83
motivasi belajarnya. Klien senang dapat meningkatkan motivasi belajarnya lagi dan akan berusaha menjalankan komitmennya dan akan berusaha
menghadapi segala rintangan yang ada dalam menjalankan komitmen tersebut, tetapi sedikit sedih karena konseling sudah diakhiri dengan
pertemuan ini.
4.1.2.1.6 Tindak Lanjut Follow Up
Setelah peneliti dan klien mengadakan kesepakatan maka diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada upaya tindak lanjut karena klien sudah
melaksanakan komitmennya dengan baik dan berhasil. Hal itu disebabkan karena klien sudah bisa berubah lebih meningkat motivasi belajarnya, dan
dapat menerima semua tugas dengan baik tanpa mengeluh.
4.1.2.1.7 Hasil Konseling Secara Keseluruhan
Hasil dari pelaksanaan perlakuan atau treatment, maka siswa yang memiliki masalah motivasi belajar rendah dapat teratasi melalui konseling
individual dengan pendekatan Realitas. Ini terlihat dari perubahan atau perkembangan klien sesudah pemberian treatment. Setelah diberikan
konseling, klien mengalami perubahan dan lebih termotivasi dalam belajar. Klien mengalami perubahan karena klien benar-benar ingin memecahkan
masalahnya. Klien ingin lulus dengan mendapatkan hasil yang memuaskan. Klien membiasakan untuk membangkitkan kemauan dan semangatnya untuk
belajar lebih rajin dan dengan mengingat kembali bahwa ujian sudah dekat akan membuat dirinya belajar lebih rajin supaya mendapatkan nilai yang
bagus. Tanggung jawab klien tentang belajar sudah muncul dan terpelihara,
84
selain itu klien juga menyadari menyontek adalah hal yang tidak baik dan melanggar peraturan. Berikut perkembangan klien selama mengikuti konseling
dapat dilihat dengan jelas melalui tabel 4.4:
Tabel 4.4 Perkembangan Klien I Selama Mengikuti Konseling N
o Pertemuan
Evaluasi Understanding Comfort Action
1. Pertama Fase
1: keterlibatan
Memahami bahwa klien harus bisa
memecahkan permasalahan yang
sedang dihadapi dan membutuhkan
bantuan. Merasa senang dan
terbuka, klien sudah merasa
nyaman untuk mengungkapkan
permasalahannya Akan mencari
jalan keluar atau penyelesaian
dari permasalahan
yang sedang dihadapi
sehingga dapat meningkatkan
motivasi belajarnya lagi.
2. Kedua Fase
2: Eksplorasi
keinginan, kebutuhan
dan persepsiwan
ts and needs Klien mengetahui
bahwa dengan sikapnya yang malas
untuk belajar merupakan tindakan
yang tidak benar atau kurang tepat.
klien memahami pentingnya tugas
yang diberikan guru dan mengerjakan
soal-soal untuk latihan.
Merasa bingung bagaimana cara
meningkatkan motivasi belajar
Berusaha untuk bisa semangat
lagi dalam belajar,
sungguh- sungguh dalam
mengerjakan tugas dan tidak
mengeluh ketika mendapat tugas
banyak.
3. Ketiga Fase
3: Eksplorasi
arah dan tindakan
direction and doing
Memahami bahwa tindakan yang
dilakukan belum maksimal,
memahami dorongan dalam belajar itu
diperlukan. Klien merasa
senang karena ada pemahaman baru
tentang berbagai tindakannya selama
ini Berusaha lebih
baik lagi dalam mendorong diri
untuk belajar.
85
4. Keempat Fase
keempat: evaluasi diri
self evaluation
Memahami bahwa tindakannya selama
ini belum optimal, masih ada keraguan
dalam menjawab pertanyaan dan
memahami kesibukannya dapat
mengganggu belajarnya.
