Pembahasan STUDI KASUS TENTANG MOTIVASI BELAJAR RENDAH PADA SISWA KELAS IX MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN REALITAS DI SMP N 2 REMBANG TAHUN PELAJARAN 2010 2011

147

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMP N 2 Rembang mengungkapkan siswa yang memiliki masalah yang berkaitan dengan motivasi belajar rendah. Siswa yang mengalami kesulitan belajar menunjukkan adanya kepribadian yang seharusnya tidak muncul, salah satunya yaitu lemahnya motivasi belajar. Permasalahan ini muncul dengan berbagai faktor yang membuat motivasi belajar rendah. BN ada masalah dengan kesibukannya yang membuat dirinya malas, prestasinya rendah sehingga motivasi belajarnya menurun, HS ada permasalahan keluarga yang membuat motivasi belajarnya menurun, Si ada rasa putus asa mendapatkan nilai jelek dan kurang memahami pelajaran sehingga membuat Si malas dan mengakibatkan motivasi belajarnya menurun. Apabila permasalahan ini tidak mendapat perhatian dan penanganan, maka dapat mengganggu perkembangan prestasi siswa selanjutnya. Untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa diberikan konseling individual dengan pendekatan Realitas sehingga dengan terselesaikannya msalah dapat meningkatkan motivasi belajarnya. Motivasi belajar sangat penting bagi siswa dan harus dimiliki oleh semua pelajar dalam prosesnya dapat dilihat melalui tanda-tanda yaitu 1 ketekunan menghadapi tugas, 2 keuletan menghadapi kesulitan, 3 kesenangan bekerja mandiri, 4 kepercayaan pada hal yang diyakini, 5 kesenangan mencari dan memecahkan soal-soal, 6 hasrat dan keinginan berhasil, 7 dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 8 kegiatan yang menarik dalam belajar variasi dalam aktivitas belajar, 9 lingkungan belajar. Selama ini, siswa kurang mampu 148 meningkatkan motivasi belajar. Siswa-siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, kurang antusias dalam mengikuti pelajaran di kelas, ada juga yang menyontek ketika ulangan dan cenderung malas melakukan kegiatan belajar dan cenderung mengeluh apabila mendapat tugas yang banyak dari guru. Upaya untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan motivasi belajar yang rendah digunakan konseling individual dengan pendekatan realitas yang mengacu pada konsep peningkatan motivasi belajar yaitu dengan klien membangkitkan kemauan dan semangatnya untuk belajar serta menumbuhkan minat belajarnya. Konseling individual melalui pendekatan realita mengarah pada pembentukan dan perubahan tingkah laku kearah yang nyata yang dapat diwujudkan dalam berbagai perencanaan perubahan perilaku yang bersifat realistis. Pada dasarnya konseling realitas membantu individu dalam meraih identitas sukses dengan menggunakan tiga prinsip dasar yaitu right, responsibility dan reality. Konseling realitas ini dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi belajar pada siswa berprestasi rendah dalam memilih dan kemudian berkomitmen atas keputusannya. Siswa dapat menjadi lebih bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan lebih termotivasi dalam belajar. Mampu menilai perilakunya sendiri dan menyusun rencana-rencana perilaku yang tepat untuk tujuan hidupnya sendiri. Klien Bn yang mengalami masalah motivasi belajar rendah yang disebabkan oleh kesibukannya dengan klub basket melalui konseling individual pendekatan realitas dengan prinsip 3R diarahkan untuk mengetahui kebutuhan dan tanggung jawab utama sebagai seorang pelajar dan mengarah pada tingkah laku yang nyata sesuai dengan norma yang berlaku di sekolah. Klien dapat 149 menumbuhkan motivasi belajarnya dengan melihat kenyataan yang ada bahwa siswa sudah kelas IX dan membutuhkan motivasi belajar untuk menghadapi ujian nasional. Bahasa Inggris juga merupakan mata pelajaran yang penting karena merupakan Bahasa Internasional dan merupakan salah satu pelajaran yang ada dalam ujian nasional. dengan konseling pendekatan realitas klien dapat merencanakan tindakan yang nyata untuk mencapai tujuan belajarnya dan klien berusaha untuk mengurangi kegiatan di klub basket dengan mengatur jadwal antara kegiatan dan belajar. Klien HS mengalami masalah motivasi belajar rendah yang disebabkan oleh masalah keluarga yaitu adanya sikap kurang percaya dari orang tua tentang sikap HS sehingga permasalahan tersebut mengganggu pikiran dan menyebabkan motivasi belajarnya terganggu. Konseling individual pendekatan realitas dengan prinsip 3R diarahkan untuk mengetahui kebutuhan dan tanggung jawab utama sebagai seorang pelajar dan mengarah pada tingkah laku yang nyata sesuai dengan norma yang berlaku di sekolah. Kenyataan yang ada ibunya kurang percaya terhadap perilaku dirinya dan klien menanggapinya dengan selalu memikirkan sehingga klien sering melamun. Konseling individual dengan pendekatan realitas mengarahkan klien untuk menerima kenyataan yang ada yaitu sikap yang ditunjukkan ibunya merupakan wujud dari kasih sayang supaya anaknya dapat berkembang lebih baik. Jika klien menyikapi dengan positif maka tidak mengganggu pikiran klien sehingga tanggung jawab klien dalam belajar dapat dilakukan. 