Klien I BN Klien Kedua HS

56 Dalam penelitian ini akan diuraikan gambaran motivasi belajar siswa sebelum klien memperoleh layanan konseling individual dengan pendekatan Realitas, hasil setiap tahap konseling individual dengan pendekatan Realitas dan hasil konseling individual dengan pendekatan Realitas secara keseluruhan.

4.1.1 Gambaran Motivasi Belajar Siswa yang Rendah

Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, akan dipaparkan gambaran motivasi belajar sebelum diberikan layanan konseling individual dengan pendekatan realitas dari masing-masing klien. Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa, peneliti menggunakan hasil wawancara dari guru prmbimbing, guru mata pelajaran, dan wali kelas. Selain itu, peneliti juga memberikan skala motivasi belajar kepada subyek penelitian. Setelah dianalisis secara deskriptif, peneliti mendapatkan tiga klien yang memiliki motivasi belajar rendah. Pemaparan hasil skala motivasi belajar, sebagai berikut:

4.1.1.1 Klien I BN

Gambaran motivasi belajar BN dapat dilihat dari hasil skala motivasi belajar yang diberikan hanya untuk seleksi subyek saja. Hasil dari skala motivasi belajar BN adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Skala Motivasi Belajar BN Seleksi Subyek No. Aspek Skor n Jmlh skor keseluruhan N Persentase Kategori 1. Ketekunan menghadapi tugas 23 55 41 Rendah 2. Keuletan menghadapi kesulitan 47 70 67 Tinggi 57 3. Tidak bergantung pada orang lain kemandirian 16 30 53 Tinggi 4. Kepercayaan pada hal yang diyakini 13 30 43 Rendah 5. Kesenangan mencari dan memecahkan soal-soal 24 55 43 Rendah 6. Hasrat dan keinginan berhasil 25 40 62,5 Tinggi 7. Dorongan dan kebutuhan dalam belajar 25 55 45 Rendah 8. Kegiatan yang menarik dalam belajar variasi dalam aktifitas belajar 21 30 70 Tinggi 9. Lingkungan belajar 11 35 31,4 Rendah Jumlah 205 400 51,3 Rendah Berdasarkan hasil dari skala motivasi belajar yang diberikan klien BN memiliki motivasi belajar yang rendah yaitu 51,3. Dari beberapa aspek yang memiliki kategori rendah yaitu ketekunan menghadapi tugas, kepercayaan pada hal yang diyakini, kesenangan mencari dan memecahkan soal, dorongan dan kebutuhan dalam hal belajar, dan lingkungan belajar. Selain dari hasil skala motivasi belajar juga dilakukan wawancara seleksi subyek dari klien, guru pembimbing, guru mata pelajaran, dan wali kelas. Hasil dari wawancara tersebut menunjukkan bahwa klien BN kurang memiliki motivasi belajar, klien masih kurang menyadari pentingnya belajar, muncul sikap malas, kurang memperhatikan penjelasan guru, suka bercanda pada waktu pelajaran, dan masih sibuk dengan kegiatan di klub basket. Selain itu masalah yang dialami Bn yang berkaitan dengan motivasi belajarnya yaitu ada kesibukan di klub basket yang menyebabkan klien tidak dapat membagi waktu untuk belajar dan kegiatan sehingga muncul sikap malas untuk melakukan kegiatan belajar. 58

4.1.1.2 Klien Kedua HS

Gambaran motivasi belajar HS dapat dilihat dari hasil skala motivasi belajar yang diberikan pada waktu seleksi subyek. Hasil dari skala motivasi belajar HS adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Skala Motivasi Belajar HS Seleksi Subyek No. Aspek Skor n Jmlh skor keseluruhan N Persentase Kategori 1. Ketekunan menghadapi tugas 28 55 50,9 Rendah 2. Keuletan menghadapi kesulitan 39 70 55,7 Tinggi 3. Tidak bergantung pada orang lain kemandirian 17 30 56,6 Tinggi 4. Kepercayaan pada hal yang diyakini 12 30 40 Rendah 5. Kesenangan mencari dan memecahkan soal-soal 25 55 45 Rendah 6. Hasrat dan keinginan berhasil 20 40 50 Rendah 7. Dorongan dan kebutuhan dalam belajar 30 55 54 Tinggi 8. Kegiatan yang menarik dalam belajar variasi dalam aktifitas belajar 16 30 53 Tinggi 9. Lingkungan belajar 16 35 45,7 Rendah Jumlah 203 400 50,8 Rendah Berdasarkan hasil dari skala motivasi belajar yang diberikan klien HS memiliki motivasi belajar yang rendah yaitu 50,8. Dari beberapa aspek yang memiliki kategori rendah yaitu ketekunan menghadapi tugas, kepercayaan pada hal yang diyakini, kesenangan mencari dan memecahkan soal, hasrat dan keinginan berhasil, dan lingkungan belajar. Selain dari hasil skala motivasi belajar juga dilakukan wawancara seleksi subyek dari klien, guru pembimbing, 59 guru mata pelajaran, dan wali kelas. Berdasarkan legger nilai HS tepat dari KKM. Hasil dari wawancara tersebut menunjukkan bahwa klien HS menunjukkan adanya kepribadian yang menyimpang yaitu memiliki motivasi belajar rendah, selain nilai klien ada yang kurang, klien masih sering melamun di kelas, kurang aktif ketika pelajaran, jarang bertanya, dan ada masalah keluarga yang kemungkinan membuat motivasi belajar menjadi rendah.

4.1.1.3 Klien Ketiga Si

Dokumen yang terkait

Penggunaan Konseling Sebaya Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IX MTs Assalam Tahun Pelajaran 2011/2012

0 8 13

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 8 61

UPAYA MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS SEKOLAH MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN BEHAVIOR TEKNIK KONTRAK PERILAKU (Penanganan Kasus Pada Siswa SMP Negeri 4 Rembang)

38 233 360

PERAN BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (studi kasus SMP Muhammadiyah 1 Surakarta) TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 1 22

Upaya Mengatasi Permasalahan Rendahnya Tanggung Jawab Belajar Melalui Konseling Individual Dengan Pendekatan Konseling Realita (Penanganan Kasus Pada 3 Orang Siswa Kelas IX D di SMP Negeri 3 Pekalongan Tahun Pelajaran 2011/2012).

0 0 1

Penanganan Kasus Rendahnya Kemadirian Belajar Siswa Melalui Konseling Individual dengan Pendekatan Konseling Behavioristik Teknik Self-Management Pada 3 Orang Siswa Kelas IX.F di SMP Negeri 13 Pekalongan.

0 0 1

Upaya Mengatasi Self Disclosure Rendah pada Siswa yang Orang Tuanya BrokenHome melalui Konseling Individual menggunakan Pendekatan Trait and Factor di SMP N 1 Ungaran (Pada Kasus Enam Orang Siswa).

0 0 1

(ABSTRAK) STUDI KASUS TENTANG MOTIVASI BELAJAR RENDAH PADA SISWA KELAS IX MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN REALITAS DI SMP N 2 REMBANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 2 2

KEEFEKTIFAN KONSELING MELALUI PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DENGAN TEKNIK TIME PROJECTION UNTUK MENGURANGI PERILAKU MEROKOK (Studi Kasus Pada Siswa Kelas IX C Di SMP N 2 Jaken) -

0 0 75

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA ( STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TLOGOWUNGU PATI TAHUN AJARAN 20112012 )

0 0 16