kelompok Teratai. Kelompok Teratai tidak mampu memenuhi kewajiban membayar cicilan dana SPP. Sementara itu ada empat kelompok yang masih bertahan hingga perguliran pada tanggal 11 April 2011 yaitu, kelompok Anggrek, Sedap Malam, Rose dan Yulia. Kelompok-kelompok ini adalah kelompok yang berhasil memenuhi tanggung jawabnya untuk menyelesaikan cicilan dana SPP sesuai waktu yang telah ditentukan. Kelompok ini juga mendapatkan peningkatan dana pinjaman dari UPK Kecamatan Dramaga. Misalnya, kelompok Anggrek pada tanggal 1 Juni 2010 memperoleh dana sebesar Rp. 5.000.000 dan pada tanggal 11 April 2011 meningkat menjadi Rp. 15.000.000. Untuk mengatasi salah satu anggota kelompok yang tidak bisa membayar cicilan dalam artian menunggak, maka sesama anggota kelompok harus membantu anggota yang kesulitan tersebut, cara ini disebut sebagai sistem tanggung renteng. Dana atau uang untuk tanggung renteng tersebut biasanya didapatkan dari tabungan anggota kelompok. Setiap bulan selain membayar cicilan, anggota kelompok juga diharuskan menabung. Tujuannya jika suatu saat nanti kelompok atau salah satu anggota kelompok kesulitan membayar cicilan maka tabungan tersebut bisa digunakan untuk membayarkan tunggakan cicilan, Sudah barang tentu uang tersebut harus dikembalikan lagi pada kelompok. Namun selama penelitian ini berlangsung dan berdasarkan hasil wawancara dengan responden, jika terjadi kesulitan membayar cicilan mereka hanya menanggung sendiri-sendiri. Hal ini dikemukakan oleh salah satu responden yakni LS 41 tahun, sebagai berikut: “…dikelompok saya mah, gak ada yang ngebantu neng, kalau nunggak ya, ditanggung sendiri- sendiri aja neng…”. Namun di beberapa kelompok dijumpai ketua kelompok memberikan pinjaman pada anggota kelompoknya yang kesulitan membayar cicilan. Penjelasan tersebut diungkapkan oleh salah seorang responden YN 39 tahun, sebagai berikut: “…kalau saya pribadi mah neng, pernah dibantu sama ketua kelompok, pernah saya gak bisa bayar cicilan karena lagi gak punya uang, lalu ketua kelompok saya, nalangin cicilan saya dulu, kemudian baru saya ganti ketika saya sudah punya uang lagi…”. Adanya bantuan dalam kelompok tersebut berpengaruh juga terhadap kegiatan kelompok selanjutnya. Jika suatu kelompok mampu menyelesaikan cicilan tepat waktu, maka kelompok tersebut dapat mengajukan pinjaman dana pada perguliran selanjutnya. Tapi bila ada salah satu anggota kelompok yang tidak bisa menyelesaikan cicilannya, maka kelompok tersebut tidak diperbolehkan lagi untuk mengikuti SPP perguliran selanjutnya. Beberapa persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh calon penerima dana SPP diantaranya adalah, memberikan fotocopy KK, fotocopy KTP, surat jaminan dan ahli waris. Surat jaminan dimaksudkan jika anggota SPP tidak mampu membayarkan cicilan sampai batas waktu yang diberikan, maka barang yang dijaminkan akan disita oleh pihak UPK. Barang jaminan itu biasanya adalah barang berharga dan mempunyai nilai jual seharga Rp.500.000. Banyak dari anggota SPP memberikan jamninan TV. Namun, selama ini belum pernah ada pihak UPK yang melakukan penyitaan barang terhadap anggota SPP di Desa Dramaga. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang KPMD, NY 42 tahun sebagai berikut: “….walaupun ada beberapa orang yang belum cicilannya, tapi dari UPK sendiri memberikan waktu tenggang selama tiga bulan, dari jadwal pembayaran seharusnya, untuk melunasi cicilan. Jika lewat dari tiga bulan, baru barang jaminan akan diambil. Tapi selama ini, belum ada kasus seperti itu. Paling telat bayar cicilan sebulan atau dua bulan saja…”. Ahli waris berguna jika anggota SPP tersebut meninggal dan cicilannya belum selesai maka ahli warislah yang bertanggung jawab melunasi cicilan tersebut. Penjelasan tersebut dikemukakan oleh salah seorang KPMD, NY 42 tahun sebagai berikut: “...ahli waris itu penting neng, kalau anggota SPP tersebut meninggal, maka ahli warislah yang akan melanjutkan cicilan tersebut. Tapi mah, selama ibu menjabat sebagai KPMD, belum pernah ada kejadian neng…”. 4.6 Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah anggota SPP di Desa Dramaga. Karakteristik responden yang diteliti meliputi usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, lamanya usaha, besar pinjaman dan besar cicilan. Data hasil penelitian karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Tabel Karakteristik Responden Anggota SPP dan Persentasenya, Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Tahun 2011. Karakteristik Responden Jumlah Anggota SPP Persentase Usia ≤ 21 tahun 1 2,8 21tahun42 18 48,6 42 tahun- ≤63 18 48,6 Total 37 100,0 Tingkat Pendidikan Tidak Tamat SD 2 5,4 SD 17 46 SMP 10 27 SMA 6 16,2 SMK 2 5,4 Total 37 100,0 Jenis Pekerjaan Pedagang 2 5,4 Pedagang Kreditan 8 21,6 Pedagang Makanan 8 21,6 Pedagang Sayur 6 16,2 Pedagang Sembako 3 8,2 Pedagang Warung 10 27 Total 37 100,0 Tingkat Pendapatan Rp.1.000.000 11 29,7 ≥ Rp. 1.000.000- Rp.1.500.000 15 40,6 ≥Rp.1.500.000 11 29,7 Total 37 100,0 Lamanya Usaha ≤ 1 tahun 1 2,7 ≥ 1 tahun-10 tahun 30 81,1 10 tahun 6 16,2 Total 37 100,0 Besar Pinjaman Rp.500.000 14 37,8 Rp. 1.000.000 23 62,2 Total 37 100,0 Besar Cicilan ≤ Rp. 61.000 11 29,8 ≥ Rp. 75.000- Rp. 118.000 13 35,1 ≥ Rp.120.000 13 35,1 Total 37 100,0 Status Perkawinan Kawin 35 95,0 Janda 2 5,0 Total 37 100,0 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian 2011

4.6.1. Tingkat Usia Anggota SPP

Dokumen yang terkait

Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tigalingga Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi

8 81 118

PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI KECAMATAN LAGUBOTI TOBA SAMOSIR

0 65 7

Pengaruh Program Simpan Pinjam Perempuan Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga ( Studi Kasus Pada PNPM-MP Kelompok SPP ) Di Desa Sinonoan Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal

2 61 114

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

1 44 87

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

2 64 128

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

5 58 146

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Dalam Meningkatkan Status Ekonomi Keluarga Miskin

4 69 162

Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman.

0 0 6