150 Klien Si mengalami masalah motivasi belajar rendah yang disebabkan oleh faktor dari dalam diri yaitu adanya rasa putus asa karena mendapatkan nilai jelek pada mata pelajaran Bahasa Inggris dan klien juga kurang memahami Bahasa Inggris sehingga malas untuk belajar. Konseling individual pendekatan realitas dengan prinsip 3R diarahkan untuk mengetahui kebutuhan dan tanggung jawab utama sebagai seorang pelajar dan mengarah pada tingkah laku yang nyata sesuai dengan norma yang berlaku di sekolah. Melalui konseling individual dengan pendekatan realitas, klien manyadari kalau Bahasa Inggris merupakan pelajaran yang penting dan memang tidak semua orang memahaminya, semuanya membutuhkan waktu untuk belajar sehingga dirinya tidak perlu putus asa yang berlebih tetapi berusaha menumbuhkan motivasi belajarnya supaya dapat mencapai tujuan belajar. Klien juga sebentar lagi akan menghadapi ujian nasional dengan reality atau kenyataan saat ini klien dapat lebih termotivasi supaya dapat lulus ujian. Setelah diberikan konseling realitas, klien dapat menumbuhkan tanggung jawab belajarnya dan dapat menyusun rencana untuk mencapai tingkah laku ke arah yang nyata yaitu dengan mencoba memahami setiap kata dalam Bahasa Inggris, membuat variasi dalam belajar, mengikuti belajar kelompok supaya temotivasi dan menghilangkan rasa putus asa karena mendapat nilai jelek. Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai pihak dan konseling yang telah dilakukan, siswa yang memiliki motivasi rendah berdampak bagi perkembangan belajar dan respon dalam mengikuti pelajaran. Dari hasil observasi yang dilakukan selama proses konseling berlangsung menunjukkan ada perubahan dan perkembangan dari klien berkaitan dengan motivasinya. Klien 1 yaitu BN 151 dapat lebih tekun dalam menghadapi tugas, berusaha lebih percaya terhadap hal yang diyakini ketika menjawab suatu pertanyaan, lebih berusaha memecahkan soal-soal, mencoba memberikan dorongan pada diri untuk belajar dengan rajin dengan menyadari tanggung jawabnya tentang belajar, serta membagi waktu antara belajar dan kegiatan supaya lingkungan belajar tidak terganggu. Klien 2 HS yaitu berusaha menyelesaikan tugas, tidak melamun ketika pelajaran, lebih percaya terhadap jawaban sendiri, menyikapi masalah untuk dijadikan dorongan dalam belajar demi membahagiakan orang tua, dan menerima keadaan lingkungan keluarga dan berusaha membuat senyaman mungkin untuk belajar. Klien 3 Si berusaha lebih percaya diri, tidak malas, mengerjakan soal-soal latihan, mendorong diri untuk belajar rajin supaya lebih siap menghadapi ujian kelak, dan berusaha membuat lingkungan lebih nyaman untuk belajar. Pada akhir pertemuan dengan klien diberikan penilaian hasil akhir layanan bimbingan dan konseling. Ketiga klien sudah dapat menyelesaikan masalah yang dialami sehingga dapat merencanakan tindakan yang dapat dilakukan untuk lebih meningkatkan motivasi belajarnya supaya tidak mengganggu kegiatan belajarnya. Penilaian tersebut dapat disimpulkan, yaitu pertemuan pada kegiatan konseling individual ini cukup berarti bagi dirinya, karena dapat menyelesaikan masalah, mengurangi beban pikiran, mengetahui kelebihan dan kelemahan dirinya, memandang suatu masalah dalam kehidupannya dan yang paling penting yaitu mengenai motivasi belajar pada siswa yang berprestasi rendah dapat meningkat. Dari hasil pemberian konseling siswa yang mengalami masalah motivasi belajar rendah dapat teratasi dengan menggunakan konseling individual dengan 152 pendekatan realitas. Ini terlihat dari perubahan atau perkembangan klien sesudah pemberian treatment yaitu siswa telah adanya masalah yang dihadapi, siswa telah memahami permasalahan yang dihadapi, siswa telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima kenyataan diri dan masalahnya secara obyektif, siswa telah menurun ketegangan emosinya, siswa telah menurun penentangan terhadap lingkungannya, siswa mulai menunjukkan kemampuannya dalam mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara sehat dan rasional, siswa telah menunjukkan kemampuan melakukan usaha–usaha perbaikan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar pertimbangan dan keputusan yang telah diambilnya, klien dapat merencanakan tindakan yang dapat dilakukan secara nyata. Klien lebih memahami kenyataan yang ada dan lebih bertanggung jawab dalam belajar dan klien dapat menyusun rencana tindakan ke arah nyata untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Setelah peneliti dan klien mengadakan kesepakatan diperoleh kesepakatan bahwa tidak ada upaya tindak lanjut. Hal ini disebabkan klien sudah bisa berubah dan lebih meningkatkan motivasi belajarnya. Peneliti bekerjasama dengan guru pembimbing untuk mengetahui perkembangan klien dan memelihara kondisi supaya klien tetap menjaga motivasi belajarnya maka diperlukan penilaian jangka menengah dan jangka panjang.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Penggunaan Konseling Sebaya Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IX MTs Assalam Tahun Pelajaran 2011/2012

