Merujuk Gambar 1 di atas, terdapat delapan keterkaitan prasyarat
partisipasi dengan tahapan partisipasi, yang terdapat dalam analisis bacaan, yaitu: kemauan-perencanaan,
kemauan-pelaksanaan, kemauan-pemanfaatan
hasil, kemampuan-perencanaan, kemampuan-pelaksanaan, kesempatan-perencanaan,
kesempatan-pelaksanaan, dan kesempatan-monitoring evaluasi.
2.4. Partisipasi Perempuan
Kata partisipasi mempunyai arti yang luas, menurut Khadiyanto dalam Chusnah, 2008, partisipasi masyarakat adalah keikutsertaanpelibatan masyarakat
dalam kegiatan pelaksanaan pembangunan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan, serta mampu untuk meningkatkan kemauan menerima dan
kemampuan untuk menanggapi, baik secara langsung maupun tidak langsung, sejak dari gagasan, perumusan kebijaksanaan, hingga pelaksanaan program.
Selain itu juga terdapat beberapa teori partisipasi yang dikemukakan oleh berbagai
ahli. Hal ini sebagian dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.
Gambar 2. Rangkuman Kajian Literatur
No.
Sumber Teori
1.
Kamus Bahasa Inggris Pengambilan bagian atau pengikutsertaan.
2.
Uphoff, Cohen, dan Goldsmith 1979
Keterlibatan aktif masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi, serta pemanfaatan hasil.
3.
Adisasmita 2006 Keterlibatan
anggota masyarakat
dalam pembangunan,
meliputi kegiatan
dalam perencanaan,
pelaksanaan programproyek
pembangunan yang dikerjakan di dalam masyarakat lokal.
4.
Ach. WazirWs, et al 1999 Keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam
interaksi sosial dalam situasi tertentu.
5.
Syahyuti 2006 Proses dimana seluruh pihak dapat membentuk
dan terlibat
dalam seluruh
inisiatif pembangunan.
Sumber: Dikutip Dari berbagai sumber
Merujuk Gambar 2 di atas, maka dalam penelitian ini yang dimaksud
dengan partisipasi perempuan adalah keterlibatan perempuan secara aktif dan
secara sadar berkontribusi dalam program pembangunan, dan terlibat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta pemanfaatan
hasil. Dengan adanya kesempatan untuk berpartisipasi bagi perempuan, maka diharapkan perempuan bisa mengembangkan dirinya tidak hanya di rumah tangga
saja, namun juga bisa ikut terlibat ditengah masyarakat. Perempuan sebagai bagian integral dari masyarakat, pada kenyataannya
masih mengalami kendala di berbagai bidang. Akses dan peluang perempuan untuk berpartisipasi secara optimal dalam proses pembangunan masih relatif lebih
kecil daripada laki-laki. Ketertinggalan perempuan diberbagai sektor ini disebabkan perempuan dipandang hanya dari kodratnya semata. Padahal
perempuan dan laki-laki memiliki persamaan hak dan kewajiban yang sama sebagai bagian dari subjek pembangunan. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut,
diperlukan partisipasi perempuan dalam setiap program pembangunan.
2.5. Status dan Peranan Perempuan dalam Pembangunan