Merasa senang, klien dapat menilai
tindakannya selama ini
Membangkitkan kemauan dan
membiasakan belajar secara
rutin. Klien memilih untuk
mengatur waktu belajar, berusaha
menyukai pelajaran
meskipun sulit dan membuat
lebih menarik untuk
meningkatkan motivasi
belajarnya
5. Kelima Fase
5: Rencana dan
tindakan planning
Klien mengerti tentang rencana
tindakan yang akan dilakukan sesuai
komitmen. Merasa nyaman
dan senang dapat merencanakan
tindakan untuk meningkatkan
motivasi belajar Klien memilih
membangkitkan kemauan dan
semangat untuk belajar demi
meraih cita-cita yang diinginkan
dan berusaha lebih giat dalam
belajar
Dalam pertemuan ini berlangsung fase konseling dan fokus dalam perilaku dan waktu sekarang. Dalam fase pertama yaitu keterlibatan, fase ini
untuk membina hubungan baik dengan klien dan juga untuk memperoleh banyak keterangan atau informasi mengenai inti permasalahan klien yaitu
mengalami motivasi belajar rendah, penyebabnya adalah kesibukannya yang membuat dirinya menjadi malas belajar. Fase kedua yaitu eksplorasi
keinginan, kebutuhan dan persepsi wants and needs. Hasil dari pertemuan
86
sebelumnya yakni siswa memahami permasalahannya dan ingin mendapatkan solusi dalam memecahkan masalah. Dalam fase ini, konselor berusaha
mengungkapkan semua kebutuhan dan keinginan klien beserta persepsi klien terhadap kebutuhannya. Dan klien mengalami hambatan dalam kebutuhan
prestasi, mencintai dan dicintai serta kebutuhan kesenangan. Klien memahami semua keinginannya, kebutuhan dan persepsi. Klien memiliki
komitmen berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan motivasi belajarnya. Fase berikutnya yaitu fase 3: eksplorasi arah dan tindakan untuk mengetahui
apa saja yang telah dilakukan klien guna mencapai kebutuhannya. Tindakan yang dilakukan oleh klien yang dieksplorasi berkaitan dengan masa sekarang.
Pada pertemuan ini klien mengungkapkan tindakan yang dilakukan selama ini dalam rangka meningkatkan motivasi belajarnya yaitu mengikuti les private,
belajar kelompok, membuat rumus Bahasa Inggris, dan berhenti dari klub basket. Fase keempat yaitu evaluasi diri self evaluation, dalam fase ini klien
dapat mengevaluasi semua tindakan yang selama ini dilakukan masih belum optimal dan masih ada tindakan yang kurang tepat. Pada pertemuan ini adalah
fase terakhir yakni fase kelima: rencana dan tindakan planning, klien merencanakan tindakan-tindakan yang mendukung untuk meningkatkan
motivasi belajar dan yang paling utama klien memilih alternatif untuk meningkatkan motivasi belajarnya yaitu untuk membangkitkan kemauan dan
semangatnya untuk belajar lebih rajin dan dengan mengingat kembali bahwa ujian sudah dekat akan membuat dirinya belajar lebih rajin supaya
mendapatkan nilai yang bagus. Keputusan yang klien mampu memotivasi diri
87
dalam belajar dengan menyadari tanggung jawabnya sebagai seorang belajar dan pentingnya belajar untuk persiapan ujian nasional dan didukung dengan
rencana tindakan antara lain: 1
Klien berusaha membagi waktu antara belajar dengan kegiatan 2
Mengikuti les privat Bahasa Inggris. 3
Melakukan belajar kelompok. Dalam pertemuan terakhir yaitu pertemuan yang membahas evaluasi
secara keseluruhan terhadap proses konseling dan mengetahui perkembangan klien. Evaluasi setelah mendapatkan konseling klien berusaha untuk lebih
meningkatkan motivasi belajarnya, berusaha untuk lebih giat belajar, membagi waktu antara kegiatan dan belajar. dan klien sudah melaksanakan
komitmennya dan membawa dampak yang baik bagi perkembangan prestasi belajarnya.
Dari hasil observasi selama melakukan konseling individual dengan pendekatan realitas, klien sudah mulai mengalami banyak perubahan.
Awalnya klien kurang memiliki tanggung jawab tentang belajar dan masih mengabaikan pentingnya belajar, selama konseling berlangsung klien mulai
menyadari pentingnya belajar dan tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar. Hal ini juga diungkapkan oleh wali kelas yang merasa bahwa klien
sudah ada kemajuan dan prestasinya sudah membaik daripada sebelumnya, begitu pula yang diungkapkan oleh guru pembimbing yang melihat perubahan
klien.
88
Setelah peneliti dan klien mengadakan kesepakatan bahwa tidak ada upaya tindak lanjut dengan layanan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena
klien sudah bisa berubah lebih termotivasi dalam belajar dan dapat mengatur waktu. Untuk mengetahui perkembangan klien dan memelihara kondisi
supaya klien tetap menjaga motivasi belajarnya maka diperlukan penilaian jangka menengah dan jangka panjang. Hal ini dilakukan oleh peneliti dan
bekerjasama dengan guru pembimbing.
4.1.2.1.8 Evaluasi pada Proses Kegiatan Konseling Klien I