0 8 13

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 8 61

UPAYA MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS SEKOLAH MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN BEHAVIOR TEKNIK KONTRAK PERILAKU (Penanganan Kasus Pada Siswa SMP Negeri 4 Rembang)

38 233 360

PERAN BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (studi kasus SMP Muhammadiyah 1 Surakarta) TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 1 22

Upaya Mengatasi Permasalahan Rendahnya Tanggung Jawab Belajar Melalui Konseling Individual Dengan Pendekatan Konseling Realita (Penanganan Kasus Pada 3 Orang Siswa Kelas IX D di SMP Negeri 3 Pekalongan Tahun Pelajaran 2011/2012).

0 0 1

Penanganan Kasus Rendahnya Kemadirian Belajar Siswa Melalui Konseling Individual dengan Pendekatan Konseling Behavioristik Teknik Self-Management Pada 3 Orang Siswa Kelas IX.F di SMP Negeri 13 Pekalongan.

0 0 1

Upaya Mengatasi Self Disclosure Rendah pada Siswa yang Orang Tuanya BrokenHome melalui Konseling Individual menggunakan Pendekatan Trait and Factor di SMP N 1 Ungaran (Pada Kasus Enam Orang Siswa).

0 0 1

(ABSTRAK) STUDI KASUS TENTANG MOTIVASI BELAJAR RENDAH PADA SISWA KELAS IX MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN REALITAS DI SMP N 2 REMBANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 2 2

KEEFEKTIFAN KONSELING MELALUI PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DENGAN TEKNIK TIME PROJECTION UNTUK MENGURANGI PERILAKU MEROKOK (Studi Kasus Pada Siswa Kelas IX C Di SMP N 2 Jaken) -

0 0 75

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA ( STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TLOGOWUNGU PATI TAHUN AJARAN 20112012 )

0 0 16