Keterbatasan Penelitian Simpulan STUDI KASUS TENTANG MOTIVASI BELAJAR RENDAH PADA SISWA KELAS IX MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN REALITAS DI SMP N 2 REMBANG TAHUN PELAJARAN 2010 2011

152 pendekatan realitas. Ini terlihat dari perubahan atau perkembangan klien sesudah pemberian treatment yaitu siswa telah adanya masalah yang dihadapi, siswa telah memahami permasalahan yang dihadapi, siswa telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima kenyataan diri dan masalahnya secara obyektif, siswa telah menurun ketegangan emosinya, siswa telah menurun penentangan terhadap lingkungannya, siswa mulai menunjukkan kemampuannya dalam mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara sehat dan rasional, siswa telah menunjukkan kemampuan melakukan usaha–usaha perbaikan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar pertimbangan dan keputusan yang telah diambilnya, klien dapat merencanakan tindakan yang dapat dilakukan secara nyata. Klien lebih memahami kenyataan yang ada dan lebih bertanggung jawab dalam belajar dan klien dapat menyusun rencana tindakan ke arah nyata untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Setelah peneliti dan klien mengadakan kesepakatan diperoleh kesepakatan bahwa tidak ada upaya tindak lanjut. Hal ini disebabkan klien sudah bisa berubah dan lebih meningkatkan motivasi belajarnya. Peneliti bekerjasama dengan guru pembimbing untuk mengetahui perkembangan klien dan memelihara kondisi supaya klien tetap menjaga motivasi belajarnya maka diperlukan penilaian jangka menengah dan jangka panjang.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan sudah dilakukan sebaik mungkin dan sesuai dengan prosedur penelitian yang telah ditetapkan, namun tetap ada katerbatasan 153 dalam penelitian ini. Keterbatasan dalam penelitian ini berkaitan dengan pelaksanaan konseling individual dengan pendekatan realitas yang belum optimal. Pelaksanaan konseling ini dilaksanakan pada saat jam kosong, pada saat istirahat dan pulang sekolah sehingga pada saat konseling siswa memikirkan pelajaran berikutnya. Dan ketika pulang sekolah juga ada jam tambahan sehingga waktunya terbatas. Klien tidak mau untuk direkam jika direkam ada ketertutupan dari klien dan jika itu terjadi maka akan menghambat jalannya proses konseling. Alat pengumpul data yang digunakan sudah cukup lengkap dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi tetapi di akhir pertemuan konseling peneliti hanya melakukan evaluasi secara lisan tanpa ada laiseg yang tertulis karena setelah proses konseling, klien harus melakukan kegiatan lainnya dan tidak sempat untuk memberikan penilaian segera secara tertulis sehingga yang dihasilkan masih belum sempurna dan belum sesuai dengan apa yang diharapkan. 154 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada tiga siswa di kelas IX SMP N 2 Rembang yaitu BN, HS, dan Si maka dapat di ambil simpulan bahwa masalah motivasi belajar rendah dapat teratasi setelah diberikan konseling individual dengan pendekatan realitas yang menggunakan prinsip 3R yaitu right,responsibility dan reality. Hal ini dapat terlihat dari hasil konseling yang diberikan menunjukkan data sebagai berikut: 1 Klien BN Klien BN dapat menyadari pentingnya motivasi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Klien mengumpulkan tugas tepat waktu, dapat lebih yakin dengan jawabannya sendiri ketika mendapatkan pertanyaan dari guru, adanya dorongan untuk melakukan kegiatan belajar kelompok dengan teman- temannya dan klien sudah dapat mengatur waktu antara kegiatan dan belajar. Klien yang sebelumnya lebih suka bercanda dan menghadapi segala sesuatu dengan santai, saat ini menjadi lebih fokus dan serius dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa tanggung jawab sebagai seorang pelajar sudah muncul dan siswa lebih termotivasi untuk belajar. 155 2 Klien HS Klien HS dapat menerima kenyataan tentang sikap orang tua yang merupakan salah satu wujud dari perhatian, tidak melamun dan dapat konsentrasi dalam menerima pelajaran di kelas, mulai terbuka ketika mendapatkan permasalahan dan tidak terlalu menjadi beban pikiran. Klien menjadi lebih tekun dalam belajar, dapat lebih percaya dengan keyakinan jawabannya sendiri dalam menjawab pertanyaan, adanya keinginan untuk berhasil dalam mencapai tujuan belajar, dan sudah dapat bersikap positif dalam menerima keadaan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah dapat menumbuhkan tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar dan lebih termotivasi dalam belajar. 3 Klien Si Klien Si menyadari sikap putus asanya dapat merugikan dirinya sendiri, menjadi lebih yakin dengan kemampuan yang dimiliki, senang dalam mencari dan mengerjakan soal-soal dalam menunjang kegiatan belajar. Padahal sebelumnya klien memilih untuk melakukan hal lain yang lebih menyenangkan dibanding belajar dan saat ini klien dapat lebih terdorong untuk belajar dan bersikap lebih positf dalam menghadapi kegagalan. Klien dapat konsentrasi dalam belajar dan berusaha melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan belajarnya. Hal ini menunjukkan bahwa klien sudah lebih termotivasi dalam belajar. 156

5.2 Saran

Dokumen yang terkait

Penggunaan Konseling Sebaya Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IX MTs Assalam Tahun Pelajaran 2011/2012

0 8 13

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 8 61

UPAYA MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS SEKOLAH MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN BEHAVIOR TEKNIK KONTRAK PERILAKU (Penanganan Kasus Pada Siswa SMP Negeri 4 Rembang)

38 233 360

PERAN BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (studi kasus SMP Muhammadiyah 1 Surakarta) TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 1 22

Upaya Mengatasi Permasalahan Rendahnya Tanggung Jawab Belajar Melalui Konseling Individual Dengan Pendekatan Konseling Realita (Penanganan Kasus Pada 3 Orang Siswa Kelas IX D di SMP Negeri 3 Pekalongan Tahun Pelajaran 2011/2012).

0 0 1

Penanganan Kasus Rendahnya Kemadirian Belajar Siswa Melalui Konseling Individual dengan Pendekatan Konseling Behavioristik Teknik Self-Management Pada 3 Orang Siswa Kelas IX.F di SMP Negeri 13 Pekalongan.

0 0 1

Upaya Mengatasi Self Disclosure Rendah pada Siswa yang Orang Tuanya BrokenHome melalui Konseling Individual menggunakan Pendekatan Trait and Factor di SMP N 1 Ungaran (Pada Kasus Enam Orang Siswa).

0 0 1

(ABSTRAK) STUDI KASUS TENTANG MOTIVASI BELAJAR RENDAH PADA SISWA KELAS IX MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN REALITAS DI SMP N 2 REMBANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 2 2

KEEFEKTIFAN KONSELING MELALUI PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DENGAN TEKNIK TIME PROJECTION UNTUK MENGURANGI PERILAKU MEROKOK (Studi Kasus Pada Siswa Kelas IX C Di SMP N 2 Jaken) -

0 0 75

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA ( STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TLOGOWUNGU PATI TAHUN AJARAN 20112012 )

0 0 16