Hipotesis Jenis Penelitian STUDI KASUS TENTANG MOTIVASI BELAJAR RENDAH PADA SISWA KELAS IX MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN REALITAS DI SMP N 2 REMBANG TAHUN PELAJARAN 2010 2011

38 Melalui kegiatan konseling realitas yang menggunakan tiga prinsip dasar yaitu right, responsibility dan reality serta adanya berbagai teknik yang mendukung kegiatan konseling maka dimungkinkan akan dapat membantu masalah siswa yang berkaitan dengan motivasi belajar yang kurang. Dalam konseling realitas, bentuk perilaku yang muncul dapatlah dijadikan pelampiasan siswa dalam menghadapi masalah yang dialami. Melalui kegiatan konseling realitas ini diharapkan siswa akan mampu untuk dapat memahami dan menentukan berbagai kebutuhan dasar yang harus mereka penuhi sesuai dengan tingkat perkembangan yang ada pada dirinya sendiri secara nyata dan realistis sesuai dengan tiga prinsip dasar.

2.5 Hipotesis

Hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian adalah: “Masalah motivasi belajar rendah pada siswa kelas IX dapat diatasi melalui konseling individual dengan pendekatan realitas di SMP N 2 Rembang tahun pelajaran 20102011.” 39 BAB 3 METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang akan dibahas dalam bab ini yaitu mengenai jenis penelitian, rancangan penelitian, fokus penelitian, subyek penelitian, metode pengumpulan data, keabsahan data dan analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penanganan masalah yang berkaitan motivasi belajar siswa yang rendah di kelas IX SMP N 2 Rembang melalui konseling realitas sehingga motivasi belajarnya dapat meningkat. Untuk memperoleh gambaran mengenai motivasi belajar siswa diperlukan data-data yang mendukung kemudian diberikan penanganan melalui konseling realitas. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan tujuan untuk mengungkap secara lebih rinci tentang permasalahan masing- masing siswa, yaitu tentang motivasi belajar siswa yang rendah. Studi kasus merupakan metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seorang siswa secara lengkap dan mendalam, dengan tujuan memahami individualitas siswa dengan lebih baik dan membantunya dalam perkembangan selanjutnya Winkel, 2005: 311. Dalam penelitian ini, studi kasus yang digunakan diarahkan dalam penanganan kasus. Seperti yang diungkapkan oleh Supriyo 2008: 5 dalam 40 penanganan suatu kasus, langkah-langkah yang perlu dilakukan secara garis besar adalah 1 identifikasi kasus, 2 analisis dan diagnosis, 3 prognosis, 4 pemberian treatment, dan 5 follow up atau tindak lanjut. Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subyek yang diteliti. Dalam hal ini peneliti akan mengungkap kasus secara lebih mendalam yang dialami oleh siswa melalui wawancara yang selanjutnya akan dilakukan penanganan kasus dengan menggunakan konseling realitas untuk membantu menangani masalah yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa yang rendah sehingga dapat membantu meningkatkan motivasi belajarnya. Informasi yang diperlukan dalam studi kasus yang diperoleh melalui wawancara, hasil observasi dan dokumentasi disunting, dan bagian-bagian yang relevan dipadukan sehingga siap dianalisis. Menurut Yin 2006: 18 ciri-ciri yang membedakan studi kasus dengan strategi yang lain yaitu studi kasus adalah inkuiri empiris yang: a. menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana: b. batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas; dan dimana: c. multisumber bukti dimanfaatkan Peneliti memilih pendekatan studi kasus dalam melakukan penelitian ini karena pendekatan studi kasus dapat menyelidiki fenomena yang terjadi secara lengkap dan mendalam pada kehidupan nyata dan dapat memanfaatkan informasi yang berasal dari berbagai sumber. Dalam hal ini yaitu untuk 41 mengungkap secara lebih rinci tentang permasalahan masing-masing siswa, yaitu tentang rendahnya motivasi belajar siswa.

3.2 Rancangan Penelitian

Dokumen yang terkait

Penggunaan Konseling Sebaya Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IX MTs Assalam Tahun Pelajaran 2011/2012

0 8 13

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 8 61

UPAYA MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS SEKOLAH MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN BEHAVIOR TEKNIK KONTRAK PERILAKU (Penanganan Kasus Pada Siswa SMP Negeri 4 Rembang)

38 233 360

PERAN BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (studi kasus SMP Muhammadiyah 1 Surakarta) TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 1 22

Upaya Mengatasi Permasalahan Rendahnya Tanggung Jawab Belajar Melalui Konseling Individual Dengan Pendekatan Konseling Realita (Penanganan Kasus Pada 3 Orang Siswa Kelas IX D di SMP Negeri 3 Pekalongan Tahun Pelajaran 2011/2012).

0 0 1

Penanganan Kasus Rendahnya Kemadirian Belajar Siswa Melalui Konseling Individual dengan Pendekatan Konseling Behavioristik Teknik Self-Management Pada 3 Orang Siswa Kelas IX.F di SMP Negeri 13 Pekalongan.

0 0 1

Upaya Mengatasi Self Disclosure Rendah pada Siswa yang Orang Tuanya BrokenHome melalui Konseling Individual menggunakan Pendekatan Trait and Factor di SMP N 1 Ungaran (Pada Kasus Enam Orang Siswa).

0 0 1

(ABSTRAK) STUDI KASUS TENTANG MOTIVASI BELAJAR RENDAH PADA SISWA KELAS IX MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN REALITAS DI SMP N 2 REMBANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 2 2

KEEFEKTIFAN KONSELING MELALUI PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DENGAN TEKNIK TIME PROJECTION UNTUK MENGURANGI PERILAKU MEROKOK (Studi Kasus Pada Siswa Kelas IX C Di SMP N 2 Jaken) -

0 0 75

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA ( STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TLOGOWUNGU PATI TAHUN AJARAN 20112012 )

0 0 16